Penulis masih begitu terpesona dengan kunjungannya kali ini ke sebuah sekolah di salah satu negara di Tirai Bambu, dimana kelas 2 setara dengan jenjang SMA sudah memiliki kompetensi internasional.
Sekolah ini mengambil spesialisasi keahlian memasak dan desain pakaian, tetapi peserta didiknya sudah memiliki kompetensi yang diakui dunia.
Ada lagi kisah dari para alumni di salah satu sekolah alam, anak tersebut menekuni dunia fotografi dan kedua orang tuanyapun mendukung hobby anaknya tersebut, ketika karya fotonya disebarkan melalui media sosial tak disangka ada salah satu universitas dan mengundang anak tersebut untuk kuliah disana padahal saat itu anak tersebut masih duduk di jenjang SMP.
Kisah De Liang  Farabi penulis cilik yang dikenal di Eropa anak  Pak Aryo Muhammad dan istri yang mendidik puteranya dengan menuliskan cerita keseharian secara berkesinambungan serta pola asuh yang luar biasa tanpa bentakan pukulan tetapi penuh cinta dan perhatian yang luar biasa ditengah kesibukannya menempuh pendidikan di luar negeri.
Melihat kisah-kisah diatas tak ada salahnya kita perlu melakukan refleksi bagaimana pendidikam kita seharusnya.
Ketika menyikapi biaya UKT yang tinggi alih2 untuk keberlangsungan roda tata kelola Perguruan Tinggi, kenapa kita tak berpikir anak-anak kita bisa kita persiapkan untuk menjadi seorang yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya sejak dini.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Kenali bakat anak anda sejak dini sehingga kita bisa mengarahkan kompetensi yang akan ditekuninya
2. Peran kedua orang tua dalam mendidik peserta didik memiliki pengaruh yang luar biasa akan keahlian yang akan anak-anak miliki.
3.Pendidikan berbasis keahlian bisa ditempuh di lembaga-lembaga pemerintah salah satunya Balai Latihan Kerja, contoh ada keahlian kkmputer, potong rambut ; memasak, dll.
4. Sekolah berbasis keahlian perlu didukung agar bisa jadi basis pengembangan lifeskill peserta didik.
Semoga generasi emas Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang layak di negerinya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H