BELA NEGARA UNTUK KEMAKMURAN BANGSA
Â
Â
Â
Â
I. PENDAHULUAN
Bela negara merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai kemakmuran suatu bangsa. Secara umum, belanegara dapat diartikan sebagai kesadaran akan pentingnya memberikan kontribusi terhadap negara, baik secara ekonomi, politik, maupun sosial. Dalam konteks ini, belanegara tidak hanya mencakup kewajiban individu kepada negara, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab bersama dalam membangun dan menjaga kekuatan serta kesejahteraan bangsa. Oleh karena itu, memahami latar belakang belanegara sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Â
Pertama-tama, latar belakang belanegara dimulai dari sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Sejak masa penjajahan, masyarakat Indonesia telah menunjukkan semangat perjuangan yang tinggi untuk melepaskan diri dari belenggu kolonialisme. Perjuangan ini tidak hanya melibatkan para pahlawan, tetapi juga seluruh elemen masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran ini semakin berkembang seiring dengan perjalanan sejarah bangsa, di mana nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 menjadi landasan dalam berbangsa dan bernegara.
 Nilai-nilai tersebut menggarisbawahi pentingnya gotong royong, musyawarah, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Dalam konteks belanegara, sikap dan perilaku tersebut harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya sifat saling menghargai dan bekerja sama, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk mencapai kesejahteraan. Misalnya, partisipasi aktif dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan menjadi kunci dalam meningkatkualitas kehidupan masyarakat.
Selain itu, belanegara juga berhubungan erat dengan pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan anggaran negara yang bijaksana. Sumber daya alam Indonesia yang melimpah seharusnya dapat digunakan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat. Namun dalam praktiknya, seringkali terjadi ketidakadilan dalam penguasaan dan pemanfaatan sumber daya tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang transparan dan akuntabel agar seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari hasil pembangunan.
Di sisi lain, belanegara juga mencakup pengembangan karakter dan budaya nasional. Pendidikan yang menanamkan rasa cinta tanah air, rasa hormat terhadap perbedaan, serta pemahaman akan hak dan kewajiban sebagai warga negara perlu diberikan sejak dini. Dengan cara ini, generasi mendatang akan lebih peka terhadap tantangan yang dihadapi bangsa dan mampu berkontribusi dalam menciptakan kemakmuran yang berkelanjutan.
Di era globalisasi yang semakin pesat, belanegara juga harus disikapi dengan perspektif yang lebih luas. Persaingan antarnegara semakin ketat, sehingga diperlukan upaya kolektif dari seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Inovasi, kreativitas, dan penggunaan informasi teknologi menjadi aspek penting dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional.
Dengan demikian, latar belakang belanegara bukanlah awal dari terwujudnya kemakmuran bangsa. Melalui kesadaran, partisipasi, dan komitmen bersama, kita dapat membangun bangsa yang mandiri, adil, dan makmur. Tanggung jawab ini bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama.
Â
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Â
Bela Negara dipandang penting untuk menjamin kemakmuran bangsa. Bela Negara tidak hanya melibatkan kesiapan militer tetapi juga keterlibatan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan, dengan mempromosikan nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran akan identitas nasional, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip Pancasila (ideologi negara) dan Undang-Undang Dasar 1945. Komitmen ini diperlukan untuk mencapai tujuan nasional seperti melindungi integritas dan kedaulatan Indonesia sambil membina kesejahteraan sosial dan keadilan bagi semua warga negara.
Â
- Tantangan dan acaman bela negara
- Di era globalisasi ini, tantangan terhadap bela negara semakin kompleks dan beragam. Salah satu ancaman terbesar adalah terorisme dan radikalisasi, yang dapat merusak tatanan sosial serta mengganggu keamanan nasional. Mahasiswa, sebagai individu yang cerdas dan kritis, seharusnya mampu mengidentifikasi potensi ancaman ini dan menyebarkan luaskan pemahaman tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Selain itu, tantangan teknologi informasi juga harus diperhatikan. Penyebaran informasi palsu atau hoaks dapat memicu ketegangan sosial dan politik, yang pada akhirnya menambah semangat bela negara di kalangan masyarakat.
Hambatan dalam kemakmuran
- Kemakmuran bangsa tidak dapat dicapai tanpa adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Namun, terdapat banyak hambatan yang menghalangi upaya tersebut. Korupsi, misalnya, menjadi salah satu penghalang utama yang merusak sistem pemerintahan dan kepercayaan masyarakat. Dari sudut pandang mahasiswa, penting untuk memahami bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab setiap individu. Kesadaran dan partisipasi aktif mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan akuntabel.
- Gangguan politik dan sosial
- Gangguan sosial dan politik juga merupakan isu serius yang dihadapi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan aksi demonstrasi atau bahkan anarki. Dalam konteks ini, siswa memiliki peran penting dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Melalui diskusi dan dialog yang konstruktif, mereka dapat berkontribusi pada proses pengambilan keputusan yang lebih baik. Selain itu, pendidikan politik di kalangan pelajar perlu ditingkatkan agar mereka lebih paham tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
III. KESIMPULAN
Bela Negara merupakan bagian integral dari strategi Indonesia untuk mencapai kesejahteraan nasional di tengah berbagai tantangan. Dengan memupuk rasa identitas nasional dan tanggung jawab yang kuat di antara warga negaranya, Indonesia bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang tangiiguh yang mampu mengatasi ancaman internal dan eksternal. Komitmen terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi prinsip panduan untuk upaya ini, memastikan bahwa setiap warga negara berkontribusi pada pertahanan negara sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
- Ari Nurhayati, Arifuddin Uksan, Editha Praditya Duarte. (2022). Upaya Bela Negara di Era Society 5.0 . Jurnal Kewarganegaraan, Vol. 6 No.2.PDF .
- Raden Mas Jerry Indrawan, Efriza. (2018). Membangun Komponen Cadangan Berbasis Kemampuan Bela Negara sebagai Kekuatan Pertahanan Indonesia Menghadapi Ancaman Nir-Militer . Jurnal Pertahanan dan Bela Negara, Vol. 8 No.2, Hal 21-40.
- Nicole Felice. (2023). Hubungan Ketahanan Nasional dan AGHT . UNIVERSITAS BINUS.
- Â Indrawan, RMJ, & Efriza. (2018). Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) Indonesia di Masa Depan Sangat Bersifat Nir-Militer . Jurnal Pertahanan dan Bela Negara.
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H