Mohon tunggu...
Diah Asih Sukesi
Diah Asih Sukesi Mohon Tunggu... Administrasi - Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Pegawai Menikah dan memiliki 3 orang anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemenuhan Hak Anak untuk Anak Berkebutuhan Khusus

23 Juli 2022   11:32 Diperbarui: 24 Juli 2022   05:17 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hidup bagaikan pesawat kertas, terbang dan pergi  membawa impian , Sekuat tenaga dengan hembusan angin terus melaju kencang

Jangan bandingkan jarak terbangnya , tapi bagaimana  dan apa yang  dilalui,  karena itulah satu hal yang penting, Sesuai dengan kata hati, "

Sepenggal Lirik lagu pesawat kertas dari JKT 48 sebagai heading tulisan ini, anak2 ABK punya mimpi yang harus kita dampingi baik sebagai orang tua, guru, sahabat, teman karena kita satu keluarga.

Pemenuhan Hak Anak salah satu yang harus menjadi prioritas pada sebuah keluarga , lingkungan sekolah dimana menjadi rumah kedua anak-anak dan yang ketiga ketika di masyarakat dimana anak-anak harus bergaul dan bersosialisasi.

Adapun hak anak meliputi :

1. Anak Berhak Memperoleh Kasih Sayang. ...

2. Hak mendapatkan Perhatian. ...

3. Hak Mendapatkan Pelajaran Hidup. ...

4. Hak Mendapatkan Perlindungan. ...

5.Hak Mendapatkan Hiburan. ...

6. Hak Mendapatkan Kebutuhan. ...

7. Hak Untuk Diterima Sebagai Individu yang Berbeda. ...

8. Hak Mendapatkan Bimbingan Belajar.

Setiap anak terlahir adalah anak yang berpotensi dan memiliki bakat dan minat yang bisa kita deteksi jika kita mampu mengenalinya sejak dini.Tak terkecuali anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus atau anak-anak disabilitas.

Anak2 yang berkebutuhan khusus bisa dikategorikan menjadi dua yaitu anak cerdas istimewa dan anak2 yang memiliki kebutuhan khusus.

Dalam hal ini fenomena yang diamati penulis adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus yang bisa diterima di sekolah2 reguler, karena jika didata cukup banyak anak2 yang mengalami hal tersebut dan kadang terabaikan dari sisi pendidikan.

Salah satu program yang digagas oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan adalah memberikan pendidikan layanan khusus yaitu anak-anak diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan kompetensinya tetapi untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus minimal dia bisa mengurus dirinya sendiri atau life skill yang akan kita bangun.

Àda beberapa pengalaman penulis ketika mengunjungi sekolah-sekolah reguler dan menerima anak-anak yang berkebutuhan khusus dan rata2 per kelas itu menerima 4 anak, ketika penulis mewawancarai di salah satu SDN di Yogyakarta ada beberapa hal yang harus diperhatkan yaitu :

  1. Guru kelas harus melakukan deteksi dini terhadap kendala atau hambatan yang terjadi pada anak, salah satunya adalah keterlambatan bicara sehingga komunikasi yang dipakai adalah dengan melakukan metode gambar karena kebetulan anak itu suka gambar sehingga jika akan berkomunikasi dengan guru menggunakan media gambar.

  2. Guru dituntut dengan kesabaran yang ekstra karena jika di sekolah negeri tidak ada guru pendamping yang memang memiliki latar belakang pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.

  3. Ada kolaborasi antara guru dan orangtua sehingga bisa searah dan saling melengkapi satu sama lain.

  4. Perlakukan dan didiklah anak-anak dengan penuh cinta dan kasih sayang dan tetapkan target dan capaian belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

  5. Anak-anak yang berkebutuhan khusus memiliki kurikulum yang berbeda dengan anak2 normal pada umumnya yang penting anak-anak berkebutuhan khusus bisa diterima oleh anak-anak dikelas itu tetapi jika emosinya tidak bisa dikendalikan terkadang dikembalikan ke orang tuanya . Karena ada beberapa anak2 yang berkebutuhan khusus bisa diterima di sekolah reguler tetapi ada yang memang harus di sekolah pendidikan luar biasa.

  6. Guru yang menerima anak2 berkebutuhan khusus adalah guru-guru yang memiliki jam terbang mengajar lebih banyak dan memahami pedagogik anak serta sabar.

  7. Ada pola kemitraan yang dibangun antara sekolah dengan komunitas atau lembaga pendidikan khusus yang ada di tingkat provinsi , pembelajaran bisa melalui daring atau luring atau blended learning.

Pengalaman kedua ketika mengunjungi anak2 yang berprestasi dari sebuah sekolah di kaki gunung bersebelahan dengan Sekolah SLB, disana ada anak2 tuna rungu, anak2 yang pendek diterima di sekolah reguler , karena gurunya mendidik dengan hati maka beberapa prestasi dicapai salah satunya prestasi seni hingga tingkat nasional. 

Walau yang maju ke jenjang nasional masih anak2 normal tetapi untuk pemilihan peserta membuka siapa saja untuk bisa.ikut berkompetensi di ajang seni ini, bahkan ada anak tuna rungu awalnya hanya melihat dan mengikuti gerakan tetapi akhirnya mau diajak dan terlibat dalam tari ini dan sekolah ini dikenal sebagai sekokah ramah anak karena setiap potensi tergali dan digali dan pendidikannya mengarah pada gaya belajar dan minat belajar yang tepat.

Ada beberapa alasan sekolah reguler menerima anak-anak inklusi antara lain :

  1. Ketika pemdanya sudah menyatakan Kota atau Kabupaten ramah anak maka sekolah negeri/swasta harus menerima anak-anak berkebutuhan khusus dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

  2. Sekolah-sekolah yang berpredikat inklusi diperkenankan untuk menerima anak-anak berkebutuhan khusus karena biasanya sekolah untuk anak2 yang berkebutuhan khusus lokasinya jauh yaitu di tingkat Provinsi

  3. Sekolah akan menerima anak-anak berkebutuhan tertentu dengan beberapa kriteria salah satunya tidak memiliki temper tantrum yang tinggi dan secara emosi mudah dikendalikan kecuali jika orang tua berkenan membayar guru shadow teacher untuk anak-anak yang memiliki kelainan itu.

Ada beberapa hal atau dampak positif antara lain :

  1. Ada rasa empati yang tumbuh dikalangan anak2 yang normal untuk lebih peduli bagi saudara-saudaranya yang kurang beruntung.

  2. Metode tutor sebaya sebagai salah satu metode yang bisa mendekatkan siswa satu sama lain.

  3. Setiap anak unik dan memiliki kecerdasan jadi walau ada siswa yang memiliki kebutuhan khusus tetapi ada kompetensi yang visa dikembangkan selain melatih kemandirian akhirnya bakat melukis anak bisa dikembangkan.

  4. Sekolah meminimalkan perundungan yang terjadi karena anak2 yang normal jadi lebih peduli dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus tadi.

Ada beberapa tips dalam mendidik anak apun kondisinya diambil dari komunitas Rangkul

Cinta

1. Cari cara, anak2  itu unik , dengan gaya dan minat belajar yang berbeda . Ada yang memiliki gaya belajar auditori tentunya dengan metode ceramah akan berhasil , jika anak visual maka dengan buat mind mapping akan lebih tepat. Sedangkan kinestetik lebih dengan kita contohkan karena model pembelajarannya adalah Peniruan jadi contoh yang nyata akan lebih mengena.

2. Impian tinggi, bangun impian tinggi setiap anak. Setiap anak harus kita motivasi bahwa mereka harus punya cita2 dan impian dalam hidupnya.

3.Nerima tanpa drama. Menerima apapun kondisi anak kita tanpa drama dan syukuri bahwa ini jadi pahala kebaikan untuk keluarga inti, sekokah dan lingkungan.

4. Tidak Takut salah. Kita sebagai guru atau orang tua harus berani menggunakan metode yang pas dengan karakter anak yang ada dalam pengasuhan kita , harus terus mencoba menggunakan cara yang tepat dan jangan takut salah.

5. Asyik bermain bersama . Jadikan interaksi dengan anak adalah permainan bermakna yang mengasyikkan.

Anak-anak adalah ibarat sebuah kertas putih dan bagaimana kita sebagai orang tua yang memberikan coretan atau lukisan di kertas tersebut. Untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus harus kita rangkul dan berikan rasa kepercayaan diri dan bangun komunikasi jangan anggap dia seperti barang karena dia adalah manusia yang telah diciptakan dan gali potensi yang dimiliki , dan tetap sabar dalam mendidiknya karena pola asuh yang lebih lama adalah di rumah selain di sekolah.

Selamat Hari anak-anak sedunia, anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak kita juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun