Aku Jaim
Oleh Dila Adhelia (Dhy)
Goresan Pena pada 28 Maret 2020
Waktu terjeda sesaat
Ku renungkan suatu masa yang telah usai
Berharap benar-benar berakhir
Namun lagi-lagi hadir mengusik hati
Membuyarkan lamunan
Ku biarkan keheningan menguasai
Keadaan ku saat ini
Masih bingung dengan diriku sendiri
Entah mengapa
Manakala lisanku berkata "A"
Egoku menginginkan "A"
Namun hatiku menolak
Tak ingin mengakui
Ibarat kata yang tersampaikan indah
Bak langit cerah dengan senyuman mentari
Memaknai bahwa aku baik-baik saja
Tetapi ruang di dalam hati justru hampa
Terasa sesak dan ingin menyeruak
"Kamu jaim!" kata sohibku
Memang mungkin seperti itu
Jika aku menerima perkataannya
Ku akui aku jaim
Terlihat kokoh dari luar
Namun rapuh di dalam
Bukan inginku akan hal ini
Bukan salahku jika memang inilah sifat alamiah ku
Berusaha tegar, bukan berarti bermakna bahwa aku tak butuh siapa-siapa
Hanya saja, aku tidak ingin merepotkan yang lain
Dengan membagi luka
Yang selama ini ku pendam
Jauh di dasar hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H