Geparang (7/8). Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro telah melaksanakan program kerja monodisiplin dengan memanfaatkan bonggol jagung sebagai bahan pembuatan briket. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu sekitar pukul 18.30 WIB di kediaman ketua RT 2/RW 2.Â
Program kerja ini dilakukan dengan tujuan mensosialisasikan kepada masyarakat Desa Geparang yang dapat memanfaatkan bonggol jagung sebagai bahan pembuatan briket. Diketahui bahwa di Desa Geparang terdapat kebun jagung dimana bonggol jagungnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan briket.Â
Pemanfaatan bonggol jagung ini dapat mendorong masyarakat untuk menjadikan sebagai suatu usaha atau dapat juga penggunaan briket sebagai bahan pengganti gas/minyak tanah.
Briket sendiri merupakan sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api.Â
Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa. Briket dapat dibuat dari bahan baku yang banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti batok kelapa, sekam padi, arang sekam, serbuk kayu (serbuk gergaji), bongkol jagung, daun, dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pembuatanya sebagai berikut: Kumpulkan bonggol jagung. Kemudian, Jemur tongkol jagung di bawah sinar matahari sampai kelihatan semuanya kering. Bakar bonggol jagung. Ketika bonggol jagung sudah menjadi arang siram dengan sedikit air agar bonggol jagung tidak menjadi abu.Â
Jemur arang jagung hingga kering. Kemudian haluskan arang jagung tersebut. Bubuk arang yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tempat untuk dicampur dengan menambahkan perekat yang terbuat dari kanji dan air yang dimasak hingga bening.Â
Setelah bubuk arang tercampur dengan baik, maka adonan tersebut dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pencetakan briket. Briket dicetak dengan menggunakan pipa tabung satu bentuk cetakan.Â
Lalu ditimbang untuk mendapatkan berat awal briket. Simpan briket pada tempatnya, dan mencatat hasil pengukuran seperti berat briket. Melakukan proses pengeringan 2-3 hari sampai benar-benar kering. Briket siap digunakan.
Dalam pembuatan briket terdapat faktor yang harus diperhatikan yaitu bahan baku dari briket sendiri dan perekat yang digunakan. Briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di tangan.Â
Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi kriteria sebagai berikut: mudah dinyalakan, tidak mengeluarkan asap, emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun, kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama dan menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran dan suhu pembakaran yang baik).
Pemanfaatan bonggol jagung sebagai bahan baku pembuatan briket ini memiliki keunggulan selain bahan yang mudah didapatkan juga penggunaan briket dari bonggol jagung jika digunakan untuk memasak dapat bertahan selama 6 jam. Waktu yang cukup lama dan tentunya sangat efektif untuk menggantikan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji.
Peluang bisnis briket ini sangat menguntungkan jika dilakukan dengan serius. Pembuatan briket yang tergolong mudah dan bahan baku yang digunakan juga berasal dari bahan yang alami seperti bonggol jagung. Bonggol jagung ini merupakan limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku briket.Â
Karena bahan baku yang didapat mudah membuat harga jual briket sendiri relatif murah sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, briket juga memiliki peluang ekspor yang bagus dimana permintaan pasar luar negeri yang cukup tinggi. Beberapa negara tujuan ekspor briket adalah negara-negara kawasan Timur Tengah, Jepang, Australia, Korea dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H