Mohon tunggu...
Diah Marliati A Soeradiredja
Diah Marliati A Soeradiredja Mohon Tunggu... -

Bermula dari dirangkai. Titik demi titik dirangkai menjadi garis. Garis demi garis dirangkai menjadi huruf. Huruf demi huruf dirangkai menjadi kata. Kata demi kata dirangkai menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat dirangkai menjadi alinea.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Histamin, Penyebab Gatal-gatal karena Alergi

26 Februari 2010   07:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_82091" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Belakangan ini aktivitas sehari-hari saya terganggu karena menderita gatal-gatal. Tubuh saya dipenuhi bentol-bentol kemerahan karena alergi.

Alergi merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi di tubuh akibat masuknya suatu zat asing. Zat asing yang dinamakan alergen tersebut masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalan) seperti debu, tungau, serbuk bunga, dan debu. Alergen juga dapat masuk melalui saluran percernaan (ingestan) seperti susu, telur, kacang-kacangan dan seafood. Di samping itu juga dikenal alergen kontaktan yang menempel pada kulit seperti komestik dan perhiasan.

Saat alergen masuk ke dalam tubuh, sistem imunitas atau kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan dengan membuat antibodi yang disebut Imunoglobulin E. Imunoglobulin E tersebut kemudian menempel pada sel mast. Pada tahap berikutnya, alergen akan mengikat Imunoglobulin E yang sudah menempel pada sel mast. Ikatan tersebut memicu pelepasan senyawa Histamin dalam darah. Peningkatan Histamin menstimulasi rasa gatal melalui mediasi ujung saraf sensorik. Senyawa Histamin yang teramat banyak juga bisa disebabkan oleh stress dan depresi.

Pengobatan gatal-gatal karena alergi dilakukan dengan jalan pemberian obat antihistamin yang banyak dijual secara bebas. Efek samping dari pemakaian obat itu yang saya rasakan adalah mengantuk dan mulut kering. Selain itu, obat antihistamin juga memiliki efek samping linglung, pusing, sembelit, sulit berkemih dan penglihatan kabur, namun jarang ada penderita yang mengalami hal tersebut. Dewasa ini terdapat obat antihistamin generasi terbaru yang tidak berefek sedatif (mengantuk) dan beraksi lebih lama, namun harganya lebih mahal dan harus ditebus dengan resep dokter.

Sesungguhnya pemakaian obat antihistamin hanya menghilangkan gejala alergi dan menghindari serangan yang lebih besar di masa mendatang, tidak menyembuhkan alergi. Jika penderita kontak lagi dengan alergen, maka alergi akan muncul kembali. Oleh karena itu, yang terbaik untuk mengatasi alergi adalah dengan menghindari kontak dengan alergen, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta menjauhi stress.

Sumber: Disarikan dari Berbagai Sumber

Blog Pribadi:

http://whatdiahhasphrased.blogspot.com/2010/07/what-diah-has-mini-researched-histamin.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun