Mohon tunggu...
Diah sitirokhimah
Diah sitirokhimah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Libra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Negatif PJJ

4 Februari 2021   11:20 Diperbarui: 4 Februari 2021   11:40 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 yang melanda dunia telah mengubah system kehidupan manusia di segala bidang kehidupan, termasuk dunia pendidikan.

16 maret 2020 pembelajaran jarak jauh(pjj)mulai berlaku , Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terpaksa diterapkan oleh Kemendikbud sebagai upaya percepatan penanganan wabahCovid-19 dalam dunia pendidikan tak terkecuali di smk negeri 1 kendal. Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran daring(online) merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh yang secara khusus mengabungkan teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet.PJJ dinilai sebagai solusi yang tepat untuk tetap menjalankan proses pendidikan di tengah pandemi. 

Sebab, ketika wabah melanda hanya ada dua pilihan, melakukan pembelajaran jarak jauh meskipun tidak terlalu optimal atau tidak melaksanakan pembelajaran sama sekali. Namun, tidak bisa dipungkiri PJJ yang diterapkan pada peserta didik di smk negeri 1 kendal mengalami banyak tantangan dan hambatan. 

Mulai dari keterbatasan fasilitas, sulitnya jaringan internet di beberapa daerah, beban pembelian pulsa kuota internet, keefektifan pembelajaran yang mulai dipertanyakan, hingga dampak psikologis pelajar jika PJJ dilaksanakan dalam jangka panjang. Oleh karenanya, PJJ saat ini mendapat perspektif yang kurang positif dari masyarakat, baik kalangan pelajar, pendidik, bahkan pihak sekolah. Dan beberapa dampak yang dirasakan oleh setiap pelajar smk negeri 1 kendal. 

Bahkan mungkin seluruh pelajar di Indonesia pun juga merasakannya, Mulai dari rentannya anak melakukan pernikahan dini, anak terancam putus sekolah karena harus bekerja membantu ekonomi keluarga, dampak psikologis jika anak terus menerus di rumah dan tidak bertemu dengan teman-temannya, perbedaan kualitas dan akses dapat mengakibatkan Penurunan capaian prestasi siswa , Pendidikan jarak jauh memakan banyak waktu dan biaya bagi para pelajar untuk menempuh perjalanan yang jauh tersebut. 

Selain itu, banyak juga resiko yang dapat dihadapi apabila menganyam pendidikan jarak jauh dan masih banyak lagi.  Dan bukan hanya siswa saja yang mengalami kendala tetapi para guru smk negeri 1 kendal juga mengalami beberapa kendala dalam menyampaikan materi untuk para murid murid nya ,yaitu guru merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat, siswa yang terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas sampai orang tua yang merasa stres ketika mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugasnya ,berkurangnya waktu pembelajaran sehingga para guru harus memutar otak supaya bagaimana caranya agar materi yang diberikan bisa dipahami oleh para siswa smk negeri 1 kendal dalam waktu sesingkat itu dan beberapa guru belum tentu bisa mengawasi seluruh siswanya dikarenakan kesibukan dirumah masing -- masing. 

Dan Guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap peserta didik dan orang tua baik tentang jarak rumah, kepemilikan handphone, jaringan internet, paket internet ataupun kemampuan serta kesempatan para orang tua peserta didik untuk mendampingi anaknya dalam kegiatan pembelajaran, kurangnya pemahaman terhadap IT, terpaksa guru hanya memberi buku untuk dibaca, memberikan tugas untuk dikerjakan yang penting anak-anak tetap belajar dari rumah dan tidak menganggur.
   
    Akibatnya dalam jangka panjang peserta didik mengalami kejenuhan belajar, karena mereka merasa tidak mendapat pengalaman belajar yang mengesankan, Tidak dapat dibayangkan bagaimana kondisi generasi pada masa pandemi ini, akan terjadi penurunan prestasi belajar pada peserta didik. Beberapa bulan belakangan banyak ditemukan kasus kekerasan orang tua terhadap anak. Mengapa hal ini terjadi? Ada masalah apa sehingga anak menjadi susah diatur seperti ini? 

Jika ditelusuri lebih dalam beberapa kasus terjadi karena anak merasa tertekan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan mereka juga kurang paham sehingga berakhir mencari pelampiasan yang dapat membuat orang tua geram dan tidak kontrol emosi sehingga berakhir dengan kekerasan. Belajar yang tinggi akan tekanan juga menyebabkan beberapa anak membangkang dan memilih tidak mengikuti belajar online dirumah. 

Beberapa dari mereka mungkin dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam waktu luang yang mereka miliki, tetapi banyak juga anak-anak selama belajar online menghabiskan waktu luangnya tanpa tujuan dan tidak menghiraukan tugas sekolahnya. Bagi sebagian kecil anak-anak belajar dirumah itu mengerikan , karena tuntutan dalam memahami materi yang diberikan dan banyaknya tugas dengan pemahaman yang kurang .

Pasti masyarakat sering mendengar berita bahwa banyak anak-anak sekolah yang mengeluh akan tugas sekolahnya. Hal itu terjadi karena pelajar dirasa sangat membosankan dan juga sangat menekan. Tidak bisa dipungkiri, setiap anak memiliki bakat masing-masing. Tidak bisa digeneralisir mereka harus menguasai mata pelajaran yang sama. Jika dipaksakan pasti dapat melemahkan semangatnya. Lebih buruk lagi adalah kesenjangan antara pelajaran semakin besar dan tugas yang banyak. Hal ini menyebabkan anak-anak merasa tertekan dan terbebani.

Faktanya adalah bahwa sekarang sekolah memberlakukan sistem pendidikan online yang mengharuskan para siswa mempunyai media untuk belajar secara online dirumah. Kondisi ekonomi mereka tentu bermasalah. Apalagi untuk siswa yang kurang mampu. Namun, tugas-tugas sekolah juga harus wajib dikerjakan. 

Secara keseluruhan anak-anak sekolah kekurangan ruang bermain dan sosialisasi. Pada saat yang sama, anak-anak melaporkan kurang memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman sekolah. Karena kurangnya sosialisasi ini kecemasan yang meningkat dan beberapa di antaranya dibenarkan. 

Hal yang dirasa cukup buruk karena anak-anak akan beralih mencari kesibukan lain. Daya tarik game dan media sosial telah berkontribusi pada perubahan waktu luang mereka. Saat ini sudah sering dijumpai bahwa beberapa anak muda telah kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan meraka.Stres ujian dan penyakit mental di kalangan remaja adalah hal yang perlu diperhatikan lebih jauh.

 Sekolah adalah untuk pendidikan. Sekolah adalah tempat orang belajar berteman dan bergaul dengan orang lain. Selama masa kanak-kanak, anak-anak mengembangkan karakter dan minat mereka. Selain itu juga memberi kesempatan untuk mengekspresikan pandangan. Semua ini adalah bagian dari persiapan untuk kehidupan dewasa

By:Diah siti rokhimah

Smk n 1 kendal

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun