Tiktok merupakan suatu platform video musik yang sudah mendunia. Platform ini sudah digunakan bagi semua kalangan umur, baik anak kecil, remaja maupun dewasa. Tiktok menjadi sangat populer pada awal tahun 2019 dikarenakan covid-19 yang mengharuskan untuk berdiam diri di rumah. Oleh karena itu, aplikasi ini menjadi tempat yang dipenuhi oleh konten-konten kreatif untuk menyibukkan diri.
Mulanya Tiktok hanyalah sebuah aplikasi yang dapat membuat dan mengedit video secara sederhana sehingga menjadi lebih menarik. Namun seiiring berkembangnya teknologi, aplikasi ini menjadi lebih canggih dibandingkan aplikasi video musik lainnya. Tak hanya membuat dan mengedit dengan sederhana, aplikasi ini dapat menjadi ladang untuk meraup uang. Dengan membuat video menarik secara konsisten dapat memikat para penonton sehingga banyak menarik pedagang untuk menawarkan endorsement.
Pada 17 April 2021, di Indonesia memperkenalkan fitur barunya bernama Tiktok Shop. Tiktok Shop atau Tiktok Commerce merupakan social e-commerce yang inovatif agar para penjual dapat berinteraksi langsung dengan para pembeli. Para pedagang memperkenalkan dagangannya dengan melakukan live pada akun mereka. Pada saat melakukan live para pedagang akan menampilkan "keranjang kuning" di kiri bawah layar. Mereka akan menyematkan setiap produk yang sedang sale atau ditanyakan oleh penonton.
Setelah aplikasi mendunia ini sempat ditutup pada Oktober 2023 karena pelanggaran aturan Permendag 31 Tahun 2023, fitur ini akhirnya dibuka kembali pada 12 Desember 2023. Tiktok Shop bekerja sama dengan PT GoTo Gojek Indonesia dikarenakan adanya kesamaan visi misi. Selain karena melanggar aturan Tiktok Shop sempat ditutup karena protes para pedagang offline yaitu para UMKM salah satunya merasa dagangannya sepi yang disebabkan oleh munculnya Tiktok Shop ini.
Potongan harga yang diberikan Tiktok Shop sering tidak masuk di akal. Adanya discount besar-besaran membuat para pembeli beralih ke social e-commerce dari pada offline store. Harga barang yang turun drastis membuat para pembeli tergiur untuk selalu membeli. Kadang kala harga yang sudah sangat murah akan turun lagi ketika penjual melakukan live. Harga yang sangat tidak masuk akal ini membuat para penonton mudah terpengaruh untuk membeli.
Para pembeli berlomba-lomba untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan dengan sebutan "war". Adanya discount tidak masuk akal membuat para pembeli boros karena tergiur oleh barang-barang yang dijual sehingga sering melakukan transaksi. Hal ini dapat memberi dampak buruk kepada pembeli, seperti keluarnya dana yang tak terkendali. Setelah melakukan reset kecil, dua dari lima orang minimal melakukan pembelian satu bulan sekali.
Dapat terlihat bahwa platform ini memberikan pengaruh besar bagi masyarakat, entah dalam dampak positif atau dampak negatif. Tiktok memberikan berbagai dampak yang negatif terlebih pada para pembeli yang tidak dapat mengontrol dirinya. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencegahnya hal negatif yang akan muncul jika tidak bijak dalam berbelanja.
1. Tentukan anggaran dalam berbelanja
2. Buat daftar belanja
3. Jangan mudah tergiur oleh barang yang ditawarkan
4. Gunakan aplikasi keuangan untuk melihat pengeluaran
Sosial e-commerce yang ada bukan alasan untuk menjadi boros. Semua kendali ada pada diri kita masing-masing. Adanya strategi berbelanja diharapkan mengurangi belanja implusif dan menjadi bijak dalam berbelanja. Gunakan teknologi yang ada dengan pintar. Lalu buatlah keputusan berbelanja dengan cermat dan terencana. Diharapkan strategi tersebut dapat berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H