Akumulasi pajak yang dbebankan kepada perusahaan akan berimplikasi kepada pengalihan ke harga jual barang-barang produksi yang semakin naik. Sudah dapat diprediksi bahwa akan terjadi penurunan daya beli masyarakat disebabkan naiknya barang-barang produksi di pasar.
Perusahaan tentu saja tidak mau rugi karena harus menanggung biaya produksi dan operasional perusahaan seperti membayar gaji para pegawainya. Sementara para pekerja semakin berlipat deritanya karena gaji telah dipotong berbagai pungutan ditambah harus memutar otak untuk mengatur keuangan rumah tangga mereka yang semakin terbatas untuk membeli berbagai kebutuhan hidup.
Asas Manfaat dalam Sistem Kapitalisme
Lagi-lagi rakyat menjadi korban dan akan selalu diposisikan sebagai konsumen yang harus bisa menguntungkan negara. Sementara negara semakin lepas tangan dalam mengurusi hajat hidup rakyatnya. Interaksi antara negara dengan rakyatnya berdasar asas manfaat, yaitu Untung rugi.
Dalam system kapitalisme sumber pendapatan negara hanya dari pajak. Sementara sumber kekayaan alanya nya di dikelola oleh asing dan aseng. Karena pajak tidak mampu mensolusi kebutuhan operasional negara maka ditawarkan paket hutang riba oleh Lembaga-lembaga keuangan pengusung system ini.
Semua ini memang sudah menjadi grand design negara-negara kapitalis Barat agar mereka tetap bisa mendominasi ekonomi dunia, mengontrol berjalannya system mereka dengan meundukkan kedaulatan negara-negara berkembang melalui pinjaman hutang dan satu paket dengan segala kebijakan-kebijakan mereka. Akhirnya kembali kepada asas manfaat itu tadi, yang paling diuntungkan adalah para pemilik modal.
Islam Solusi Tuntas
Berbeda halnya dengan penguasa di dalam sistem Islam. Mereka adalah raa’in (pengurus) dan mas’ul (penanggung jawab) terhadap urusan rakyat. Negara akan bertanggung jawab untuk memenuhi segala kebutuhan rakyat dengan mekanisme sesuai syariat.
Sistem Islam juga mengatur tentang profil pejabat yang ideal. Bahwa para pejabat (penguasa) bukanlah raja yang minta dilayani, sebaliknya mekera adalah pelayan umat.
“Ketahuilah, setiap kalian adalah raa’in (pengurus) dan setiap kalian mas’ul (akan dimintai pertanggungjawaban) atas yang dipimpinnya. Penguasa yang memimpin rakyat dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR Bukhari).
Ia harus bersikap peduli pada kebutuhan rakyat, tidak boleh abai, meremehkan, apalagi mempersulit. Terlebih kepada kebutuhan dasar yang mutlak butuh dipenuhi, seperti kebutuhan rumah.