Manfaat Layanan Psikososial
Membantu siswa mengatasi trauma atau pengalaman sulit, seperti kehilangan orang terkasih atau konflik keluarga.
Mendukung siswa dengan kebutuhan khusus, seperti anak-anak dengan gangguan belajar atau gangguan perkembangan.
Meningkatkan hubungan sosial siswa melalui program yang melibatkan kerja sama dan empati.
Kolaborasi Antar Elemen: Peer Support, Bimbingan Konseling, dan Layanan Psikososial
Ketiga elemen ini saling melengkapi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kesehatan mental siswa. Peer support memberikan dukungan informal yang bersifat sehari-hari, sementara bimbingan konseling menawarkan bantuan profesional yang terstruktur. Di sisi lain, layanan psikososial berfokus pada intervensi yang lebih dalam untuk siswa dengan kebutuhan khusus atau masalah yang kompleks.
Sebagai contoh, dalam kasus siswa yang mengalami perundungan, peer support dapat menjadi tempat pertama bagi siswa untuk berbicara. Jika masalahnya berlanjut, konselor sekolah dapat memberikan pendampingan lebih lanjut. Jika diperlukan, layanan psikososial dapat memberikan intervensi khusus, seperti terapi trauma atau konseling keluarga.
Tantangan dalam Implementasi
Meskipun program-program ini menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang sering dihadapi adalah:
Keterbatasan sumber daya: Tidak semua sekolah memiliki konselor profesional atau dana untuk melatih siswa dalam program peer support.
Stigma terhadap kesehatan mental: Masih ada anggapan negatif yang membuat siswa ragu untuk mencari bantuan.