Bambang Riyadi sengaja menaruh tarif harga Rp 10.000, di saat pedagang sekitar menarif harga Rp 8.000. Dengan alasan tidak enak dengan pedagang lain yang sudah berjualan sebelum kedatangan nya, dan ingin para calon pembeli lebih memilih para pedagang senior. "Mungkin karena sudah rezeki nya" ungkapan syukur Bambang Riyadi saat menaruh harga yang lebih menguntungkan pihak lain, namun usaha miliknya sendiri juga berjalan baik.
Pernah membuka cabang di Condongcatur namun hanya bertahan sampai empat bulan karena alasan tertentu.
Bahan-bahan yang dipakai pun berasal dari bahan-bahan bagus dan fresh. "karena pembeli kan lebih paham, lebih tau".Â
Pengunjung di hari biasa, biasanya hanya butuh sepuluh menit sudah terlayani. Jika tidak terlayani, maka akan dilakukan close order untuk sementara.Â
Hambatan yang dialami biasanya karena tempat parkir, pengunjung yang kurang sabar dalam mengantri, lalu pada masalah kehabisan bahan bakar Gas di saat banyak pesanan, begitupun kalau langka. Untuk warga sekitar sendiri tidak pernah ada hambatan. Beberapa kontribusi Bambang Riyadi pada warga sekitar memberikan kemudahan akses tempat untuk berjualan. Dari mulai lapangan, dan lainnya.
Tidak hanya suguhan makanan dan fasilitas nya yang menjadi daya tarik. Tetapi dengan adanya kontribusi dan dukungan dari warga sekitar dalam proses penjualan soto ayam Pak B ini harus menjadi contoh dan dijadikan daya tarik istimewa dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H