Mohon tunggu...
Diah Lestari
Diah Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Belanja Online di Kalangan Masyarakat Digital

23 Maret 2023   07:45 Diperbarui: 23 Maret 2023   08:23 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan masyarakat saat ini tak luput dari perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan banyak dampak pada kehidupan bermasyarakat. Masyarakat yang awalnya hanya menikmati berita dari koran, sekarang dengan mudah dapat dilihat di gadget yang dimilikinya. Masyarakat yang bergantung pada gadget atau teknologi ini bisa kita kenal dengan masyarakat digital.

Masyarakat digital adalah masyarakat yang mengandalkan atau menggunakan teknologi digital dalam melaksanakan aktivitas. Teknologi digital yang digunakan mempengaruhi interaksi masyarakat di kehidupan sehari-hari. Interaksi dalam masyarakat sangat beragam salah satunya adalah interaksi dalam berbelanja. 

Budaya masyarakat Indonesia yaitu memiliki interaksi yang baik antar sesama manusia. Dalam melakukan transaksi berbelanja, masyarakat Indonesia sangat aktif dalam interaksinya. Ketika mereka berbelanja lalu menawar harga, pasti ada ciri khas yang melekat pada masyarakat Indonesia tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu kegiatan berbelanja secara manual mulai mengalami penurunan. Hal ini berkaitan dengan perkembangan teknologi yang mendorong manusia untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan ini. Salah satu produk dari perkembangan teknologi ini adalah adanya aplikasi belanja online atau sering kita dengar dengan nama online shop atau e-commerce.

Aplikasi berbelanja online merupakan hal wajib yang dimiliki oleh masyarakat digital saat ini. Dengan mudah kita dapat membeli barang yang kita butuhkan. Cara membelinya pun tak sulit dengan memilih barang lalu memesan dan transfer kemudian barang tersebut akan datang ke alamat tujuan kita. Dengan seperti ini kita dapat melihat bahwa masyarakat digital suka dengan hal yang simpel. 

Selain berbelanja barang, masyarakat biasanya menggunakan aplikasi belanja online untuk memesan makanan. Memesan makanan lewat aplikasi seperti ini adalah hal yang biasa kita lihat pada saat ini. Seseorang akan memesan makanan lewat aplikasi lalu diantarkan oleh kurir pemberi jasa di aplikasi tersebut. 

Banyak kemudahan yang diberikan oleh aplikasi belanja online. Di dalam aplikasinya banyak sekali fitur yang memanjakan masyarakat digital untuk bergantung pada aplikasi ini. Seperti yang sebelumnya saya berikan contoh adalah untuk membeli barang kebutuhan dan memesan makanan, namun sebenarnya masih banyak fitur yang ada dalam aplikasi belanja online ini. Kita dapat membeli tiket transportasi, membeli pulsa, membayar tagihan dan banyak hal lain yang dapat masyarakat digital rasakan. Karena dimanjakan oleh banyak fitur yang mudah dan lengkap membuat masyarakat digital lebih menikmati dengan perkembangan teknologi ini.

Pandemi covid-19 berperan juga dalam perkembangan berbelanja online di masyarakat Indonesia. Keadaan memaksa kita untuk berdiam diri di rumah dan mengurangi interaksi dengan orang lain. Karena hal itu, masyarakat mulai mengandalkan teknologi dengan berbelanja online. Pandemi ini juga yang mendorong masyarakat untuk menjadi masyarakat digital.

Budaya Berbelanja Online Masyarakat Digital

Dengan adanya aplikasi belanja online merubah budaya masyarakat khususnya pada masyarakat digital. Masyarakat digital cenderung memanfaatkan teknologi dengan menggunakan aplikasi berbelanja online karena kemudahan dan kepraktisannya. Untuk memilih barang masyarakat digital akan mempertimbangkan harga, karena tidak seperti berbelanja manual kita tidak dapat menawar harga yang sudah tertera. Harga merupakan hal yang penting, disini kita dapat membandingkan harga, lalu mencari harga yang sangat pas lalu dapat membatalkan bila barang yang dijual tidak sesuai dengan harganya. 

Budaya masyarakat digital lainnya saat berbelanja online adalah melihat testimoni atau ulasan yang ada sebelum melakukan proses pembelian. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat memegang barang tersebut dan tidak mengetahui bagaimana kualitasnya. Jika kita melihat ulasan atau testimoni ini kita dapat mempertimbangkan untuk membeli barang tersebut. Influencer yang memberikan ulasan pada produk merupakan salah satu pendukung untuk menjadi bahan pertimbangan dalam membeli produk. Selain ulasan atau testimoni yang diberikan pembeli lain dan influencer, masyarakat digital juga terkadang terpengaruh oleh teman atau kerabat. 

Kelebihan Berbelanja Online

Pertama, lebih efisien. Efisien disini karena dengan berbelanja online kita tidak perlu pergi ke toko atau pasar untuk membeli kebutuhan kita. Pembayarannya yang ditawarkan di aplikasi online juga beragam bisa tunai, e-wallet, atau transfer. Hal seperti ini merupakan sebuah ke efisiensian yang sangat dapat dinikmati oleh masyarakat digital. Karena itulah masyarakat digital menyukai bagaimana cara kerja aplikasi berbelanja online ini. Kita dapat menghemat waktu dan tenaga untuk bisa berbelanja.

Kedua, varian yang beragam dan lengkap. Di dalam aplikasi berbelanja online dengan mudah kita dapat mencari hal yang kita butuhkan dan setelah itu akan muncul berbagai toko yang menjual barang tersebut. Banyak variasi dan kita bebas memilih yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Ketiga, harga lebih murah dari pasar dan adanya promo atau diskon. Harga barang di toko online cenderung lebih murah karena tidak memerlukan biaya operasional yang besar. Di dalam berbelanja online juga masyarakat digital dimanjakan dengan adanya promo atau diskon. Hal ini sangat disukai oleh masyarakat karena kita tidak bisa melakukan tawar menawar dalam membeli barang jadi hal ini harus bisa dimanfaatkan sebaik baiknya oleh masyarakat digital. Promo yang sering digunakkan adalah gratis ongkos kirim. Ongkir reguler daerah Jabodetabek adalah sekitar Rp 10.000, memang tidak seberapa namun bila ada promo gratis ongkir masyarakat akan lebih tertarik.

Kekurangan Berbelanja Online

Pertama, interaksi tatap muka yang berkurang. Dalam kegiatan berbelanja manual interaksi antar manusia sangat terlihat hidup, dan merupakan hal yang identik pada masyarakat indonesia. Ketika kegiatan berbelanja online, interaksi yang terjadi yaitu antara manusia dengan teknologi. Memang ada interaksi melalui fitur chat namun tidak terlalu intens.

Kedua, masih banyak tindak kejahatan. Dalam berbelanja online kita harus hati-hati karena masih banyak tindakan kejahatan yang terjadi. Tindakan kejahatannya seperti tidak memasarkan produk yang sesuai dengan gambar yang diberikan. Memang perlu melihat testimoni pada produk tersebut, dan hal ini merupakan budaya masyarakat digital. Walaupun budaya masyarakat digital yaitu melihat testimoni, tetapi tetap harus bersikap waspada karena masih ada tindakan kecurangan yang tidak dapat dideteksi.

Masyarakat digital merupakan masyarakat yang dimanjakan dengan kemajuan teknologi. Dapat berbelanja dengan mudah karena hanya menggunakan jari telunjuk. Perubahan masyarakat yang awalnya berbelanja dengan tradisional menjadi modern memanfaatkan teknologi memang sudah seharusnya dilakukan dan kita tidak bisa menolaknya. Walaupun masyarakat digital ini sangat menyukai belanja online tetapi tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan belanja secara manual. Hal ini karena melekatnya budaya indonesia pada diri kita.

Referensi: 

Rahayu, L, B. Nur Syam. (2021). Digitalisasi Aktivitas Jual Beli di Masyarakat: Perspektif Teori Perubahan Sosial. Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 4(2), 672-684.

Sazali, Hasan. Fakhrur Rozi. (2020). Belanja Online dan Jebakan Budaya Hidup Digital pada Masyarakat Milenial. JURNAL SIMBOLIKA, 6(2), 85-95.

Utamaya, R, A. Nur Syam. (2022). BUDAYA BELANJA ONLINE GENERASI Z DAN GENERASI MILENIAL DI JAWA TENGAH (Studi Kasus Produk Kecantikan di Online Shop Beauty by ASAME). Jurnal SCRIPTURA, 12(1), 58-71.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun