Mohon tunggu...
dhodik bimo
dhodik bimo Mohon Tunggu... Pns -

Menapak jalan baru dengan sebuah optimisme

Selanjutnya

Tutup

Money

Jokowi Sadar UMKM dan Ekonomi Digital

16 Februari 2016   13:35 Diperbarui: 16 Februari 2016   13:49 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar : www. bbc.com"]

[/caption]Presiden Jokowi memang lain dari presiden-presiden RI sebelumnya. Cara-cara Jokowi menghadapi atau menyelesaikan masalah sangat berbeda. Kadangkala berani melawan mainstream. Demokratisasi kepemimpinan Jokowi sangat terlihat ketika akan memutuskan sebuah permasalahan, mulai dengan cara mengajak makan siang sampai diskusi dengan para pelaku di istana. Jokowi sama dengan Gus Dur berusaha merubah keangkeran Istana menjadi sebuah bangunan yang ramah untuk rakyatnya. Rakyat berhak tahu seluk beluk rumahnya, dan Jokowi membuka pintu istana lebar-lebar buat berdiskusi dengan rakyat. Interaksi langsung yang dilakukan Jokowi dengan para stakeholder membuka ruang dialog yang egaliter antara rakyat dan pemimpinnya. Mulai masalah politik sampai masalah ekonomi.

Gejolak ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun-tahun ini mulai isu PHK, harga bahan-bahan pangan yang melambung tinggi, kontradiksi kereta cepat dll. Kondisi ini Membuat pertumbuhan ekonomi terganggu. Negara berupaya menanggulangi pelambatan pertumbuhan ekonomi dengan berbagai cara. Ada 9 (sembilan) paket kebijakan yang diharapkan pemerintah dapat mengatasi permasalahan ekonomi nasional. Paket kebijakan yang terakhir mengenai Percepatan Pembangunan Infrastruktur Tenaga Listrik, Stabilisasi Harga Daging, dan Peningkatan Sektor Logistik Desa-Kota. Paket kebijakan 1 sampai 9 pada intinya bagaimana mengatasi pelambatan ekonomi dengan memberikan stimulan produktif serta mengatasi hambatan-hambatan teknis yang ada.

Permasalahan ekonomi yang terjadi sekarang ini, menguatkan analisa Jokowi bahwa penyelesaian ekonomi harus dilakukan secara terintegrasi dan memerlukan partisipasi semua pelaku usaha. Pada pertemuan dengan Kepala Negara Asean dan Presiden USA dalam KTT AS-ASEAN atau ASEAN-US Summit. Presiden Jokowi sangat optimis UKM akan menjadi salah satu sektor yang paling penting dalam era perdagangan bebas saat ini. Jokowi mengatakan "Sekitar 88,8 persen hingga 99,9 persen bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM, dan menyerap 51,7 persen sampai 97,2 persen tenaga kerja di ASEAN," (www.kompas.com). Saat ini jumlah pelaku UMKM sekitar 56,5 juta dan jumlah koperasi sebanyak 206.288 unit. UKM raksasa ekonomi sebenarnya, tetapi permasalahan klasik, seperti peluang pasar, modal dan peralatan modern selalu menghantui perkembangannya. Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar terbesar di Negara Asean dengan jumlah penduduk yang kurang lebih 250 juta jiwa dan potensi sumberdaya alam yang berlimpah membuat banyak investor dan perusahaan membidik.

Jokowi sadar akan dinamika ekonomi di kawasan Asean sehingga perlu mengantisipasi dengan berbagai kebijakan yang pro untuk UMKM Indonesia. Salah satunya kebijakan untuk mendekati negara Asean dan USA. Khususnya untuk membuka peluang pasar. Pasar menjadi salah satu parameter terpenting dalam perdagangan/ ekonomi perdagangan.  Keterbukaan ekonomi Asean melalui MEA menjadi salah satu hal yang harus diantisipasi. Jokowi menyadari keterbukaan ekonomi kawasan. Jangan sampai kita hanya jadi konsumen dari produk-produk negara tetangga, harus ada balancing perdagangan, sehingga sama-sama surplus.

Insting ekonomi yang tajam, mungkin karena dibesarkan sebagai entrepreneurship mengasah kelihaian Jokowi dalam membuat kebijakan ekonomi untuk UMKM. Sehingga dapat mengetahui dengan detail permasalahan UMKM. Teknologi dan ekonomi digital menjadi salah satu kunci dalam meluaskan atau meningkatkan volume perdagangan UMKM. Sehingga akses teknologi dan ekonomi digital dipacu agar diadopsi oleh UMKM. Keberanian Jokowi di forum kepala negara Asean - USA mengungkap permasalahan UMKM ini bukan tanpa alasan. Pelaku ekonomi Indonesia yang didominasi oleh UMKM apabila tidak di back up oleh kebijakan negara yang pro rakyat, otomatis akan gulung tikar, sehingga akan menyulitkan negara dalam mengatasinya. Memulihkan ekonomi lebih sulit daripada membangun ekonomi.  Jokowi berusaha UMKM dapat menjadi stabilitas ekonomi yang cukup kuat di rumahnya sendiri. Lecutan ekonomi UMKM dapat mensuport kepada ekonomi yang lebih besar lagi. Multiplier effects UMKM sangat besar bagi ekonomi nasional.

Dunia saat ini identik dengan teknologi informasi atau teknologi digital. Peluang pasar teknologi digital merupakan salah satu yang akan dimanfaatkan oleh Jokowi dalam mendukung perekonomian Indonesia. Bahkan penggedhe-penggedhe Facebook, Google, Microsoft memprediksi dimasa mendatang bisnis teknologi digital akan menggiurkan. Jokowi membuat piranti piranti kebijakan yang ramah teknologi, sehingga siapapun bisa memanfaatkan teknologi digital, apalagi untuk menunjang pengembangan perekonomian Indonesia. Keunggulan teknologi digital juga dimanfaatkan Jokowi untuk mengelola kebijakan publik yang pro rakyat. Presiden sangat menyadari betapa hebatnya kekuatan UKM dan teknologi digital dalam mendukung perekonomian negara yang berbasis rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun