Aku dan Sampah
Aku berjalan menyusuri kampungku
Kulihat tumpukan sampah di pekarangan tanah kosong atau di kebun
Dibungkus plastik rapat atau karung goniÂ
Bau menyengat dan lalat tampak pada bungkusan itu
Entah punya siapa tapi banyak orang akan melakukan hal yang sama
Pernah suatu kali aku memperingatkan temanku jangan kau buang botol minuman mineral itu, tapi jawabmu, sampah ini sebagai tambahan penghasilan pemulung
Dengan ringan iya buang botol itu di tepi jalan di sisi hutan
Aku tatap di sekeliling kapan pemulung akan datang karena ini di tengah hutan
Sampah lagi-lagi jadi permasalahan yang tak ada habisnya
Ketika di sekolah aku diajarkan bagaimana mengolah limbah daun-daun agar bermanfaat
Tapi ketika aku beritahu ibu, jawabnya kamu mau jadi pemulung
Akh, ibu aku mau mengurangi keletihan bumi dari sampah plastik yang tak pernah henti
Aku masih sendiri , harus ada upaya dalam diri, mulai saat ini  ajak orang lain untuk peduli
Peduli pada sampahnya sendiri
Untuk menciptakan lingkungan asri dan bersih
Aku, kamu dan kita harus peduli.
Depok, 5 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H