Perempuan bermata biru telah kembali dari hibernasi. Satu hal yang dimiliki ketika ia  buka mata untuk yang  pertama kali. Membayar  rindu yang menderu pada pujaan hati.
Ranting ranting kering pun mengerti, bahwa perempuan bermata biru  tengah jatuh hati. Dedaunan bergoyang melambaikan  ucapan selamat datang kembali. Pucuk pucuk pinus yang berjajar rapi, satu demi satu ia lewati, Pipinya tiba tiba merah merona mata birunya memanacar bersinar. Kemana perempuan itu akan pergi?
Sebuah sore di awal musim .........
Ia Tampak begitu mesra, merengkuh semilir angin yang berhembus kearahnya.
Direntangkan kedua tangan, lalu  pejamkan mata. Rambut panjang yang tergerai bergerak dan tersibak. Senyumnya mengembang.
Begitu dalam ia menikmati kebersamaan.
......Perempuan bermata biru dan angin.......
Di ujung tebing  ia berdiri. Membiarkan serpih serpih angin menerpa tubuhnya.
Hamparan jingga  terbentang  sudut cakrawala menjadi kolaborasi romantis bersama biru laut di bawah sana. Nyala senja pun memantul pada tiap debur ombak. Berkilau. Kuning dan Menguning
Perempuan bermata biru tak pedulikan apa apa.... terlena ia dengan belaian angin. Sore itu begitu terasa sempurna.
Sempurna
Sempurna
Dan sempurna.......
Selang beberapa waktu jingga pun menggulung, merelakan dirinya lenyap ditelan gelap. Biru laut kini tak lagi tampak.
Perempuan bermata biru turunkan tangan, sembari membuka kedua kelopak. Helai helai rambut kembali turun memanjang
Angin menghilang dan ombak laut pun kembali tenang. Hanya ada gelap diiringi melodi dari debur debur yang memecah karang.
"Aku jatuh hati padamu, Â hadirmu membuatku lupa bagaimana rasanya perih karena sayatan luka. Angin, temuilah aku di senja senja berikutnya"
Setetes bening bersarang di sudut mata, kemudian turun mengalir menghias pipi perempuan bermata biru.
Ia membalikkan badan dan  siap kepakkan sayap menembus malam untuk kembali ke peraduan bersama peri peri hutan.
By Keinu Â