Mohon tunggu...
Dhysi L.
Dhysi L. Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati berita heboh

Pemerhati berita heboh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Usia Dini sebagai Tonggak Pendidikan Selanjutnya

31 Mei 2017   20:36 Diperbarui: 31 Mei 2017   20:44 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Disimawati Lahagu

Pengantar

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan memiliki arti yang sangat luas dimana pendidikan itu tidak hanya diartikan sebagai upaya untuk menyampaikan nilai-nilai dan ilmu pengetahuan dan juga sebagai sosialisasi sistem nilai dan budaya.

Seorang guru mendesain pendidikan untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang berbudaya. Pendidikan  secara umum  adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang anak yang menyebabkan mereka berkembang. Sedangkan pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan seorang anak yang dibantu dalam mengembangkan daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya.

Dengan demikian bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan berbagai kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek keterampilan) yang dimiliki oleh seorang anak.

Masalah yang dihadapi seorang anak semakin beragam seiring meluasnya sosialisasi yang mereka lakukan, hal ini tentu akan menjadi sebuah pengalaman baru, yang mungkin tidak mereka dapatkan ketika hanya berada dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman sosial anak hendaknya lebih dikembangkan lagi agar kelak mereka tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi dirinya maupun orang lain, dan mampu menempatkan diri dalam masyarakat serta bersosial.

Di era globalisasi dimana pendidikan menjadi bidang yang akan menuntut guru agar lebih profesional dalam menjalani tugasnya tidak hanya pada masyarakat perkotaan namun juga di pendalaman Indonesia. Globalisasi juga  membuat masyarakat modern tidak bisa menyembunyikan dirinya atau terolisasi dari dunia luar serta keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan cara  berinteraksi.

Siapa yang termasuk usia dini

Anak yang usia dini adalah anak yang yang berada pada usia 0-6 tahun dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu setiap tumbuh kembangnya baik jasmani maupun rohani, dan mempersiapkan  kesiapan anak  untuk menempuh pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara (Mubasyira, 2016:8) pendidikan merupakan tuntutan segala kodrat yang terdapat dalam diri anak sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan pendapat ini dapat diambil kesimpulannya bahwa dalam pendidikan seorang anak berhak atas keselamatan dan kebahagiaan.

Seorang anak yang baru dilahirkan bagaikan kertas putih yang masih belum tercemar dari lingkungannya dan anak tersebut akan siap untuk menerima segala warna-warni kehidupannya, jadi seorang anak yang telah lahir memiliki bakat yang beraneka ragam. Menurut Maslow (Suyanto, 2008:25)  “Dalam perkembangan anak mempunyai berbagai kebutuhan yang perlu dipenuhi, yaitu kebutuhan primer yang mencakup pangan, sandang, dan ‘papan’ serta kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan penghargaan terhadap dirinya”. 

Seorang anak semakin termotivasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini adanya kebutuhan fisiologis (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya). Jika  tidak dipenuhi maka manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Dengan demikian  terpenuhinya kebutuhan tersebut akan memungkinkan anak mendapatkan peluang mengaktualisasikan dirinya.

Bagaimana pendidikan usia dini itu?

Di zaman modern ini pendidikan ditanamkan kepada anak usia dini agar dapat mengimbangi dengan semakin ketatnya persaingan global serta anak-anak bangsa untuk menghasilkan generasi muda dan berkualitas. Dalam hal ini tujuan dari suatu negara, Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah telah merencanakan  pendidikan yang akan diberikan kepada seorang anak dari mereka lahir hingga menginjak usia enam tahun.

Pendidikan   anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik-beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual, sosio- emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikkan  dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Tahap Sensori Motor (0-2 tahun), tahap Pra Operasional (2-7 tahun), tahap operasi Konkret (7-12 tahun), tahap Operasi Formal (12 tahun ke atas).

Menurut Hariwijaya (Suyanto, 2007:14), mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diartikan sebagai salah satu bentuk jalur pendidikan dari usia 0-6 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu dalam satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala guna dan kreativitasnya sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Dengan demikian dapat disimpulkan anak usia dini diajarkan dan diberi pemahaman secara mendalam untuk mengembangkan bakat yang ada di dalam dirinya,  dan terus berusaha agar anak tersebut dapat semakin lebih termotivasi. 

Apa alasan pendidikan usia dini menjadi tonggak pendidikan selanjutnya

Pendidikan  anak usia dini merupakan program pendidikan yang diarahkan pada upaya pembelajaran yang sesuai dengan tingkat usia anak dalam kemampuannya menggali potensi, sehingga anak memiliki bekal untuk perananya dalam memasuki kehidupannya di masa depan. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pendidikan anak usia dini sangat penting karena usia dini merupakan masa keemasan (golden ages), perkembangan anak pada masa awal sangat menentukan kualitasnya di masa depan. Dalam perkembangan anak usia dini adanya kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi, komunnikasi, kognitif, dan keterampilan motorik. Dalam pendidikan formal dimana guru  mengontrol reaksi dan respons murid.

Menurut Froebel (Suyanto, 1990:33) “Guru bertanggung jawab dalam membimbing, mengarahkan agar anak menjadi kreatif, dengan kurikulum terencana dan sistematis”. Berdasarkan pendapat ini dapat diambil kesimpulannya bahwa guru manajer kelas yang bertanggung jawab dalam merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, membimbing, mengawasi dan mengevaluasi proses ataupun hasil belajar.

Kesimpulan

Pendidikan anak usia dini telah menjadi tanggung jawab bersama orang tua, masyarakat dan pemerintah sebagai suatu dasar yang kokoh dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyuluruh, yang mencakup aspek fisik dan non-fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual ), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Berbagai pandangan ahli pendidikan anak pendidikan di usia dini sebagai landasan bagi keberhasilan pendidikan di jejang berikutnya. Dengan demikian bahwa pendidikan di usia dini akan menentukan perkembangan anak baik perkembangan intelektual, emosi sosial, spriritual, ataupun aspek lainnya

Daftar pustaka

Aris Priyanto. “Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Bermain”. Jurnal Ilmiah Guru  No. 02/Tahun XVIII/November 2014.

Mubasyira, Mut’hia. (2016). Anda Adalah Guru. Jakarta : Pustaka Mandiri.

Suyanto, S.  (2005). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional.

Martha Christianti. “Proses Pendidikan Anak Usia Dini ”. Jurnal Pendidikan Anak, Edisi 4, (Juli 2012).

Sudaryanti. “Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini”.Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1 (Juni 2012).

Mutiara, Magta. “Konsep Pendidikan Pada Anak Usia Dini”. Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume 7 Edisi 2, (November 2013).

Medan, 31 Mei 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun