Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wiracarita Asmara

3 Agustus 2019   21:30 Diperbarui: 3 Agustus 2019   21:38 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/mybektiblog (diolah kembali oleh penulis)

Berdiri di ambang batas waktu, mencoba meniup seuntai huruf hidup diantara derap harap, karyakan sekelumit wajah yang tertumpah di atas kertas 

Lepas mendulang cinta pada asmara nan menggoda dawat atas pena sastra dalam bentukan rumpun aksara

Bangkit aku dari mati pada kepasrahan diri, bilamana mendapatkan luhur pelukmu dulu yang membiusku dalam rimba agung pesona santunmu

Diatas batas tepi luka yang tertoreh dalam segara imaji yang mampir, meski hanya sekejap namun tak pernah mampu kau tangkap

Langkahmu berderap membuka tirai nirwana, telah langkahi batas lini pengabdian anak-anak panah pada busurku yang siap beradu dengan baju zirahmu

Mendapatimu kini berdiri berhadapan di bawah panji lawan, aku tak pula heran

Selangkah lagi kau maju, setebal apa pun perisaimu, anak panah ini siap mencari celah menuju jantungmu

Kumohon jangan lagi kau melaju, karena ku tahu dalam beku dan diammu, kau tak mampu tuangkan kembali arak cinta dalam cawan emas asmara kita yang dulu kau puja

Restu nirwana telah memutuskan kau dan aku berada di lini yang berbeda, bukan untuk saling menyapa dalam asmara yang kita duga sama

Baiklah damai menerawang jiwa, kumohon jangan ada murka, biarkan aku menutup masa ini dengan asa, kau tak lagi ingat pernah punya asmara dalam cawan berjudul cinta

*Solo, tiga nol delapan satu sembilan

#guecintaindonesia #srikandi #wayangjawa #ladywarior

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun