Mohon tunggu...
Diah AyulenaSekarsari
Diah AyulenaSekarsari Mohon Tunggu... Lainnya - Hai... Salam mahasiswa

Halo teman-teman

Selanjutnya

Tutup

Money

Tanah Nganjuk Menghidupkan Warga

26 Oktober 2020   18:18 Diperbarui: 26 Oktober 2020   18:26 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Nganjuk berada di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Madiun, Ponorogo, Kediri, Bojonegoro, dan Jombang. Wilayah kabupaten Nganjuk memiliki banyak potensi ekonomi, baik dibidang usaha, pariwisata, maupun pertanian. Salah satu produk unggulan Nganjuk adalah bawang merah. Menurut website nganjukkab.go.id, Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang produktif untuk berbagai jenis tanaman termasuk bawang  merah. Bawang merah yang sudah dipanen akan di jual ke Pasar Sukomoro, yang terletak di Jl. Raya Surabaya-Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Pasar ini disebut sebagai Sentra Bawang Merah yang berkontribusi produksi nasional sebesar 12.08% dengan hasil panen mencapai 160.000 ton. Karena memiliki lokasi yang strategis, banyak pengunjung yang memang sengaja mampir dan membeli bawang merah ketika melewati jalan raya Surabaya-Sukomoro.

            Sunita Kurniawati, warga Kecamatan Gondang mengaku bahwa menanam bawang merah ini merupakan salah satu usaha yang menjanjikan, terlebih lagi jika diolah menjadi bawang merah goreng akan meraup untung yang lebih banyak. “Saya bisa panen sebanyak 4 Ton jika musim penghujan, dengan luas tanah 1 hektar. Kalau kemarau (hasil panen) bisa 10 Ton ” ujar Sunita Kurniawati. Dalam 4 Ton bawang merah ini diperoleh hasil bersih kira-kira seberat 3,97 Ton karena harus dibersihkan dari kotoran dan tanah yang menempel.

whatsapp-image-2020-10-26-at-16-42-51-5f96b021d541df06d9646172.jpeg
whatsapp-image-2020-10-26-at-16-42-51-5f96b021d541df06d9646172.jpeg
            Jika harga bawang merah sedang turun, Sunita akan menjual beberapa bawang merah goreng yang dikemas dalam plastic. Untuk kemasan bawang merah kecil akan dijual di warung-warung, sedangkan kemasan besar akan dijual di supermarket. Hal ini menjadi trobosan untuk mempertahankan penjualan bawang merah tanpa harus terbuang karena busuk.

            Dari penjualan bawang merah dan bawang merah goreng ini menghasilkan nilai Indeks Material lebih dari 1, sehingga disarankan untuk mendekati sumber bahan baku.

Prodi Ekonomi Pembangunan, FEB Universitas Muhammadiyah Malang

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun