Mohon tunggu...
Romadhona Eka
Romadhona Eka Mohon Tunggu... -

A wildflower from the equator.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Cinta di Pulau Kemaro

28 Oktober 2014   02:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14144264842006468663

[caption id="attachment_350303" align="alignnone" width="700" caption=""][/caption]


Kota sriwijaya ini menyimpan tempat-tempat menarik yang patut dikunjungi. Bahkan bisa dinikmati dalam dua hari. Maklum tempat-tempatnya kebanyakan di sekitar kota. Termasuk Pulau Kemaro yang terletak di tengah Sungai Musi, yang menyajikan wisata sejarah.


Pulau ini konon terbentuk oleh kisah cinta romantis yang legendaris antara seorang keturunan Tionghoa dan putri kerajaan. Kisahnya dianggap sebagai kisah cinta Romeo dan Juliet Indonesia.


Adalah Tan Bu Ann, seorang putra raja Negeri China yang dijodohkan dengan putri Fatimah, ia menerima perjodohan dengan syarat mas kawinnya berupa 9 guci emas. Raja China menyanggupi, dan saat Pangeran Tan Bu Ann berlayar menuju Palembang, ia dibekali 9 guci dari emas. Namun mengingat dunia pelayaran saat itu dipenuhi dengan perompak dan perampok, sehingga mereka mengantisipasi keadaan dengan memperdaya bajak laut. Guci-guci tersebut pun disamarkan dengan cara diisi sayur-sayuran.


Ketika sampai, Tan Bu Ann membuka bawaan-bawaannya, namun yang dilihatnya hanya guci-guci berisi sayuran saja. Karena malu dan kecewa ia buang semua guci-guci itu dalam sungai. Ia sendiri juga memutuskan terjun ke dalam sungai. Sang putri yang mendengar kabar buruk itu menyusul ke sungai dan ikut menerjunkan diri. Sungguh tragis akhir kisah mereka yang sejatinya baru akan dijalin indah.


Setelah tenggelamnya dua sejoli itu tak berapa lama muncullah dua pulau berdekatan di lokasi mereka tenggelam. Tak heran dianggap sebagai pulau yang terbentuk karena kisah cinta mereka. Pulau seluas 180 kilometer itu dinamai Kemaro, yang artinya kemarau karena dianggap selalu kemarau, kering, tak tersentuh air Sungai Musi meski tengah pasang sekalipun.


Kuburan sang putri dan pangeran China ada di pulau tersebut, dan untuk mengenangnya dibangun kuil, di sampingnya ada sebuah pohon yang dilambangkan sebagai pohon “Cinta Sejati” antara dua bangsa dan dua budaya yang berbeda pada zaman dahulu. Konon jika ada pasangan yang mengukir nama mereka di pohon tersebut maka hubungan mereka akan berlanjut sampai jenjang Pernikahan. Tak heran Pulau ini juga disebut sebagai Pulau Jodoh.


Saat ini ada daya tarik baru di Pulau Kemaro, yakni sebuah Pagoda berlantai 9. Megah menjulang mempercantik sekitarnya. Pagoda ini baru dibangun tahun 2006. Berwisata kesana pun serasa berwisata ke Thailand, yang tiap-tiap wilayahnya ada pagoda-pagoda cantik menawan.


Oya, memasuki Pulau Kemaro tidak perlu membayar tiket. Cukup biaya untuk menyewa perahu kecil saja, yang harganya bisa dinego kok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun