Pada saat pelaksanaan program, keduanya berjalan lancar dan warga tampak antusias mendengarkan penjelasan yang saya berikan. Saya memahami pentingnya memulai segala sesuatu dari diri sendiri dan keluarga. Topik berbasis keluarga merupakan hal yang umum dibicarakan, namun jarang menyentuh implementasi paling dasar dari hal itu sendiri.
Oleh karena itu melalui program ritual keluarga saya mengajak setiap anggota keluarga untuk bertemu dan berdiskusi satu sama lain. Kesibukan yang kita alami sebelum Corona, kadang membuat kita melupakan pertemuan – pertemuan kecil yang bermakna.
Saat program ini dilaksanakan, warga dengan mudah memahami penjelasan saya karena menyentuh hal – hal remeh yang kadangkala dilewatkan. Kita seringkali sibuk pada suatu kegiatan untuk pemenuhan dan eksporasi diri tanpa menyadari kita meluangkan waktu yang cukup untuk orang di sekitar kita.
Selanjutnya, program kedua diterima dengan mudah oleh ibu – ibu yang menjadi sasaran psikoedukasi. Ibu – ibu tersebut merupakan ibu rumah tangga yang sehari – harinya mengurus anak dan rumahnya. Pembicaraan yang saya lakukan terhadap ibu – ibu tersebut mengenai teori pengasuhan yang diajarkan di saat kuliah terasa nyambung karena mereka merasakannya sendiri di rumah.
Pemahaman mereka mengenai karakter dan emosi anak umumnya lebih mendalam dibanding ibu – ibu yang bekerja dan harus menyisihkan waktunya di luar rumah.
Saya pribadi sangat bersyukur dengan adanya program ini karena membantu saya memahami keadaan sekitar, seperti keadaan keluarga dan pola – pola pengasuhan yang diterapkan orangtua – orangtua. Saya berharap keberlanjutan program ini tidak hanya dilaksanakan jangka pendek saja, namun juga memberikan kebermanfaatan jangka panjang. Salam.
Daftar Pustaka
- Fitra, S. (2020, February 2). Ramai RUU Ketahanan Keluarga, Berapa Angka Perceraian di Indonesia?. Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/20/ramai-ruu-ketahanan-keluarga-berapa-angka-perceraian-di-indonesia
- KumparanNEWS. (2019, November 28). Kami Membandingkan Jumlah Pernikahan dan Perceraian di Indonesia. Retrieved from https://kumparan.com/kumparannews/kami-membandingkan-jumlah-pernikahan-dan-perceraian-di-indonesia-1sKM5fAHafr/full
- Mawarpury, M. & Mirza. (2017). Resiliensi dalam Keluarga: Perspektif Psikologi. Jurnal Psikoislamedia, 2(1), 96-106. Retrieved from http://103.107.187.25/index.php/Psikoislam/article/view/1829
- Moore, K. A., Chalk, R., Scarpa, J., & Vandivere, S. (2002). Family Strengths: Often Overlooked, but Real. Child Trends Research Brief. Retrieved from https://eric.ed.gov/?id=ED468044
- Otto, H. A. (1963). Criteria for Assessing Family Strength. Family Process, 2(2), 329–338. doi:10.1111/j.1545-5300.1963.00329.x
- Wardani, D. A., Handayani, M., & Tsia, W. T. (2018, September 18). Fakta di Balik Tingginya Angka Perceraian di Indonesia. Retrieved from https://www.era.id/read/lYUMBL-fakta-di-balik-tingginya-angka-perceraian-di-indonesia
- Widyanuratikah, I. (2018, October 20). Kondisi Keluarga Indonesia Jauh dari Ideal. Retrieved from https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/10/21/pgw73s368-kondisi-keluarga-indonesia-jauh-dari-ideal
Editor : Hendrik A.S