Mohon tunggu...
Diah Dyo
Diah Dyo Mohon Tunggu... Guru - Emak tangguh

Lebih menyukai cerita dengan akhir bahagia, dan berharap bisa membawa kebahagiaan untuk semua

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kazumi and Friends

26 Juni 2023   22:12 Diperbarui: 27 Juni 2023   09:51 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Cerita ini adalah tentang persahabatan anak-anak sekolah menengah atas.  Masa-masa paling mengilat dari sepanjang perjalanan hidup.  Saat mulai berani mencoba merasakan dan mengekspresikan berbagai rasa kehidupan.  Cerita tentang kenyataan dan tantangan hidup, kesetiakawanan, cinta monyet dan juga canda gila-gilaan.  Selamat bernostalgia :D

Bolos Perdana

"Kenan, Farrel n Maura mana?" Teriak seorang gadis berambut kecoklatan dengan kacamata di wajah cantiknya. 

"Udah duluan... Elo sih lama.  Ayo buruan larinya..." Sahut temannya yang berada tiga langkah di depan gadis itu.

Tergesa-gesa dua siswa SMA Pelita Bangsa berlari menuju ke pagar tembok setinggi 150 cm di belakang gedung sekolah mereka.  Mereka adalah Kenan Bagaskara dan Kazumi Shamilla Arkatama, siswa kelas XI IPS 2 yang hari ini membolos di jam pelajaran terakhir karena mereka akan menjenguk teman mereka Banyu yang hari ini di rawat di rumah sakit karena kecelakaan.

"Zu, ayo cepetan... Lo naik duluan ya." Ucap Kenan, remaja tampan keturunan Palembang-Sunda menarik sahabatnya.  Postur tubuh tinggi besar dan kulit putih menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi seorang atlet basket yang terkenal jagoan defense di tim sekolahnya.

"Okay, okay... Ish, deg-degan banget gue!  Tunggu, gue pake apa ya buat pijakannya? Harusnya pake bangku nih..." Jawab Kazumi dengan mata jelalatan mencari benda yang sekiranya bisa ia jadikan pijakan.  Walaupun Kazumi merupakan siswa pemegang ranking pertama di kelasnya sejak dia masih di sekolah dasar, namun pemikiran absurd nya kadang membuat dia terlihat seperti internet berkecepatan 5 Mbps.  Lemot and sering nge-lag.

"Bener juga ya, Zu.  Harusnya tadi elo bawa bangku dari kelas buat pijakan.  Enak tuh!" Sahut Kenan sambil menyalakan membetulkan letak tasnya. "Naik ke punggung gue sini.  Elo pake legging kan?"

"Eh? Tapi jangan ngintip ya." Mata Kazumi menyipit curiga. Tangannya sontak menutupi roknya.  Kaki-kaki panjang dan mulus khas cewek keturunan Jawa Belanda milik Kazumi sebenarnya cukup tertutupi dengan rok yang panjangnya hingga melewati dengkul dan kaos kaki sebetis, ditambah lagi, Kenan adalah sahabat Kazumi yang sudah menganggap Kazumi seperti saudaranya sendiri. Seharusnya Kazumi sudah paham bahwa dirinya tidak akan menggoda iman Kenan.  Tapi bagaimanapun, lebih baik waspada daripada menyesal, bukan?

"Stroberi, mangga, susu... Sorry gak napsu! Buruan, Cumi.  Ntar keburu ketauan guru!!!" gegas Kenan mulai tidak sabar.

"Iya iya... maaf ya sepatu gue ngotorin seragam lo.  Wuiiiih, ternyata dari atas sini langsung keliatan warung emak ya, Ken" ucap Kazumi saat sudah berada di atas tembok pagar sekolah.  Sesaat dia salah fokus dan terpesona dengan pemandangan dari atas pagar sekolahnya.

"Iya, di sebelah kanan ada batang pohon ceri, turun dari situ ya.  Tapi kalo lo masih mau menikmati pemandangan, terserah sih." Sahut Kenan sambil memanjat tembok dan langsung melompat ke bawah dengan entengnya.

Hari ini Kazumi, Kenan, Maura dan Farrel terpaksa harus membolos dari sekolah.  Sebenarnya sih bukan terpaksa ya, mereka memaksakan diri membolos sekolah untuk menjenguk teman mereka, Banyu, yang hari ini dirawat di rumah sakit karena terserempet motor sepulang latihan basket kemarin.  Sebenarnya mereka bisa saja menjenguk Banyu sepulang sekolah nanti.  Tapi karena hari ini adalah hari terakhir Banyu dirawat dan nanti sore Maura ada jadwal les Bahasa Inggris, akhirnya mereka berempat memutuskan untuk membolos di pelajaran Matematika.

Sekedar informasi, Kazumi merupakan satu dari sekian banyak anak yang tidak menyukai pelajaran Matematika.  Selain karena ketidaksukaannya itu, Kazumi juga malas karena Pak Bani, guru Matematika yang mengajar di kelasnya, adalah seorang pria single dengan pembawaan ketus dan jutek.  Hal itu lah yang menambah kemalasan Kazumi untuk mengikuti pelajaran Matematika setiap minggunya.

Kembali kepada keempat anak yang sudah berkumpul di sebuah warung sederhana namun nyaman dan bersih di belakang sekolah mereka.  Warung ini seringkali dijadikan sebagai markas oleh Kazumi dan teman-temannya.  Emak pemilik warung bernama Surti adalah seorang wanita baik hati dan menyenangkan, sehingga membuat siapa saja betah berada di warung ini.

Sekitar 15 menit sebelum Kazumi dan Kenan sampai di warung ini, Maura dan Farrel telah sampai lebih dulu.  Sedangkan Kenan terpaksa harus menunggu Kazumi karena cewek ini harus menjawab panggilan alam sebelum melakukan aksi membolos pertamanya.  Sepertinya Kazumi grogi.

"Cumiiii, lama banget sih lo. Ngapain dulu, heh? Bikin candi di toilet?" Maura langsung memberondong Kazumi dengan suara cemprengnya.

"Hehehe... gue nyariin kacamata gue.  Tadi abis dari toilet gue pikir kacamatanya gue taruh di depan kaca wastafel, eh tenyata di kepala gue.  Panik gue, maklumlah baru pertama kali bolos nih" sahut Kazumi tanpa dosa. Tangannya meraih gelas di hadapan Maura, dan langsung meneguk es jeruk milik temannya.

"Rel, gue abisin ya..." Kenan juga langsung menyambar gelas es teh manis milik Farrel yang sudah berdiri dan bersiap-siap meninggalkan warung emak.  Farrel hanya mengangguk kepalanya sambil bolak-balik memantau ponselnya sebab taxi online yang dipesannya sudah hampir mencapai lokasi mereka.

Setelah selesai membayar minuman mereka, keempat remaja tersebut gegas meninggalkan warung dan berjalan menuju sebuah mobil yang sudah menunggu mereka.  Satu persatu mereka masuk ke dalam mobil tersebut, tinggal tersisa Kazumi yang masih menunggu Maura menempati tempat duduknya. Tiba-tiba...

"Eh itu couch Indra! Pagi, couch Indraaaaa!" Seru Kazumi sambil melambaikan tangannya kea rah pelatih basket yang juga merupakan guru olah raga mereka.

"KAZUMI BODOOOOOOH!!!" maki Maura dan menarik masuk Kazumi dan dalam hitungan detik mobil tersebut mulai melesat meninggalkan couch Indra yang berkacak pinggang. Sepertinya dia mengenali siapa-siapa saja yang ada bersama Kazumi di mobil tersebut.

Dari sisi jalan lainnya pak Indra memperhatikan orang-orang yang sibuk menutupi wajah mereka dengan tengannya. 

"Kalian mau bercanda sama Indra Sukmana ya? Hmmm... Lihat apa yang bakal terjadi besok" Couch Indra bermonolog sambil mengusap-usap jenggot tipisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun