Mohon tunggu...
Diah Asih Sukesi
Diah Asih Sukesi Mohon Tunggu... Administrasi - Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Pegawai Menikah dan memiliki 3 orang anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Benda Ajaib di Sekolah

18 Juli 2021   06:00 Diperbarui: 18 Juli 2021   06:07 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah yang bersih dan asri adalah keinginan kita semua, karena menurut riset dan penelitian jika sekolah itu bersih maka akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya sedangkan jika sekolah itu rimbun maka kesejukan akan juga menciptakan kenyamanan di lingkungan sekolah.

SD Bani Hasyim yang terletak di kecamatan Singosari Kabupaten Malang, sekolah yang berdiri di atas sebuah pemukiman adalah sekolah yang digagas oleh salah satu Keturunan Raja Mulawarman dari Kabupaten Tenggarong, SD Swasta yang memiliki lahan luas dan fasilitas yang memadai membuat sekolah ini banyak diminati oleh para wali murid di sekitar Kabupaten Malang. Sekolah yang dipimpin oleh Ibu Qurrota'yun yang awalnya adalah seorang Guru Pengajar Agama Islam dan sudah menjabat sebagai Kepala Sekolah kurang lebih enam tahun lamanya membuat trobosan baru pada tahun 2019 yaitu zero waste atau tidak ada sampah di sekolah. 

Setiap Guru, wali murid dan peserta didik termasuk warga sekolah lainnya berupaya untuk membawa bekal ke sekolah dan setiap anak diharuskan untuk membawa sapu tangan, kantung kain jika ada sampah sisa pembelajaran dan akan dibawa pulang...alhasil sekolah jadi terlihat bersih dan sang tukang kebunpun merasa bahagia karena pekerjaannya menjadi berkurang.

Judul diatas dengan tulisan 3 Benda ajaib, ini adalah ide dari salah satu Guru di Sekolah yang berdiri di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur, di atas lahan seluas 2 hektar, saya berkunjung ke sana ketika akan mengadakan penilaian lomba budaya mutu, waktu itu saat pertemuan dengan Komite Sekolah, Kepala Sekolah dan Beberapa Murid kami ditempatkan di  sebuah ruangan yang ada foto salah satu pendiri sekolah tersebut yaitu dari Sultan Tenggarong.

Kehadiran penulis disambut seperti keluarga dan ditempatkan di ruang tamu khusus sampai tercetus di komentar salah satu wali murid yang hadir bahwa selama bersekolah disini belum pernah memasuki ruangan ini dan di dinding tergambar salah satu pendiri dari Sekolah Bani Hasyim.

Berarti kita semua dianggap sebagai tamu spesial dan kami semua tertawa, acara ini dihadiri oleh Pengawas ibu Katmi dan Bapak Korwil Kabupaten Malang, Bapak Ari sebagai wakil Yayasan dan Ibu Qurrota'yun selaku Kepala Sekolah dan beberapa wali santri merek menyebutnya . 

Petugas memberikan sedikit sambutan tentang Kisah Gadis Kecil di depan Jendela yang dikarang oleh Toto Chan dan pada prinsipnya setiap anak dihargai oleh sekolah apapun kondisinya.

Pengenalan tentang sekolah Bani Hasyim awalnya dikenalkan oleh Bapak Ari dan dilanjutkan oleh Testimoni para wali santri bahwa anak-anak mereka ketika keluar dari sekolah pembiasaan yang di sekolah sampai terbawa di rumah dan itu ditularkan oleh siswa kepada seluruh anggota keluarganya. Dan masih menurut wali santri anak-anaknya lebih mandiri dan ketika keluar dari SD Bani Hasyim tidak kalah dengan mereka.

Sistem penerimaan siswa baru hanya berpedoman pada wawancara antara Siswa, orang tua dan tes psikologi yang mereka menyebutkan psikologi papan catur. 

Dimana sang anak diberikan aecarik kertas dan diharuskan menuangkan dalam bentuk karya. Hasilnya akan dibacakan kompetensi anak, minat bakat anak serta gaya belajar anak. Setiap anak berkesampatan untuk menjadi murid Bani Hasyim dan mereka juga menerima peserta didik yang tidak mampu serta anak yang berkebutuhan khusus.

Hal yang menarik bagi saya adalah tak nampak tempat sampah disudut ruangan tetapi di meja hanya tampak serbet dari kain tak terlihat tisue yang sering digunakan.

Dari pengamatan ini menggelitik hati saya untuk bertanya mengapa tak menyediakan tempat sampah, dia berpendapat bahwa sejak dua tahun ini sekolah ini sudah menerapkan "zero waste", atau nol sampah, penyataan ini bikin saya kagum, bagaimana menerapkan di sekolah yang luas ini. Di sekolah ini terintegrasi, paud, sd dan jenjang SMP.

Usut punya usut, serbet itu salah satu strategi pertama yang diterapkan di sekolah tersebut dalam rangka meminimalkan sampah tisu masing-masing anak harus membawa serbet dari rumah. Strategi yang kedua adalah setiap anak diwajibkan membawa tumbler dan wadah makanan dan di sudut-sudut ruangan ditempatkan dispenser untuk memudahkan anak-anak mengambil minuman. Dan Strategi Ketiga mereka dianjurkan untuk membawa kantong kain, yang berfungsi untuk membawa sisa-sisa bahan hasil prakarya anak-anak yang dikerjakan di sekolah, jadi mereka tak meninggalkan sampah di sekolah.

Kurikulum yang diterapkan adalah mengacu pada Kurikulum 13 , dipadukan dengan kurikulum sekolah yang berpedoman pada ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Olah Rasa, Olah Raga, Olah Pikir dan Olah Hati sudah beliau terapkan sejak dulu. Sekolah ini berdiri sejak 2001 dan lagu tiga stanza sudah beliau terapkan sebelum Kemdikbud mewajibkan lagu tiga stanza karena justru lagi ini punya makna mendalam bagi warga sekolah. Nasehat Luqman dalam mendidik anak-anaknya ternyata sudah beliau ucapkan dalam bentuk ikrar Sekolah SD Bani Hasyim. 

Kurikulumnya pun sudah menggunakan kurikulum 13 tetapi diturunkan dalam beberapa program yang dituangkan dalam sebuah program kegiatan antara lain Ketundukan (sholat dhuha, sholat tepat waktu, empati atau berbagi ), Khilafah atau Kepemimpinan, Agro, permainan tradisional  Tolabul Ilmi (Literasi), senandung kebangsaan, Psikologi catur, Pekan busana dan bahasa daerah, Tokoh dan ilmuwan Muslim, Olahraga dan outbond, Pengembangan minat dan bakat, dan program khusus (Bahasa asing).

Kami diajak berkeliling mengamati kegiatan pembelajaran di dalam kelas, ada pojok ruangan diberi sekat , disana jadi ajang anak-anak unjuk kreatifitas dalam mempresentasikan materi sesuai tema, saat itu kegiatan mereka berbasis project.

Pembelajaran dilakukan dengan cara menyenangkan dan setiap kegiatan ada yang berbasis project, unjuk karya atau fieldtrip ke beberapa tempat sesuai dengan tema yang dilakukan. 

Evaluasi terhadap unjuk karyapun direkam dalam video dan disampaikan kembali kepada anak-anak dan diberikan evaluasi oleh guru contoh suaramu terlalu pelan atau ada hal-hal yang belum tersampaikan tentang penyajian tersebut. Karena hasil pembelajaran mereka itu akan diupload di media sosial. Mereka diajarkan menggunakan komputer dan ada yang diajarkan untuk membuat blog khususnya yang kelas tinggi. 

Buku panduan pembelajaran mereka susun tersendiri dengan tetap mengacu pada tema-tema yang dikeluarkan oleh Kemendikbud yang menjadi satu benang merah dengan menciptakan 2 tokoh karakter yaitu 1 guru wanita dan 1 guru pria serta 3 tokoh karakter  anak, dengan petualangan mereka dalam kegiatan pembelajaran, seru dan buku tersebut mengangkat kisah-kisah yang dekat dengan siatuasi yang mereka alami sehari-hari.

Kegiatan yang tertuang dalam program pembelajaran itu dituangkan dalam pembiasaan-pembiasaan salah satunya strategi menghadapi tamu, menulis buku harian, ibadah dhuha dan sholat tepat waktu, dll.

Di depan kelas ada rak-rak tanaman yang tertata rapi dan masing-masing pot tertulis nama-nama siswa yang ada di dalam kelas, ya mereka diajarkan untuk bertanggungjawab terhadap tanaman yang dimilikinya, menurut guru selain mereka diharapkan peduli juga empati terhadap menjaga keanekaragaman hayati selain itu tanaman-tanaman itu bisa dijadikan pembelajaran.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Didepan kelas disediakan tempat mencuci tangan, sewaktu saya berkunjung kesana tanggal 5 September  tahun 2019 dalam rangka pra seleksi lomba budaya mutu tetapi mereka sudah peduli untuk menjaga kebersihan tangan peserta didiknya, mungkin saat pandemi corona ini mereka sudah lebih siap.

Ketika memasuki kelas ada sapu yang tergantung di depan kelas , hmm...para siswa juga diwajibkan untuk menjaga kebersihan kelas , sehingga mereka tidak menyediakan banyak tenaga kebersihan karena anak-anak yang diberikan tanggungjawab.

Kantin mereka juga tertata rapi, makanan dikelola oleh sekolah dengan memperhatikan kecukupan gizi, jadi ada juru masak yang menyediakan. Walau terkadang anak-anak ada yang membawa bekal dari rumah.

Unit kesehatan sekolah letaknya tak jauh dengan musium rekam jejak dan telah berkembang menjadi sebuah klinik yang memiliki fasilitas lengkap karena sekolah ini memiliki keragaman anak maka jika ada kecelakaan yang membutuhkan penanganan serius maka klinik inilah yang akan menanganinya , tak jauh dari Sekolah Bani Hasyim juga berdiri rumah sakit Graha Cipta juga siap siaga dalam menangani pasien2 yang tidak tertangani di klinik bisa melanjutkan ke RS tersebut. Untuk pembiasaan kebersihan di setiap kelas ada beberapa alat kebersihan dan di depan setiap kelas ada tempat mencuci tangan

Kegiatan pembelajaran mereka lebih banyak outdoor atau diluar ruangan walau bangunan yang mereka tempati bangunan permanen tingkat tiga tetap menyisakan keasrian dan keramahan penghuninya. Nah, mereka menyusun buku sendiri yang dijadikan bahan ajar selama satu tahun pelajaran dan didalam buku itu dibuat sesuai dengan tema-tema yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud. Setiap ruang memiliki sudut baca, agar memudahkan anak-anak membaca dan bersih, benar- benar tak ada sampah, luar biasa ternyata anak-anak bisa dilatih untuk menjaga kebersihan kelasnya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Menuju ruang komputer, sepertinya disini tidak begitu sering digunakan karena mereka ingin anak-anak belajar dengan lingkungan yang ada diluar dan ramah dengan alam, dahulu mereka berbasis teknologi tetapi sejak tahun 2018 mereka memutuskan teknologi komputer tidak menjadi basis mereka.

Ekstrakurikuler cukup banyak dan semua terwadahi di sekolah jika tidak ada sdm di sekolah mereka akan mengambil guru profesional dari luar, disini namanya ada club dan pembinaan seminggu dua atau tiga kali.

Penilaian peserta didik ada dua yaitu raport angka dan raport narasi yang disana memuat kolom siswa, ortu dan guru dan inj ditulis secara manual jadi keberhasilan pendidikan melibatkan semua yaitu para Ayah dan Bunda.

Setiap siswa diberikan penghargaaan dan tidak ada yang tidak naik kelas dan di sekolah ini juga menerima anak-anak disabilitas. Jika di suatu sekolah ada anak-anak disabilitas ternyata mampu menumbuhkan empati antar siswa tanpa harus disutuh dan itu terjadi dengan sendirinya

Ketika kami berkeliling setiap anak disapa oleh Ibu Kepala Sekolah dengan senyum ramahnya tak ada rasa takut dan anak-anak begitu santun menyapa...sekali lagi saya lihat bersih tak ada sampah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Hal yang menarik penulis amati adalah mereka mempunyai ruang seperti layaknya musium yang mencatat perjalanan peserta didik sejak tahun 2003 s.d 2019 dan mereka sebut ruang rekam jejak. 

Disitu ada karya-karya siswa, jaket per angkatan, sendal gapiak yang dilukis, foto2 tentang kunjungan siswa yang berupa foto dan ditempelkan di anyaman bambu yang berbentuk gunungan , buku-buku karya siswa yang bentuknya best praktis dan ada buku tahunan anak-anak serta media pembelajaran bidang sains, IPS bahkan yang berbais digital lengkap dengan buku petunjuk operasionalnya, ada buku karya anak-anak baik dalam bentuk puisi, pantun cerpen, tampak ada desain baju karya anak-anak dari beberapa angkatan, desain di kaos, cangkir tersimpan rapi.

Ada yang menarik mereka menempatkan rak kayu berisi laci-laci dan dijelaskan oleh Ibu Kepala Sekolah bahwa di dalam laci itu ada mimpi-mimpi dan cita-cita yang ingin digapai oleh mereka dan dicatat dalam secarik kertas dan disimpan rapi ini mereka menuliskan ketika mereka duduk di kelas enam dan mereka akan kembali ke sekolah ketika mereka sudah duduk di bangku kuliah. Ini buat saya keren banget dan mereka mengatakan ruang Museum. 

Sekali lagi saya berdecak kagum bersih dan setiap barang menyimpan kenangan para peaerta didik ketika mereka ke suatu tempat, ke gunung, atau ke pantai tergantung tema-tema yang terhubung dengan kegiatan pembelajaran mereka.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Perpustakaan terletak tak jauh dari lokasi kelas  tetapi disekitar kelas juga dibuatkan pojok literasi dari tempat dekat dengan madding dan dekat dengan ruang Kepala Sekolah serta di dalam kelas. Anak-anak diberikan kebebasan untuk mengunjungi perpistakaan dan tidak dibatasi jamnya karena termasuk dalam kegiatan pembelajaran.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kebersamaan dengan mereka membekas dalam sanubariku, karena rekaman kunjungan saya saat itu masih bisa saya tuliskan di tahun 2021, padahal saat itu kunjungan saya di tanggal 5 September 2019,  karena buat saya , sekolah ini bisa jadi contoh ketika menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya karena di masa pandemi ini lingkungan sekolah yang bersih dan ketersediaan tempat cuci tangan harus ada dan mereka sudah membuat disetiap ruang kelasnya mereka memiliki tempat cuci tangan lengkap dengan ketersedian sabunnya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Terimakasih atas kesempatan silaturahminya dan membuka wawasan sekolah yang memuat life skill dipadukan dengan nilai-nilai agama serta pembiasaan dengan dibimbing oleh Kepala Sekolah, Guru dan Orang Tua yang mendidik dengan cinta, taqwa dan hati serta empati hasilnya menjadi luar biasa walau tak ada pr, waktu yang pendek karena mereka bukan fullday school, setiap anak tidak ada les tetapi capaian prestasi mereka luar biasa.

Semoga tulisan ini bisa jadi inspirasi sekolah untuk mendidik dengan cinta bagi peserta didiknya serta mendekatkan siswa dengan alam agar mereka peduli dan memahami arti proses penciptaan manusia yaitu menjadi khalifah yang harus menjaga dan peduli terhadap ketersediaan sumber daya alam, serta menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dan makhluk hidup lainnya serta  menjaga hubungan antar manusia.  

Depok, 17 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun