Mohon tunggu...
Mardianti
Mardianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori belajar sosial Albert Bandura

18 Januari 2025   07:08 Diperbarui: 18 Januari 2025   07:08 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Belajar Sosial Albert Bandura: Sebuah Pendekatan terhadap Proses Belajar melalui Observasi

Teori belajar sosial Albert Bandura merupakan salah satu konsep penting dalam psikologi yang memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana manusia belajar melalui pengamatan terhadap orang lain. Teori ini menggeser fokus dari pendekatan belajar tradisional yang hanya menekankan pada hubungan stimulus-respons. Dengan memperkenalkan elemen kognitif dan sosial, Bandura menunjukkan bahwa manusia tidak hanya belajar dari pengalaman langsung, tetapi juga melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut.

Latar Belakang Teori

Albert Bandura, seorang psikolog asal Kanada, mengembangkan teori ini pada pertengahan abad ke-20. Teori belajar sosial ini pertama kali diperkenalkan melalui eksperimen terkenal Bandura yang dikenal sebagai Bobo Doll Experiment. Dalam eksperimen ini, Bandura menunjukkan bahwa anak-anak yang mengamati orang dewasa melakukan kekerasan terhadap boneka mainan (Bobo doll) cenderung meniru perilaku tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses belajar dapat terjadi tanpa pengalaman langsung, melainkan melalui proses observasi dan imitasi. Temuan ini menantang pandangan tradisional dalam psikologi behavioristik, seperti yang dikemukakan oleh B.F. Skinner, yang menekankan pentingnya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment) dalam proses belajar.

Konsep Utama dalam Teori Belajar Sosial

1. Observational Learning (Pembelajaran Observasional)

Inti dari teori ini adalah bahwa manusia dapat belajar melalui pengamatan. Observasi melibatkan melihat perilaku orang lain, memahami konsekuensinya, dan kemudian meniru perilaku tersebut. Dalam proses ini, seseorang tidak perlu secara langsung mengalami penguatan atau hukuman untuk mempelajari sesuatu.

2. Modeling (Pemodelan)

Pemodelan adalah proses meniru perilaku yang diamati pada orang lain. Bandura mengidentifikasi tiga jenis model:

Model Langsung: Individu secara langsung mengamati perilaku orang lain, seperti guru atau teman sebaya.

Model Simbolik: Individu belajar dari karakter dalam buku, film, atau media lainnya.

Model Verbal: Individu belajar dari instruksi atau penjelasan yang diberikan tanpa contoh langsung.

3. Empat Proses dalam Observational Learning

Bandura menguraikan empat langkah penting yang diperlukan untuk pembelajaran melalui observasi:

Perhatian (Attention): Individu harus memperhatikan perilaku model agar dapat mempelajarinya. Faktor seperti ketertarikan, kompleksitas perilaku, dan relevansi perilaku dengan kebutuhan individu memengaruhi tingkat perhatian.

Retensi (Retention): Perilaku yang diamati harus disimpan dalam memori agar dapat diingat dan diterapkan di kemudian hari.

Reproduksi (Reproduction): Setelah mempelajari perilaku, individu harus memiliki kemampuan fisik dan mental untuk meniru perilaku tersebut.

Motivasi (Motivation): Individu harus memiliki alasan untuk meniru perilaku yang diamati, baik karena dorongan internal (motivasi intrinsik) atau insentif eksternal (motivasi ekstrinsik).

4. Self-Efficacy (Efikasi Diri)

Salah satu kontribusi penting Bandura adalah konsep efikasi diri, yaitu keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk berhasil dalam suatu tugas atau situasi tertentu. Efikasi diri memengaruhi seberapa banyak usaha yang akan dikeluarkan seseorang dalam menghadapi tantangan, serta ketekunan mereka dalam menghadapi kegagalan.

5. Reinforcement dan Punishment secara Tidak Langsung

Dalam teori ini, Bandura juga menekankan pentingnya penguatan dan hukuman yang diamati secara tidak langsung. Misalnya, jika seseorang melihat bahwa perilaku tertentu menghasilkan penghargaan bagi orang lain, maka mereka lebih mungkin untuk meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika perilaku tersebut menghasilkan hukuman, individu akan cenderung menghindarinya.

Eksperimen Bobo Doll

Eksperimen ini melibatkan tiga kelompok anak yang masing-masing menyaksikan model dewasa yang berinteraksi dengan boneka Bobo dalam berbagai cara:

1. Model Agresif: Anak-anak melihat orang dewasa yang bertindak agresif terhadap boneka, seperti memukulnya atau melemparkan benda ke arahnya.

2. Model Non-Agresif: Anak-anak menyaksikan orang dewasa yang bermain dengan boneka tanpa tindakan agresif.

3. Kelompok Kontrol: Anak-anak tidak melihat model dewasa sebelum bermain dengan boneka.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak dalam kelompok model agresif cenderung meniru perilaku agresif tersebut, sementara anak-anak dalam kelompok lain tidak menunjukkan perilaku serupa.

Aplikasi Teori Belajar Sosial

1. Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, teori belajar sosial memberikan dasar untuk pendekatan pembelajaran berbasis pemodelan. Guru dapat menjadi model positif bagi siswa dengan menunjukkan perilaku yang diinginkan, seperti kerja sama, empati, atau disiplin.

2. Psikologi Klinis

Terapi perilaku kognitif sering kali menggunakan prinsip teori belajar sosial untuk membantu individu mengatasi fobia, kecemasan, atau gangguan perilaku lainnya.

3. Media dan Perilaku Sosial

Teori ini juga relevan dalam analisis dampak media terhadap perilaku. Misalnya, anak-anak yang sering terpapar kekerasan dalam media mungkin lebih cenderung menunjukkan perilaku agresif, sebagaimana yang diilustrasikan dalam eksperimen Bobo Doll.

4. Dunia Kerja

Di tempat kerja, teori ini membantu memahami pentingnya pelatihan berbasis pemodelan, di mana karyawan baru belajar melalui pengamatan terhadap rekan kerja yang lebih berpengalaman.

Kritik terhadap Teori

Meskipun teori belajar sosial telah memberikan kontribusi besar, ada beberapa kritik yang perlu dipertimbangkan:

Keterbatasan Lingkungan: Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori ini terlalu menekankan peran pengamatan dan kurang mempertimbangkan faktor biologis dalam perilaku manusia.

Kompleksitas Variabel Kognitif: Meskipun Bandura mengintegrasikan elemen kognitif dalam teorinya, beberapa ahli merasa bahwa aspek-aspek ini belum cukup mendalam dibandingkan teori-teori psikologi kognitif lainnya.

Kesimpulan

Teori belajar sosial Albert Bandura telah merevolusi cara kita memahami proses belajar manusia. Dengan menekankan pentingnya pengamatan, pemodelan, dan elemen kognitif, teori ini memberikan kerangka kerja yang kaya untuk memahami perilaku manusia dalam berbagai konteks. Baik dalam pendidikan, terapi, maupun kehidupan sehari-hari, teori ini tetap relevan dan memberikan wawasan

 penting bagi siapa saja yang tertarik mempelajari dinamika pembelajaran dan interaksi sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun