Mohon tunggu...
Diah Asih Sukesi
Diah Asih Sukesi Mohon Tunggu... Administrasi - Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Pegawai Menikah dan memiliki 3 orang anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Kehidupan Belajar dari Kisah Totto Chan

13 Juli 2021   13:20 Diperbarui: 13 Juli 2021   13:42 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disana ada 12 anak dengan berbagai karakter dan minat bakat yang mereka miliki ada yang suka sains, olahraga, seni, bahasa bahkan tanaman. Mereka belajar dari dunia nyata dan dikaitkan dengan pengetahuan, pernah guru mereka adalah guru yang jago di bidang pertanian, jadi mereka mengambil guru yang berprofesi sebagai petani. Tapi sayang sekolah itu hanya bertahan selama 2 tahun karena terkena bom atom oleh sekutu, kebetulan sekolah ini berada di negara Jepang. 

Walau hanya berdiri selama dua tahun tetapi di sekolah  ini telah menghasilkan ada ahli anggrek, olahragawan , beliau bernama Takeshi walaupun dia mengalami kecacatan tapi tidak membuatnya minder untuk meraih cita-citanya karena sewaktu bersekolah di Tomoe Gakuen, Bapak Kobayashi merancang arena bermain yang sesuai dengan minat dan bakat Takeshi sehingga arena itu jadi ajang berlatih dan tumbuh kepercayaan diri pada diri Takeshi. Ada yang ahli cerita yaitu Toto Chan , dia adalah penulis cerita anak, pemerhati anak dan pembaca berita. Dan banyak lagi.

Penulis jadi berpikir apakah sekolah-sekolah kita baik yang formal dan informal sudah menyiapkan kompetensi yang berguna bagi kehidupan anak-anaknya kelak di zamannya. Di masa pandemi ini jadi pelajaran bahwa sekolah harus bisa menyiapkan anak-anak untuk tetap menjaga imunitas tubuh dengan makan makanan yang bergizi, menerapkan pola hidup bersih dan sehat pada semua segi tak hanya terbatas di dalam kelas tetapi juga di luar kelas.

Sekolah harus jadi sarana praktek dan eksplorasi para siswa sesuai bidangnya , setiap materi pembelajaran harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari bukan hanya sekedar menerjemahkan KI dan KD sesuai teori tetapi lebih mengimplementasikan kehidupan sehari-hari dan kenyataan yang dialami oleh para peserta didik kita.

Bagaimana nanti desain kurikulumnya ya, saat ini ada kebijakan merdeka belajar, karakter profil pelajar pancasila. Kalau boleh penulis mengungkapkan salah satu pengungkapan kurikulum satu lembar, hal pertama yang harus diidentifikasi adalah potensi peserta didik kita dan gaya belajarnya serta teknik penyampaiannya yang menarik dan menyenangkan sehingga anak-anak akan menyukai pembelajaran yang kita lakukan.

Kurikulum yang terkait dengan sekolah kehidupan seperti apa sih? Penulis pernah mengikuti mata kuliahnya namanya Pembelajaran Tematik Integratif, disini dengan tema tertentu kita bisa menghubungkan materi pelajaran dengan berbagai bidang pengetahuan yang akan kita integrasikan contoh tema pembelajaran ayam tapi disitu kita sajikan dengan model spider web , ditengah kita pasang gambar ayam dan kita buat panah 1 s.d 5 sesuai dengan pertanyaan yang akan kita ajukan pada anak yaitu 

1. Mengapa Ayam diciptakan Alloh swt ? ( Bidang Agama); 

2. Bagaimana Profil ayam( Nama Familinya, dia tergolong unggas, tempat hidupnya, cara berkembang biak, makanannya), ( Bidang Sains); 

3. Bagaimana produk olahan ayam ( Bidang Entrepreneur); 

4. Bagaimana mempresentasikan karya yang sudah dibuat oleh anak-anak kepada orang lain ( Bahasa, Sosial yaitu anak dilatih untuk sosialisasi kepada teman, guru, ortu atau bahkan tetangga, ini juga sebagai pembentuk kqrakter anak); 

5. Unjuk karya anak bisa origami, gambar, poster, komik, pantun dll     ( Bidang ekstrakurikuler, Bidang seni).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun