Ketika memasuki kelas ada sapu yang tergantung di depan kelas , hmm...para siswa juga diwajibkan untuk menjaga kebersihan kelas , sehingga mereka tidak menyediakan banyak tenaga kebersihan karena anak-anak yang diberikan tanggungjawab.
Kantin mereka juga tertata rapi, makanan dikelola oleh sekolah dengan memperhatikan kecukupan gizi, jadi ada juru masak yang menyediakan. Walau terkadang anak-anak ada yang membawa bekal dari rumah.
Unit kesehatan sekolah letaknya tak jauh dengan musium rekam jejak dan telah berkembang menjadi sebuah klinik yang memiliki fasilitas lengkap karena sekolah ini memiliki keragaman anak maka jika ada kecelakaan yang membutuhkan penanganan serius maka klinik inilah yang akan menanganinya , tak jauh dari Sekolah Bani Hasyim juga berdiri rumah sakit Graha Cipta juga siap siaga dalam menangani pasien2 yang tidak tertangani di klinik bisa melanjutkan ke RS tersebut. Untuk pembiasaan kebersihan di setiap kelas ada beberapa alat kebersihan dan di depan setiap kelas ada tempat mencuci tangan
Kegiatan pembelajaran mereka lebih banyak outdoor atau diluar ruangan walau bangunan yang mereka tempati bangunan permanen tingkat tiga tetap menyisakan keasrian dan keramahan penghuninya. Nah, mereka menyusun buku sendiri yang dijadikan bahan ajar selama satu tahun pelajaran dan didalam buku itu dibuat sesuai dengan tema-tema yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud. Setiap ruang memiliki sudut baca, agar memudahkan anak-anak membaca dan bersih, benar- benar tak ada sampah, luar biasa ternyata anak-anak bisa dilatih untuk menjaga kebersihan kelasnya.
Ekstrakurikuler cukup banyak dan semua terwadahi di sekolah jika tidak ada sdm di sekolah mereka akan mengambil guru profesional dari luar, disini namanya ada club dan pembinaan seminggu dua atau tiga kali.
Penilaian peserta didik ada dua yaitu raport angka dan raport narasi yang disana memuat kolom siswa, ortu dan guru dan inj ditulis secara manual jadi keberhasilan pendidikan melibatkan semua yaitu para Ayah dan Bunda.
Setiap siswa diberikan penghargaaan dan tidak ada yang tidak naik kelas dan di sekolah ini juga menerima anak-anak disabilitas. Jika di suatu sekolah ada anak-anak disabilitas ternyata mampu menumbuhkan empati antar siswa tanpa harus disutuh dan itu terjadi dengan sendirinya
Ketika kami berkeliling setiap anak disapa oleh Ibu Kepala Sekolah dengan senyum ramahnya tak ada rasa takut dan anak-anak begitu santun menyapa...sekali lagi saya lihat bersih tak ada sampah.
Disitu ada karya-karya siswa, jaket per angkatan, sendal gapiak yang dilukis, foto2 tentang kunjungan siswa yang berupa foto dan ditempelkan di anyaman bambu yang berbentuk gunungan , buku-buku karya siswa yang bentuknya best praktis dan ada buku tahunan anak-anak serta media pembelajaran bidang sains, IPS bahkan yang berbais digital lengkap dengan buku petunjuk operasionalnya, ada buku karya anak-anak baik dalam bentuk puisi, pantun cerpen, tampak ada desain baju karya anak-anak dari beberapa angkatan, desain di kaos, cangkir tersimpan rapi.