Ada yang menarik mereka menempatkan rak kayu berisi laci-laci dan dijelaskan oleh Ibu Kepala Sekolah bahwa di dalam laci itu ada mimpi-mimpi dan cita-cita yang ingin digapai oleh mereka dan dicatat dalam secarik kertas dan disimpan rapi ini mereka menuliskan ketika mereka duduk di kelas enam dan mereka akan kembali ke sekolah ketika mereka sudah duduk di bangku kuliah. Ini buat saya keren banget dan mereka mengatakan ruang Museum.Â
Sekali lagi saya berdecak kagum bersih dan setiap barang menyimpan kenangan para peaerta didik ketika mereka ke suatu tempat, ke gunung, atau ke pantai tergantung tema-tema yang terhubung dengan kegiatan pembelajaran mereka.
Perpustakaan terletak tak jauh dari lokasi kelas  tetapi disekitar kelas juga dibuatkan pojok literasi dari tempat dekat dengan madding dan dekat dengan ruang Kepala Sekolah serta di dalam kelas. Anak-anak diberikan kebebasan untuk mengunjungi perpistakaan dan tidak dibatasi jamnya karena termasuk dalam kegiatan pembelajaran.
Kebersamaan dengan mereka membekas dalam sanubariku, karena rekaman kunjungan saya saat itu masih bisa saya tuliskan di tahun 2021, padahal saat itu kunjungan saya di tanggal 5 September 2019, Â karena buat saya , sekolah ini bisa jadi contoh ketika menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya karena di masa pandemi ini lingkungan sekolah yang bersih dan ketersediaan tempat cuci tangan harus ada dan mereka sudah membuat disetiap ruang kelasnya mereka memiliki tempat cuci tangan lengkap dengan ketersedian sabunnya.
Terimakasih atas kesempatan silaturahminya dan membuka wawasan sekolah yang memuat life skill dipadukan dengan nilai-nilai agama serta pembiasaan dengan dibimbing oleh Kepala Sekolah, Guru dan Orang Tua yang mendidik dengan cinta, taqwa dan hati serta empati hasilnya menjadi luar biasa walau tak ada pr, waktu yang pendek karena mereka bukan fullday school, setiap anak tidak ada les tetapi capaian prestasi mereka luar biasa.
Semoga tulisan ini bisa jadi inspirasi sekolah untuk mendidik dengan cinta bagi peserta didiknya serta mendekatkan siswa dengan alam agar mereka peduli dan memahami arti proses penciptaan manusia yaitu menjadi khalifah yang harus menjaga dan peduli terhadap ketersediaan sumber daya alam, serta menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dan makhluk hidup lainnya serta  menjaga hubungan antar manusia. Â
Depok, 17 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya