Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikagetkan dengan isu naiknya harga tiket masuk wisata candi borobudur yang melejit naik. Hal ini disampaikan Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, rencananya tiket ke Candi Borobudur Untuk wisatawan domestik  akan dikenai tarif 750.000 per tiket, sedangkan untuk turis mancanegara dipatok harga 100 dollar AS. Tentu saja hal  tersebut menjadi perbincangan masyarakat luas. Lalu apa sebenarnya yang melatar belakangi hal ini?
     Sebelumnya perlu diluruskan terlebih dahulu bahwa sebenarnya tarif sebesar 750.00 itu berlaku bagi pengunjung yang ingin naik ke atas candi borobudur atau naik ke stupa, sedangkan untuk masuk ke komples Borobudur maka tarifnya tetap normal. Walaupun pengunjung tidak membeli tiket naik ke candi para pengunjung tetap bisa berkeliling di kompleks Borobudur untuk berfoto, naik andong,  belanja sourvenir, kuliner-an dan lain sebagainya. Selain tarif yang naik pemerintah juga berencana untuk membatasi pengunjung yang naik ke candi menjadi 1200 per hari dan diwajibkan menggunakan tour guide, 25% Dari kuota tersebut akan diberikan kepada anak anak sekolah dengan tarif 5 ribu per-orangnya dan para guru mendapat dispensasi.
     Kenaikan harga tarif tersebut bukan semata-mata untuk tujuan komersial namun lebih dari itu, tujuan sebenarnya ialah untuk melakukan konservasi wisata. Kebijakan naiknya tarif tersebut juga dibuat berdasarkan analisis panjang bertahun-tahun dan rekomedasi dari UNESCO. Alasan utamanya adalah karena  Bangunan candi Borobudur  kini sudah tidak baik-baik saja.
     Borobudur merupakan cagar budaya yang sudah diakui oleh Unesco, di dalamnya terdapat relief yang sanagt berharga terutama bagi umat budha. Namun sayang kebanyakan dari kita hanya melihatnya sebagai obyek wisata, bahkan hanya dianggap sebagai tumpukan batu tanpa arti. Selama puluhan tahun Borobudur didatangi banyak sekali pengunjung dari seluruh penjuru dunia  yang tidak menghargai kandungan makna pada candi ini, bahkan diantara mereka banyak yang  tidak menaati aturan dengan menduduki stupa sehingga banyak relief yang rusak.
     Banyaknya wisatawan lokal maupun turis yang berkunjung juga menyebabkan bangunan candi semakin lama semakin menurun. Dalam evaluasi dari World Herritage Committe (WHC) UNESCO menjelaskan bahwa para turis memberikan tekanan yang besar pada bangunan situs, kerusakan itu terjadi karena pengunjung yang kurang pengawasan. Bayangkan saja hanya terdapat  80 petugas setiap harinya dan mereka  harus menghadapi beribu-ribu pengunjung yang datang.  Belum lagi banyak pengunjung yang keras kepala dan tidak mau diatur, tentunya sangat sulit untuk mengontrol para pengunjung, jadi satu-satunya langkah yang tepat yaitu dengan membatasi jumlah pengunjung itu sendiri.
      Selain itu kebijakan ini sebenarnya tidak hanya terbatas pada naiknya tarif dan pembatasan pengunjung namun telah dirancang pula beberapa kebijakan tambahan berupa rencana pembangunan museum di mana bisa melakukan tur candi secara virtual, penyediaan lokasi untuk UMKM, kewajiban menggunakan sendal khusus saat naik ke candi,  penyediaan tempat charge kendaraan listrik, rencana pembangunan tempat pertunjukan dan lain sebagainya.Â
Intinya kebijakan ini dirancang demi kebaikan candi Borobudur itu sendiri dan hal itu dirancang setelah berbagai riset dan penelitian sebelumnya oleh para ahli dibidangnya sehingga diharapkan langkah ini dapat menjadi bentuk konservasi sinergis bagi Candi Borobudur. Dan perlu diingat kebijakan seperti ini juga banyak diterapkan pada heritage di berbagai penjuru dunia. Sehingga sebenarnya kebijakan yang dilakukan ini semata-mata adalah bentuk kecintaan dan kepedulian untuk terus melestarikan Candi Borobudur
      Setelah kebijakan ini disampaikan, banyak muncul pro kontra dari masyarakat, kebanyakan menolak kebijakan ini. Masyarakat menilai kebijakan ini terlalu mendadak dan juga agak tidak masuk akal. Banyak yang menyarankan agar kebijakan ini ditinjau terlebih dahulu. Untuk hal itu akhirnya pada 15 Juni 2022, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur batal, namun kebijakan lain seperti pembatasan pengunjung dan kewajiban memakai pemandu wisata dan sendal khusus saat naik ke stupa tetap akan diterapkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H