Mohon tunggu...
Diah AyuSulistiowati
Diah AyuSulistiowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas'Aisyiyah Yogyakarta

Mahasiswi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serba Serbi Kisah Gadis Desa (2)

17 Maret 2023   20:26 Diperbarui: 17 Maret 2023   20:28 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merasa sudah mati namun masih hidup, kira-kira begitulah yang dirasakan oleh Lina Marlina, seorang gadis desa yang dari kecil dituntut untuk mandiri. Kedua orang tua Lina sudah tidak bersama lagi, Lina selalu merasa sendiri semenjak kepergian sahabatnya dan semenjak orang tuanya berpisah..

Pada suatu malam Lina merasa aneh dgn dirinya, mengingat ia dulunya pernah mengidap penyakit bipolar yang membuatnya jadi pribadi yang lebih pendiam untuk memendam segalanya. Lina bergumam didepan cermin kamarnya "apa mungkin penyakit bipolar ku kambuh? Apa tak bisa sembuh?, Oh tuhan aku tak bisa terus begini, apa yang harus kulakukan", ucap Lina dengan mata yang berkaca-kaca. 

Kesunyian malam semakin mencekam, udara dingin yang berhembus terasa begitu menusuk dan menyakitkan. Lina masih bergumam lalu memutuskan tuk menulisnya dibuku diary, karena ia sadar takkan ada yang benar-benar peduli akan dirinya bahkan keluarganya sendiri.

"Sreetttt.." Lina perlahan membuka resleting kotak pensilnya yang berwarna merah tua. Kata demi kata Lina menulis segalanya, tak terasa air matanya menetes begitu deras. "Loh kenapa aku menitikkan air mata? Bahkan aku tak tau apa yg aku rasa tapi kenapa aku bisa menangis sederas ini?". Tanya Lina pada dirinya sendiri dengan keadaan yang sangat membingungkan. 

Memang tak mudah jadi anak gadis didesa, selalu ada yang mengamati, mengomentari bahkan ada yang bertugas sebagai cctv yang sangat handal. Lina merasakan ketidaknyamanan, namun ia selalu menepisnya dengan berkata "Mau bagaimana lagi?". Iya selalu berusaha berfikir positif walaupun opini yang tak pasti terus berputar dikepalanya.

Semenjak hal itu, Lina selalu menyiapkan segala sesuatu jika nanti secara tiba-tiba penyakit mentalnya kambuh. Lina selalu berusaha untuk menyenangkan dirinya sendiri dengan cara apapun untuk menghindari kemungkinan buruk yang dapat terjadi dalam tempo tertentu.

#Nb: Cintai diri sendiri maka kamu akan mengerti bagaimana rasanya dihargai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun