Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ardhito Pramono, Musisi Jazz Muda dan Videoklip Interaktifnya

16 Juli 2019   07:52 Diperbarui: 16 Juli 2019   08:06 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Pinterest/ Devinta Magdalena

Hai, hai, hai,...guys. Ketemu lagi nih sama si usil yang masih suka nulis, yups... yang hari ini lagi pengen bagi cerita soal penyanyi jazz muda, di negara kaya raya bernama Indonesia.

Saya sempat menunggu sebuah artikel kece tentang penyanyi jazz negri sendiri. Tapi, sepertinya saya belum menjumpainya.

Hmmm....baiklah, ijinkan saya berbagi cerita tentang musik seksi nan menawan ini.

Musik jazz di kalangan anak muda Indonesia saat ini sebenarnya sudah mulai merangkak menuju puncak. Ya, masih di bawah musik indie sih, tapi kemolekannya kini mulai dilirik kaum muda milenial untuk dirambah dan digemari.

Terbukti dari beberapa ajang jazz festival di berbagai belahan dunia (cie...belahan dunia, katanya).... Ya, beberapa festival jazz yang digelar di beberapa tempat di bumi Pertiwi ini, baik yang bersifat lokal maupun internasional, selalu dipadati oleh kaum muda.

Bukti lainnya, adalah bahwa kini ada begitu banyak musisi-musisi jazz yang bukan angkatan "Babe gue" mulai muncul menghiasi beberapa label musik ternama di Indonesia. 

Kepiawaian mereka dalam bersaing di dunia musik jazz tak kalah hebat dengan musisi jazz lawas maupun anyar, baik lokal maupun internasional.

Kali ini, saya akan mencoba berbagi cerita tentang seorang musisi jazz muda berbakat yang banyak digandrungi kaum hawa. Ardhito Pramono.

Siapa tak kenal sosok Ardhito Pramono? 

Lelaki muda berkacamata penuh talenta, Ardhito Rifqi Pramono, atau lebih dikenal sebagai Ardhito Pramono dengan kemahirannya memainkan tuts piano bernuansa jazzy membuat hati meleleh, bersama setiap syair lagu yang dibawakannya.

Suara yang benar-benar khas seorang Ardhito, membuai angan saya, andai saja musisi ini berkolaborasi dengan Frank Sinatra, wow...tak terbayangkan indahnya.

Covering lagu Frank Sinatra yang berjudul Fly Me To The Moon merupakan awal pertama saya mengenal suara berat sarat kesan yang mendalam dari seorang Ardhito Pramono.

Mengawali karir musiknya di tahun 2016, Ardhito mencoba merasuk dan memasuki dunia musik Indonesia membawa musik indie garapannya. Alhasil, anak muda jebolan sekolah perfilman Sidney ini mampu menjawab kebutuhan anak muda Indonesia akan musik jazz. 

Videoklipnya yang berjudul The Sun mampu merebut hati anak-anak muda pecinta kopi dan senja. Lalu lewat pengalaman pribadinya, ia pun menulis kembali satu lagu berjudul What Do You Think About Me (videoklipnya akan kita bahas setelah ini). 

Bukan itu saja, pemuda kelahiran Jakarta, 22 Mei 1995 ini menulis Bitter Love berdasar pengalaman pribadinya saat bekerja sebagai creative planner dan music director.

Kemampuannya dalam bermusik yang sangat didukung oleh talentanya, terlihat pada beberapa alat musik yang mampu ia kuasai seperti drum, gitar, keyboard, dan bass. 

Namun yang mengherankan saya adalah kemahirannya bermain piano yang ternyata baru saja ia pelajari pada tahun 2014 yang lalu, hanya melalui YouTube. 

Mahir membaca not balok?... No, no, no. Menurut pengakuannya, Ardhito atau lebih akrab disapa Dhito ini ternyata hanya bisa membaca cord. Hmmm,....ajib beneeer....

Kemampuan musikalitasnya pun tak hanya terbatas pada musik jazz saja. Ia mampu pula melakukan beatbox, dan menggandrungi musik-musik bergenre selain Jazz. 

Terlihat dari sederet musisi luar negeri dan lokal dalam berbagai genre menjadi musisi kebanggaannya, seperti Radiohead, Billy Holiday, Dean Martin. Beberapa penyanyi Indonesia lama,seperti Bing Slamet,Oddie Agam, Theresa Zen, serta beberapa penyanyi kekinian seperti White shoes, Danilla Riyadi, Superman Is Dead, termasuk pula Dewa.

Beberapa lagu Indonesia Lama pun ia bawakan dengan sangat manis, bersama suara vokalnya yang terdengar khas, seperti lagu Ismail Marzuki, Jas Merah dan Juwita Malam. 

Beberapa lagu hasil kolaborasinya dengan peniup saxophone asal negri sendiri, Okysyawky tertuang dalam lagu Juwita Malam dan Burung Camar mampu membawa kesan baru pada lagu lawas tersebut.

Keunikan videoklip Sang Ardhito

Masih kurang puas dengan info seputar Ardhito Pramono? Mari kita kulik videoklipnya. 

Beberapa videoklip Ardhito menyuguhkan visual yang lain dari yang biasanya. 

Cukup sederhana. Hanya menampilkan kebersamaannya bersama rekan-rekannya, atau sekedar ia duduk bermain keyboard kebanggaannya di sebuah cafe dengan spotlight manis, mampu membuat beribu mata viewers menggemari videoklip tersebut. 

Salah satu videoklip milik Ardhito yang ingin saya bagikan dan sangat menarik hati saya adalah videoklip lagu yang berjudul What Do You Think About Me.

Videoklip hasil garapan sutradara Tengku Fakih yang diunggah di YouTube tahun 2017 ini terpilih menjadi original soundtrack film Bittersweet.

Dalam videoklip yang berdurasi sekitar 3,5 menit ini, kita diajak untuk berinteraksi dengan Ardhito melalui sebuah "aktivitas", yang ia sebut sebagai "the art of letting go"(sebuah seni keikhlasan).

Unik, karena dalam video ini viewer disapa dan diajak untuk memejamkan mata selagi vokal Ardhito mengalun lembut. 

Saat memejamkan mata, ia mengajak kita, para viewer, untuk membayangkan orang yang pernah hadir dalam hidup kita (bisa jadi orang yang sangat berarti),hadir di samping kita. Memejamkan mata dan membayangkan. 

Jangan dikira video ini akan menyuguhkan visual menarik saat viewer memejamkan mata selama 30-40 detik. Pada saat itu, layar monitor viewer akan kosong. Benar-benar seperti saat monitor gawai atau PC dalam kondisi nonaktif.

Hingga bagian yang tak kalah menariknya dari videoklip ini adalah endingnya. 

Pada saat Sang Ardhito selesai menyanyikan lagu ini, ada sedikit outro sebagai penutup lagu. 

Nah, pada bagian ini, Ardhito berusaha untuk menyampaikan pesan lagu yang sedang ia bawakan dengan mengutip salah satu kalimat dalam buku karya Bung Karno, berjudul Sarinah.

Penyayi yang saat ini bernaung di bawah sebuah label musik majority Sony Music Entertainment, makin melenggang manis dalam dunia entertainment. Terbukti pula  kala beberapa event jazz di Indonesia mempercayakan beberapa sesi perform kepadanya dalam bermain musik jazz.

Salah satu perform terbaiknya adalah pada Mangkunegaran Jazz Festival di Puro Mangkunegaran, Solo pada 29-30 Maret 2019 yang lalu, bersama Eva Celia, Lianne La Havas, D' Massive, dan masih banyak musisi jazz lainnya.

Cukup menarik, bukan? Apakah Anda ingin mencoba untuk ikut berinteraksi mencicipi romantisme jazzy-nya? Silakan putar videoklip ini, dan coba rasakan keunikannya.

Nah, sekarang mari kita menikmati bersama  karya anak bangsa yang satu ini.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun