Ahli sejarah Yunani, Strabo dan Diodorus Siculus mencatat tentang arsitektur taman gantung yang luar biasa memukau. Strabo melukiskan teras berkubah yang saling bertumpu ke atas dan berdiri di atas fondasi berbentuk seperti kubus. Bagian dalam taman berongga dan berisi tanah sehingga memungkinkan pepohonan besar ditanam. Taman berbentuk segi empat dengan panjang masing-masing sisi berukuran empat plethra. Teras, termasuk fondasi dan atapnya, terbuat dari batu bata dan aspal. Terdapat tangga bersekrup untuk menuju atap teras teratas. Para budak menyalurkan air terus menerus dari Sungai Eufrat ke taman melewati tangga. Dari puncak teras terlihat pemandangan Kerajaan Babilonia dan sekitarnya.
[caption id="attachment_74825" align="aligncenter" width="350" caption="Taman Gantung Semiramis"]
Sedangkan Diodorus Siculus mendeskripsikan bahwa jalan menuju taman terjal seperti bukit dan beberapa bagian struktur bangunan menanjak dari satu anak tangga ke anak tangga lainnya seperti tanah yang ditumpuk-tumpuk. Konstruksi taman gantung terdiri dari lempeng batu besar yang dilapisi buluh, aspal dan batu ubin. Atasnya disalut lembaran timah agar hujan yang membasahi tanah tidak membuat fondasi lapuk. Terbentang tanah yang luas untuk ditanami pepohonan besar. Mesin mengangkat air dalam jumlah besar dari sungai, meskipun tidak seorang pun melihatnya dari luar. Ukuran dan pesona berbagai jenis pohon yang tumbuh memberikan kesenangan bagi orang-orang yang menyaksikannya.
[caption id="attachment_74826" align="aligncenter" width="367" caption="Karya Martin Heemskerck"]
Philo dari Byzantium menerangkan bahwa tanaman dibudidayakan dengan cara hidroponik yaitu ditanam di atas permukaan tanah namun akar tanaman tertanam di teras bukan di bumi. Keseluruhan massa ditopang pilar-pilar batu. Air yang memancur dari atas mengalir turun di saluran air yang landai. Seluruh taman disiram agar akar pepohonan berair dan menjaga seluruh area taman lembap. Dengan demikian, rerumputan tetap hijau dan dedaunan tumbuh subur. Pengairan tersebut merupakan sebuah karya seni Babilonia yang mewah. Dan hal yang paling mencengangkan adalah ketika para pekerja yang membudidayakan tanaman berjuntai di atas kepala penonton.
[caption id="attachment_74827" align="alignright" width="154" caption="Seruling Pan"]
Pada abad 16 seorang pelukis Belanda, Martin Heemskerck, mereka-reka Taman Gantung Babilonia dalam lukisannya. Dia melukis taman gantung dengan latar belakang Menara Babel. Tiap-tiap teras bersusun ke atas seperti Syrinx-Seruling Pan-yang terbuat dari beberapa tabung dengan dengan ukuran panjang yang tidak sama. Bentuknya yang menyerupai gedung teater diapit dinding setebal 26 kaki. Atap teras terbuat dari bebatuan yang di atasnya terdapat setumpuk alang-alang dengan bitumen dalam jumlah besar, kemudian dirangkap batu bata yang berisi gips, dan atasnya disalut timbal agar kelembapan tanah tidak merembes. Tanah digali cukup dalam agar berbagai macam pohon besar tumbuh. Terdapat pula lintasan saluran air menuju teras teratas dan mesin untuk mengangkat air dalam jumlah besar dari sungai, yang prosesnya tidak dapat dilihat dari luar.
Mengenai dimensi Taman Gantung Babilonia, tidak ada kesepakatan dari ahli sejarah Yunani. Menurut Diodorus Siculus, taman berukuran lebar sekitar 400 kaki, panjang 400 kaki dan tinggi hampir 80 kaki. Strabo menyebutkan panjang dan lebar taman gantung adalah 4 plethra atau kira-kira 400 kaki. Sedangkan versi lain menyatakan bahwa tinggi taman gantung sama dengan tembok kota Babilon yang menurut Herodotus berukuran 320 kaki.
Sistem Pengairan
Kota Babilon merupakan daerah kering dan bercurah hujan sedikit. Dibutuhkan teknologi sistem pengairan yang maju agar tanaman tumbuh subur. Dari penggalian ditemukan terowongan dan sistem katrol kompleks yang mengangkat air ke teras atas.
[caption id="attachment_74828" align="alignleft" width="189" caption="Kincir Air Tipe Rantai"]