Mohon tunggu...
Diah Asih Sukesi
Diah Asih Sukesi Mohon Tunggu... Administrasi - Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Pegawai Menikah dan memiliki 3 orang anak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Pakaian Adat Manggarai

18 Oktober 2024   14:30 Diperbarui: 18 Oktober 2024   14:32 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah pakaian adat Manggarai.

Pakaian adat Manggarai memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi. 

Kain songke merupakan pusat dari pakaian adat ini. Kain songke bukan hanya sekedar pakaian, tetapi juga merupakan simbol identitas, status sosial, dan nilai-nilai estetika masyarakat Manggarai.

Asal-usul dan Makna

 * Kain Songke: Dipercaya berasal dari tradisi tenun yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Motif-motif pada kain songke memiliki makna filosofis yang mendalam, menggambarkan alam semesta, kehidupan sosial, dan spiritual masyarakat Manggarai.

 * Warna Hitam Dominan: Warna hitam pada kain songke melambangkan keagungan dan kebesaran suku Manggarai.

 * Fungsi: 

Selain sebagai identitas budaya, pakaian adat Manggarai juga memiliki fungsi sebagai simbol status sosial, kekayaan, dan keindahan.

Selain sebagai pakaian sehari-hari, kain songke juga digunakan dalam upacara adat, seperti pernikahan dan kematian.

Perkembangan Pakaian Adat Manggarai

Seiring berjalannya waktu, pakaian adat Manggarai mengalami perkembangan, namun tetap mempertahankan ciri khasnya. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangannya antara lain:

 * Pengaruh Budaya Luar: Kontak dengan budaya luar membawa pengaruh pada motif dan bahan kain songke.

 * Perkembangan Teknologi: Penggunaan alat tenun modern mempercepat proses pembuatan kain songke.

 * Adaptasi Zaman: Pakaian adat Manggarai terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya.

Pakaian Adat Manggarai Saat Ini

Saat ini, pakaian adat Manggarai masih digunakan dalam berbagai acara adat dan formal. Upaya pelestarian terus dilakukan agar warisan budaya ini tidak hilang. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:

 * Penyelenggaraan Festival: Festival budaya Manggarai seringkali menampilkan pertunjukan busana adat.

 * Pendidikan: Pendidikan tentang kain songke dan pakaian adat Manggarai diberikan kepada generasi muda.

 * Kerajinan Tangan: Pengembangan kerajinan tangan berbasis kain songke untuk meningkatkan nilai ekonomis.

Mari kita bahas secara terpisah untuk pakaian pria dan wanita:

Pakaian Adat Pria Manggarai

 * Serban (Sanggul): Biasanya terbuat dari kain tenun ikat dengan warna-warna cerah. Serban ini diikat di kepala sebagai mahkota.

 * Baju (Kain Tenun): Menggunakan kain tenun ikat dengan motif khas Manggarai. Potongan baju cenderung longgar dan nyaman.

 * Celana: Terbuat dari kain tenun ikat yang sama dengan baju. Potongan celana juga longgar dan diikat di pinggang.

 * Aksesoris: Biasanya dilengkapi dengan kalung, gelang, dan ikat pinggang dari manik-manik atau bahan alami lainnya.

Pakaian Adat Wanita Manggarai

 * Kain Tenun: Merupakan bagian terpenting. Kain tenun ikat dengan motif yang sangat beragam digunakan sebagai rok atau selendang.

 * Blus: Biasanya berlengan panjang dan terbuat dari bahan yang lembut.

 * Kepala: Dihiasi dengan berbagai aksesoris seperti bunga-bungaan, bulu burung, atau hiasan kepala dari bahan alami.

 * Perhiasan: Wanita Manggarai sangat menyukai perhiasan seperti kalung, gelang, dan anting-anting dari emas atau perak.

Motif dan Warna:

Motif pada pakaian adat Manggarai biasanya menggambarkan alam, kehidupan sehari-hari, atau kepercayaan masyarakat. Warna-warna yang sering digunakan adalah merah, biru, hitam, dan putih.

Tips:

 * Kunjungi Desa Adat: Untuk melihat langsung keindahan pakaian adat Manggarai, kamu bisa mengunjungi desa-desa adat di Manggarai.

 * Acara Adat: Saat ada acara adat, seperti pernikahan atau pesta panen, kamu akan melihat banyak orang mengenakan pakaian adat.

Semoga penjelasan ini bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun