Mohon tunggu...
Uniek Widyarti
Uniek Widyarti Mohon Tunggu... -

belajar menjadi manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kemuning di Villa Kupu-kupu

2 Juni 2014   14:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Part. 1

Aku beranjak pergi meninggalkan suara suara mereka yang begitu membuat panas telingaku. Seburuk itukah diri ini didepan teman temanku. Tuhan, apa salahku....??? tak pernah kupinta keadaan seperti ini, Masih ingatkah Kau Tuhan, aku bermetamorfosa dengan sempurna. Lalu mengapa hidupku seolah begitu hina.

Namaku Kemuning, aku adalah seekor kupu-kupu. Populasiku kini tak sebanyak dulu, selain karena terus diburu, juga karena bumi ini tak sesejuk dahulu. Terlalu sulit kini untuk mencari tempatberteduh, kami tak lagi banyak menemukan nektaryang kami hisap karena bunga bunga pun kini banyak yang telah layu.

Aku tak tahu mengapa Ibu memberiku nama Kemuning, karena Ibu suka bunga kemuning atau karena aku adalah keturunan spesies kupu –kupu berwarna kuning. Tapi tahukah kau,.......... aku berbeda. Satu sayapku berwarna kuning sedang yang satu berwarna ungu. Banyak teman mencibirku, sehingga aku begitu malu.Ketika manusia melihatku, aku mendengar mereka bilang aku ini cantik, aneh dan lucu. Kata-kata itu lebih nyaman kudengar ditelingaku dari pada julukan dari para temanku. Namun, setelah mereka memujiku, manusia manusia itu memburuku. Langkah mereka yang panjang membuat aku semakin terengal, tubuh mereka yang besar dan kuat hampir saja menjangkauku.

Aku berlari....berlari..dan terus berlari dengan kepakkan sayapku tanpa henti. Sebetulnya aku begitu lelah, tapi apa daya, aku hanya seekor kupu-kupu, tak ada yang akan melindungiku selain diriku sendiri. Terkadang aku iri melihat manusia manusia manusia kecil , kemana mereka pergi ada sang ibu yang selalu menemani.

Aku sendiri,,,,teman- teman tak menerimaku dengan alasan perbedaan sayapku. Mereka semua indah, sempurna, cantik dan begitu menawan. Apalagi ketika kami terbang bermain bersama, berlomba dan saling berkejaran. Bila aku bergabung, mereka mengusirku karena warna ungu di satu sayapkumengurangi keindahan mereka sebagai sekelompok kupu kupu kuning.

Suatu hari aku terbang jauh, ingin melepas penatku, membuang kebosananku dan mencari suasana baru. Udara sejuk mulai kurasakan, pepohonan tinggi di kanan kiri ku. Aku berhenti di depan sebuah kediaman yang tampak asri dan nyaman. Kulihat tumbuhan begitu rapi tertanam, kuncup kuncup bunga berbagai warna begitu elok dipandang, kembang kembang mekar pun mewarnai halaman. Mulai kucium aroma wangi bunga, lebih wangi dari bunga bunga di tempat biasa. Aku tersenyum, dan terus mencoba memasuki taman itu. Wooooowww...bunga bunga itu indah sekali, seperti yang diceritakan ibu dulu. Aku hinggap di salah satunya, begitu manis rasa madu didalamnya. Aku berpindah ke bunga yang lain, lebih manis dari bunga sebelumnya. Aku mencoba bunga di samping kolam , ternyata jauh lebih manis dari bunga yang kedua.

Mataku terpejam, betapa aku menikmati keindahan ini. Karena selama ini aku hanya bisa memimpikan seperti apa yang pernah ibu rasakan. Cipratan kecil dari air pancuran di kolammengenai tubuhku. Segar..........

Kembali kukepakkan sayapku, aku ingin lebih lagi mendekati kediaman itu. Tiba tiba aku berhenti, terlintas kekhawatiran, manusia penghuni akan mengejar dan menangkapku.. Ah tidak.....rumah ini tampak senyap, aku akan mencoba mendekati...

Kulandaskan tubuhku di ruang terbuka bagian depan.....mungkin inilah yang sering manusia sebut dengan teras. Beberapa kursi kayu terletak disana. Andai aku manusia pasti aku sudah duduk di kursi antik itu. Tapi aku hanya binatang kecil, kursi itu terlalu besar untuk kusinggahi.

Sepertinya penghuni rumah memiliki anak kecil, seorang manusia kecil yang membuatku iri. Beberapa mainan tergeletak disana, sebuah cermin, sebuah boneka barbie, dan peralatan memasak dari plastik. Kuhinggapkan kaki kaki mungilku pada sebuah benda, tiba tiba aku terpana....aku melihat seekor binatang sejenisku...kupu kupu ....ya.... kupu kupu, dia cantik dan terlihat begitu indah. Kugerakkan tanganku, kucoba menyentuhnya...tapi kupu kupu itu pun menggerakkan tangannya. Kucoba buka mulutku untuk bertanya siapa namanya? Diapun seolah tampak berbicara.Aku semakin penasaran, karena kupu kupu itu lebih cantik dari teman temanku. Kucoba buka sayapku agar dia mengerti bahwa aku satu jenis dengannya. Aku terperanjak.......satu sayapnya kuning, satu sayapnya ungu.Aku terdiam.........inikah aku????????

“Mama...mama...lihat ada kupu-kupu hinggap dicerminku”

Suara itu membangunkan lamunanku.....manusia, ya manusia...aku harus pergi secepatnya.

“Ya sayang, biarkan saja kupu kupu itu ikut bermain bersama Pupy ya...jangan sakiti dia”

Suara lembut itu membuatku mengurungkan niat untuk meninggalkan tempat nyaman ini..

“Subhanallah Pupy, lihat,.....kupu kupu ini begitu cantik, dia memiliki dua warna yang begitu indah. Ini adalah Kuasa Allah, Dia begitu hebat menciptakan makhlukNya dengan keindahan dan keunikannya.”

Tak terasa air mata keluar dari mataku, kata kata yang begitu menyejukkan, menyiram kegersangan hatiku. Aku yang selama ini malu dan rendah diri dengan keadaanku, aku yang selama ini sendiri dan menyendiri karena tak ada yang menerimaku. Hari ini, di sini aku mengerti.....Allah SWT menciptakan aku dengan begitu indah, cermin ini membukakan mataku bahwa aku adalah seekor kupu kupu yang cantik, sedang manusia dewasa itu mengajariku untuk bersyukur karena ternyata aku adalah seekor kupu kupu yang unik dengan perbedaan warna di keduasayapku.

Masih ada manusia berbudi di zaman seperti ini, dia mengajari putri cantiknya untuk menjagaku, bahkan tak sedikitpun mereka berdua menyentuhku. Oh ibu, andaikan aku mampu bicara padamu, justru aku ingin hinggap di telapak tanganmu lalu kau peluk aku bersama putri kecilmu.

Aku beranjak, dengan percaya diri aku terbang, menari dan memamerkan sayapku pada Pupy dan sang ibu...didepan mereka aku tersenyum, meski mereka mungkin tak bisa melihat senyumku. Lalu ku labuhkan kakiku diatas rambut hitam Pupy....mereka tertawa....aku pun turut bahagia.

Matahari terlihat hendak pergi, hari ini aku sangat bahagia, kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.. Enggan diri ini kembali pulang, meninggalkan kemesraan bersama alam dan keluarga ini. Tapi aku harus kembali ke peraduan.

Pupy....meski butuh waku berjam jam untuk sampai ke tempat ini, namun aku pastikan esok aku kan kembali dan bermain bersamamu disini. Mereka melambaikan tangan tanda perpisahan.

*****************

Sepanjang jalan aku bernyanyi, aku sangat gembira...meski aku terbang sendiri tapi ada asa besar disana, hari ini aku bermain kembali bersama Pupy. Tak kuhiraukan lagi ejekan teman teman padaku. Dalam hati, aku kini tahu aku adalah kupu kupu Karya Agung Allah Tuhanku, ....Allah SWT tidak pernah menciptakan suatu produk yang gagal. Perbedaan warna di sayapku justru menunjukkan betapa Dia Maha Besar.

Kuberhenti di bunga warna biru...sejenak ku beristirahat tegakkan sayapku. Seperti hari yang lalu, aku menghisap sari sari bunga di taman ini. Bukankankah kalian tahu, bunga bunga juga sebetulnya sangat berharap kedatanganku, karena dengan penyerbukan yang kulakukan bunga bunga itu akan berkembang menjadi buah yang kalian makan.

Aku kembali hinggap di teras rumah, sambil bertanya tanya, sedari tadi Pupy belum juga menampakkan diri. Waktu pun terus berjalan, hingga sore tak nampak pula manusia kecil yang mengubah pandanganku pada mereka, para manusia.

*************

Lalalal,,,,,,,lalalalala....rasa bahagiaku membuat hidupku semakin berwarna. Pupy dan ibunya membuat hari-hariku berbeda. Berhari-hari aku mendatangi kediaman , tapi tak jua bertemu manusia manusia baik itu. Ah mungkin mereka sedang keluar kota, semoga hari ini aku akan bertemu mereka.

Tapi harapanku bertemu Pupy musnah sudah. Ketika aku melihat dua manusia dewasa menyambut kedatangan rombongan tamu dari ibukota. Mereka adalah penghuni penghuni baru yang akan menempatitempat nyaman ini selama seminggu. Bunga Jingga itu membisikiku, ternyata kediaman ini adalah sebuah vila, bukan tempat tinggal utama, dan Pupy hanya sementara menempati nya.

Pupy, Ibu...aku adalah makhluk yang tak punya waktu lama untuk bisa berada di dunia,,,,,,,adakah waktu untuk kita dapat bertemu. Di villa inilah kalian merubah kehidupanku. Akan kukenang kalian selalu,kutunggu kalian disini suatu hari nanti. Di Villa Kupu-Kupu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun