Mohon tunggu...
Dhiya Turfa
Dhiya Turfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa sastra Indonesia, Universitas Pamulang

Membaca novel dan menonton film action, fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Rundungan Diri

12 Juni 2023   16:40 Diperbarui: 12 Juni 2023   16:53 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Alur jalan teriringi kabut

Menopang pikiran yang kusut

Berada di cerita yang kalut

Bersama latar yang ikut terhanyut

Berat beban terasa saat bulan menyinari

Bergelut dengan diri sendiri

Menyalahkan takdir yang diberi sang pengasih

Mengutuki diri tak mau berserah diri

Padahal segalanya telah berporsi

Tak mungkin diberi jika tak sanggup menjalani

Kasih nya tak akan habis

Meski sering berpaling bersama tangis

Memang tak ada yang meminta

Namun hebatnya cerita terukir bagai pelita

Menjadi sebuah permata

Saat akhirnya bisa melihat sinar di ujung mata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun