Mohon tunggu...
Widiana Lestari
Widiana Lestari Mohon Tunggu... Guru - S1 pendidikan Sosiologi_UNJ

Saya suka sekali dengan dunia fiksi, membaca fiksi adalah cara termudah saya memahami setiap kondisi orang lain dengan berbagai karakter. Saya tidak perlu menjadi penjahat untuk mengetahui rasa bersalah ketika menjadi jahat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Impian Sarjana dari Penjuru Pulau Sumatera

1 Oktober 2023   10:23 Diperbarui: 1 Oktober 2023   10:44 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari terus berlalu, akhirnya hari yang di tunggu tiba, hari yang menentukan apakah aku diterima atau tidak di perguruan tinggi impianku. Ada cerita juga di hari itu, dimana pada saat membuka pengumunan kelulusan pada web universitas, sangat di sayangkan aku tidak memiliki handphone atau lehih tepatnya handphone yang aku pergunakan selama ini rusak dan tidak bisa dipergunakan. Tanpa pikir panjang aku meminta bantuan kakak tingkatku yang memang memungkinkan untuk membantuku membuka pengumuman tersebut dengan nomor pendaftaran yang aku berikan.  

Sungguh maha baik Allah dengan segala keagungannya, Beliau membayar kerja kerasku selama 12 tahun lamanya dengan dinyatakan lulusnya aku dan ditambah lagi dengan beasiswa penuh saampai aku lulus 4 tahun kemudian. Luarbiasa rasa haru dan bahagia tiada tara hari itu masih teringat jelas. Ketika kedua orangtua ku tahu akan hal tersebut, mereka tidak sanggup menahan haru dengan sama sama menangis melihat anaknya penuh dengan semangat serta ambisi untuk bisa menjadi seorang sarjana. Tentunya rasa bahagia bercampur dengan rasa khawatir yang menyelimuti hari itu. 

Singkat cerita, aku berangkat pergi dari kediamanku menuju pulau jawa dengan menggunakan jalur darat dan menyebrangi lautan dengan total perjalanan 12 jam lamanya. Masih aku ingat sekali, hari itu bertepatan dengan bulan ramadhan. Aku yang hanya membawa uang secukupnya tidak tahu nanti akan tinggal di mana dan bagaiman, yang terpenting adalah bagaimana caranya aku bisa sampai ke kampus agar tidak ketinggalan acara registrasi mahasiswa baru. Tepat pukul 04.00 WIB pagi, aku diturunkan oleh supir travel di depan masjid kampusku. Untungnya aku diturunkan di depan masjid yang sekalugus menjadi tempat pertamaku untuk beristirahat setelah menempuh perjalan panjang. Tidak lupa aku beristirahat sejenak dan meminum air yang ada di boto mineral yang juga menandakan aku sahur di hari itu. Di Masjid itu juga menjadi saksi bisu awal mula perjalananku menapaki kaki menjadi seorang mahasiswa. 

Setelah selesai dengan urusan pribadi seperti mandi, sholat dan juga istirhat, aku kembali meneruskan perjalan menuju fakultasku. Jarak dari masjid menuju fakultas lumayan jauh sehingga aku terlebih dahulu berhenti di salah satu pelataran dengan tangan yang menarik kopor berisikan baju dan juga perlengkapanku. Karena jauhnya perjalanan dan mata yang belum kunjung tidur semalaman, aku tertidur di pelataran salah satau fakultas yang tidak salah fakultas seni. Satu jam aku tertidur dan dibangunkan oleh petugas keamanan yang sedang berjaga di wilayah tersebut. 

Setelah proses registrasi selasai, pada hari itu juga aku resmi dinyatakan sebagai mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri. Sedikit menghela nafas lega dan tentunya dabarengi dengan rasa bingung akan tinggal dimanakah aku selanjutnya. Akhirnya aku bertemu dengan 4 teman lainnya yang pada saat itu juga kami berkenalan dan memutuskan untuk menyewa sebuah kos kecil dengan harga 4 juta rupiah satu bulannya. Ukuran kos yang sangat kecil untuk 5 orang dan terasa panas serta pengap. Tetapi ini lebih baik dibandingkan aku harus tidur di pinggiran jalan. 

Perkuliahan dimulai dengan masa pengenalan linglungan kampus, mulai dari tingkat Universitas Fakultas dan juga tentunya Prodi. Singkat cerita, masa pengenalan lingkungan kampus selesai, aku aktif kuliah seperti mahasiswa pada umumnya dari hari senin sampai dengan Jumat. Selama perkulihan tentunya banyak sekali rintangan, tantangan dan juga halangan. Tapi berkat kekuatan doa kedua orangtua dan besarnya usaha sertan keinginan, tepat pada tanggal 31 juli 2023 aku dinyatakan lulus dan akan diwisuda pada tanggal 11 September 2023. Sungguh perjalanan belasan tahun yang sangat melelahkan. Seorang anak petani dari penjuru pulau sumatera akan menjadi sarjana. Ternyata memang benar, sebagai orang yang beriman, tidak ada yang tidak mungkin selagi kita terus berupaya dan berdoa serta tuhan menakdirkan maka jadilah. Perjuangan berat telah aku taklukkan dan tentunya ini hanya permulaan duniaku. 

Masih banyak lagi perjuangan yang harus aku perjuangkan demi mencapai mimpi dan kesejahteraan hidup agar terlepas dari kebodohan dan juga kemiskinan. Kemiskinan dan kemiskinan sungguu selalu saja berjalan beriringan dan oleh karena itu, untuk melepaskan rantai kebodohan aku harus terus belajar dan untuk menyingkirkan kemiskinan aku harua pintar dan bekerja keras dari ilmu yang kudapat dengan teramat tidak mudah, karena tidak ada yang akan bisa merubah nasib seorang hamba selain hamba itu sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun