Pertama, lebih efisien. Efisien disini karena dengan berbelanja online kita tidak perlu pergi ke toko atau pasar untuk membeli kebutuhan kita. Pembayarannya yang ditawarkan di aplikasi online juga beragam bisa tunai, e-wallet, atau transfer. Hal seperti ini merupakan sebuah ke efisiensian yang sangat dapat dinikmati oleh masyarakat digital. Karena itulah masyarakat digital menyukai bagaimana cara kerja aplikasi berbelanja online ini. Kita dapat menghemat waktu dan tenaga untuk bisa berbelanja.
Kedua, varian yang beragam dan lengkap. Di dalam aplikasi berbelanja online dengan mudah kita dapat mencari hal yang kita butuhkan dan setelah itu akan muncul berbagai toko yang menjual barang tersebut. Banyak variasi dan kita bebas memilih yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Ketiga, harga lebih murah dari pasar dan adanya promo atau diskon. Harga barang di toko online cenderung lebih murah karena tidak memerlukan biaya operasional yang besar. Di dalam berbelanja online juga masyarakat digital dimanjakan dengan adanya promo atau diskon. Hal ini sangat disukai oleh masyarakat karena kita tidak bisa melakukan tawar menawar dalam membeli barang jadi hal ini harus bisa dimanfaatkan sebaik baiknya oleh masyarakat digital. Promo yang sering digunakkan adalah gratis ongkos kirim. Ongkir reguler daerah Jabodetabek adalah sekitar Rp 10.000, memang tidak seberapa namun bila ada promo gratis ongkir masyarakat akan lebih tertarik.
Kekurangan Berbelanja Online
Pertama, interaksi tatap muka yang berkurang. Dalam kegiatan berbelanja manual interaksi antar manusia sangat terlihat hidup, dan merupakan hal yang identik pada masyarakat indonesia. Ketika kegiatan berbelanja online, interaksi yang terjadi yaitu antara manusia dengan teknologi. Memang ada interaksi melalui fitur chat namun tidak terlalu intens.
Kedua, masih banyak tindak kejahatan. Dalam berbelanja online kita harus hati-hati karena masih banyak tindakan kejahatan yang terjadi. Tindakan kejahatannya seperti tidak memasarkan produk yang sesuai dengan gambar yang diberikan. Memang perlu melihat testimoni pada produk tersebut, dan hal ini merupakan budaya masyarakat digital. Walaupun budaya masyarakat digital yaitu melihat testimoni, tetapi tetap harus bersikap waspada karena masih ada tindakan kecurangan yang tidak dapat dideteksi.
Masyarakat digital merupakan masyarakat yang dimanjakan dengan kemajuan teknologi. Dapat berbelanja dengan mudah karena hanya menggunakan jari telunjuk. Perubahan masyarakat yang awalnya berbelanja dengan tradisional menjadi modern memanfaatkan teknologi memang sudah seharusnya dilakukan dan kita tidak bisa menolaknya. Walaupun masyarakat digital ini sangat menyukai belanja online tetapi tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan belanja secara manual. Hal ini karena melekatnya budaya indonesia pada diri kita.
Referensi:Â
Rahayu, L, B. Nur Syam. (2021). Digitalisasi Aktivitas Jual Beli di Masyarakat: Perspektif Teori Perubahan Sosial. Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 4(2), 672-684.
Sazali, Hasan. Fakhrur Rozi. (2020). Belanja Online dan Jebakan Budaya Hidup Digital pada Masyarakat Milenial. JURNAL SIMBOLIKA, 6(2), 85-95.
Utamaya, R, A. Nur Syam. (2022). BUDAYA BELANJA ONLINE GENERASI Z DAN GENERASI MILENIAL DI JAWA TENGAH (Studi Kasus Produk Kecantikan di Online Shop Beauty by ASAME). Jurnal SCRIPTURA, 12(1), 58-71.