Dalam Bimtek, para aparat desa diberi bimbingan sekaligus gambaran dan kiat-kiat jitu mengurus sebuah klan/desa. Mulai dari soal keuletan warganya, kedisiplinan, kerja keras, ketepatan, dan pembagian tugas/wewenang (job discription). Terutama juga soal pemanfaatan sumberdaya alam bidang pertambangan. Nah, kalau di bidang sumberdaya itu, kita akan kembali lagi ke sosok Goblin yang cekatan, ulet, tepat, insting kuat, dan utamanya lagi kecepatan.
Menjadi penting juga sebab dalam Bimtek, para Sangadi bakal mengenal pula sosok Buildier. Yakni kelas pekerja sukarelawan yang tak digaji meski tetap tekun, sabar dan tabah menjalankan tugas, demi kepentingan bersama. Ini hanya gambaran saja. Sebab saya yakin 1.000 persen, di jaman seperti sekarang ini, mana ada yang mau jadi Builder tanpa gaji.
Tapi, sepertinya ada 4 desa di Boltim yang mungkin sudah mengadopsi gaya main warga COC dalam mengelola desa dan masyarakatnya/klan. Keempat desa itu adalah Desa Bulawan, Desa Kotabunan Selatan, Desa Motongkat Tengah dan Desa Pinobatuan.
Saya berpikir, barangkali para leader di 4 desa ini sudah dikasih Bimtek oleh anak-anak mereka soal bagaimana kiat-kiat memajukan desa supaya bisa mencapai level kemakmuran tingkat TH 9 hingga TH10 dalam negeri COC.
Bisa jadi para pemimpin di 4 desa itu, memang sudah banyak belajar karakter troop di negeri COC. Ketepatan dan kecepatan yang mereka miliki, nyaris tak jauh beda dengan Barcher (Barbarian dan Archer) dan karakter lainnya seperti Goblin. Bukankah begitu Sangadi,? Saya jabat tangan Anda dan ucapkan selamat bergembira karena cepat menyusun segela persyaratan yang diminta. (THR dulu dang pak Sangadi).
Dan kepada para Sangadi yang belum mampu bergerak cepat dengan strategi yang tepat, sekali lagi, contohilah kecepatan Goblin dan fungsikan para Bulldier yang nganggur. Jangan hanya terfokus pada gerakan upgrade Town Hall (TH), Barbarian King, dan Archer Queen semata, tanpa belajar mengerti dan mencoba paham setiap karakternya dan tata kelola desa yang baik.
Jika berkas persyaratan demi pencairan TPAPD saja belum diurus, bagaimana mungkin mengharapkan datangnya THR? Dan ingat, ada ancaman mengintai ketika toples masih kosong, dan asap dapur belum berbau mentega.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H