Mohon tunggu...
dhiyaul aulia
dhiyaul aulia Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

jakarta, indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tindakan Pemerintah dalam Menerapkan Kegiatan Belajar dari Rumah

6 Mei 2020   20:01 Diperbarui: 6 Mei 2020   19:54 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Dhiyaul Aulia

(Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)

Seperti yang kita tahu, bahwa pada saat ini Indonesia sedang berperang dengan virus yang telah banyak menelan korban jiwa. Pada 31 Desember 2019 lalu, terdapat laporan di China bahwasannya terdapat kasus pneumonia di Kota Wuhan yang tidak dapat diketahui etiologinya. 

Pada 7 Januari 2020, China mengidentifikasi bahwa penyakit ini adalah jenis baru coronavirus (novel coronavirus). Pada awal tahun 2020 ini telah terjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran penyakit ini terus berkembang dan menyebar hingga pada akhirnya diketahui bahwa penyebabnya ialah novel coronavirus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa nama resmi untuk virus ini ialah Covid-19. Jumlah kasus pada penyakit ini terus menerus menyebar dan berkembang dengan sangat cepat. Yang pada awalnya muncul di wilayah Wuhan, menyebar bahkan sampai ke negara lain selain China. 

Negara negara yang terserang virus ini antara lain China, Jepang, Thailan, Korea Selatan, Vietnam, Singapura, Amerika Serikat, Kamboja, Nepal, Perancis, Australia, Malaysia, Filiphina, Sri Lanka, Kanada, Jerman, Italia, Rusia, Belgia, Finlandia, Spanyol, Swedia, Mesir dan masih banyak negara lain yang terserang virus ini bahkan negara kita Indonesia saat ini sedang diserang Covid-19.

Pada awal munculnya Covid-19 di Indonesia karena terdapat dua orang yang dinyatakan positif telah terjangkit virus tersebut. Dua orang yang telah positif terjangkit virus ini berusia 64 dan 31 tahun, mereka merupakan ibu dan anak perempuan. Kasus ini dikonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020. 

Setelah ditelusuri, penyebab ibu dan anak ini terserang virus tersebut karena mereka melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang sedang berada di Malaysia dan mereka bertemu di Indonesia. 

Setelah kontak dengan warga negara Jepang tersebut, ibu dan anak ini merasakan sakit seperti flue dan mereka pun pergi ke rumah sakit yang berada di Depok. Setelah diperiksa oleh dokter, ibu dan anak ini hanya diminta agar rawat jalan saja. 

Namun setelah beberapa hari mereka kembali ke rumah sakit tersebut karena merasa batuknya tidak membaik. Lalu dua hari kemudian ibu dan anak ini mendapat kabar bahwa temannya yang warga negara Jepang tadi dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Lalu selanjutnya setelah diketahui bahwa warga negara jepang tersebut positif terjangkit virus corona, dilakukanlah screening siapa saja orang yang pernah kontak dengan warga negara jepang tersebut,  lalu ditemukan dua orang ibu dan anak tadi yang memiliki gejala seperti Covid-19, anak dan ibu ini diminta untuk swab test dan pada tanggal 2 Maret 2010 ibu dan anak tersebut telah dinyatakan positif terjangkit virus corona dan mereka langsung dilarikan ke RSPI Dr. Sulianti Saroso. 

Presiden Joko Widodo segera mengadakan siaran pers tentang dua kasus positif pertama di Indonesia ini, beliau mengadakan siaran pers di istana merdeka, Jakarta Pusat. Kasus corona di Indonesia ini semakin meningkat pesat sehingga pada akhir Maret 2010 kasus positif terjangkit virus corona di Indonesia mencapai lebih dari 1000 orang dan kasus meninggal saat ini karena virus corona mencapai lebih dari 700.

Jakarta merupakan daerah penyebaran Covid-19 dengan kasus terbanyak di Indonesia, karena diketahui dari setengah pasien Covid-19 berasal dari Jakarta, kemudian disusul oleh Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten. Karena mengetahui bahwa penyebaran Covid-19 ini semakin meningkat luas, pemerintah pusat menerapkan berbagai kebijakan untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di Indonesia.

Salah satu kebijakan pemerintah pusat ini yaitu memerintahkan para pemilik perusahaan untuk mempekerjakan karyawannya bekerja dari rumah atau disebut Work From Home (WFH), sedangkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) memerintahkan kepada segala institusi pendidikan baik mulai dari SD sampai dengan SMA hingga Perguruan Tinggi untuk segera menerapkan kegiatan pembelajarannya dari rumah, mendikbud juga mengadakan program belajar dari rumah di stasiun televisi.

Nadiem Anwar Makarin selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang berisi tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). 

Dalam surat edaran ini juga berisi tentang keputusan pembatalan untuk Ujian Nasional (UN) tahun 2020 karena menurutnya, mereka lebih mementingkan keamanan serta kesehatan siswa dan keluarganya. Selain itu, setelah beredarnya surat edaran ini Ujian Sekolah pun tidak boleh dilaksanakan dengan tatap muka, 

Ujian Sekolah bisa dilakukan dalam bentuk jarak jauh. Bagi sekolah yang telah melaksanakan Ujian Sekolah sebelum beredarnya surat ini, mereka dapat menggunakan nilai tersebut untuk pertimbangan kelulusan siswanya. Lalu bagi sekolah yang belum melaksanakan Ujian Sekolah, harus mengikuti ketentuan yaitu bagi kelulusan Sekolah Dasar (SD) kelulusan didasarkan nilai lima semester akhir. 

Kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas  (SMA), dapat menggunakan nilai lima semester akhir, nilai semester genap kelas 9 dan 12 dapat digunakan sebagai tambahan nilai untuk kelulusan. Dan kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat berdasarkan nilai rapor, praktik, dan portofolio selama lima semester akhir dan nilai akhir semester genap juga dapat menjadi tambahan nilai.

Untuk penilaian kenaikan kelas, memiliki ketentuan tersendiri yakni seperti yang sudah dijelaskan bahwa untuk Ujian Akhir Semester tidak ada yang boleh dilaksanakan dengan tatap muka kecuali jika ujian telah dilaksanakan sebelum beredarnya surat tersebut. Ujian Akhir Semester juga dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor serta prestasi siswa yang telah diperoleh sebelumnya. Dapat juga mengambil nilai-nilai tugas jarak jauh.

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa mendikbud mengadakan program belajar dari rumah di stasiun televisi. Stasiun televisi yang mengadakan program belajar dari rumah ialah stasiun televisi milik pemerintah Republik Indonesia yakni Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemendikbud menyatakan bahwa program pada TVRI ini akan dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai pada 13 April 2020. Kemendikbud membuat program  ini karena menurut Nadiem tidak semua peserta didik bahkan guru mampu mengakses platform pembelajaran online dengan lancar.

Pada program ini akan berisi materi pembelajaran bagi peserta didik jenjang sekolah. Tidak hanya peserta didik, untuk guru dan orang tua pun mendapatkan bimbingan dan tayangan tentang kebudayaan akan hadir pada akhir pekan. Materi pembelajaran terfokus pada bagaimana meningkatkan tingkat literasi, numerasi, bahkan bagaimana menumbuhkan karakter bagi peserta didik. Acara acara yang ditayangkan pun disajikan dengan desain dan warna yang sangat menarik, menurut pendapat saya, desain dan warna dibuat semenarik mungkin agar peserta didik tidak mudah jenuh.

Selain program belajar dirumah melalui TVRI yang dicanangkan oleh kemendikbud, pembelajaran dari rumah ini juga di support oleh kementrian BUMN melalui telkomsel yang memberikan kuota gratis untuk mengakses situs virtual class di 60 perguruan tinggi di Indonesia dan kuota gratis untuk mengakses media belajar online contohnya seperti ruang guru.

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun