Mohon tunggu...
Diah Ayu Chairani
Diah Ayu Chairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Diah Ayu Chairani

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi Gigi Runcing ala Suku Mentawai yang Jadi Lambang Kecantikan

3 Juni 2022   11:27 Diperbarui: 24 November 2022   23:51 8086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi gigi runcing ini jadi bentuk identitas sosial dan merupakan konsep diri yang bersumber dari keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial yang menganut nilai, norma dan ikatan emosional tertentu yang mampu menyatukan anggota-anggotanya (Tajfel, 1982:2). 

Mengingat proses peruncingan gigi memerlukan pengorbanan, baik rasa sakit dan waktu yang dikeluarkan, perempuan yang menjalankan proses ini tentunya punya perasaan keterlibatan, rasa peduli dan bangga sebagai bagian dari suku Mentawai. 

Sumber: Genpi.co
Sumber: Genpi.co

Namun saat ini tradisi gigi runcing  mulai ditinggalkan, dipengaruhi oleh faktor kebudayaan luar yang masuk, maupun keputusan pribadi untuk tidak mengubah bentuk gigi. Prosesnya yang sakit juga menjadi pertimbangan banyak perempuan untuk melakukan tradisi ini. 

Tradisi gigi runcing  jadi tanda bahwa setiap suku  punya pandangannya masing-masing terkait kecantikan. Aku, kamu dan kita punya definisi kecantikannya yang harus dihargai. Sebagai manusia yang berbudaya, menghargai adalah salah satu cara terbaik hidup di bawah corak kebudayaan.  

Sumber 

Anis Munandar, d. (2022). Keragaman Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat suku Mentawai Di Kawasan Wisata Bahari Pulau Siberut. Menara Ilmu , 1-10.

Nur, M. (2019). Sikerei dalam Cerita Penelusuran Identitas Budaya Mentawai. Jurnal Masyarakat dan Budaya , 89-102.

Rubiati, A. R., & Putra, Y. Y. (2015). Konsep Diri Pada Masyarakat Mentawai yang Memakai Tato. Jurnal RAP UNP, 114-125.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun