Tempat parkir sendiri merupakan hal yang menjadi kebutuhan para pengunjung berasal dari tempat jauh. Untuk di Soto Ayam Pak B, tempat parkir ini menjadi suatu hal yang sangat dipikirkan oleh pemilik. Mulai dari penjaga dan pengatur tempat parkir yang merupakan warga sekitar yang bersedia membantu mengatur kelancaran dan kenyamanan pengunjung yang mengantri di hari libur. Seperti hal nya ketika para pembeli di hari libur Idul Adha 17 Juni 2024, berikut ungkapan mereka terhadap tempat parkir di suasana antri.
"Untuk tempat parkir agak susah karena rame, tapi bisa di sekitar sini (disepanjang jalan didepan rumah warga dekat warung soto)" ungkap Ciko, pelanggan yang mendapat rekomendasi dari teman.
d. Perjalanan Awal Berdiri Hingga Bisa Sampai Sekarang
Bambang Riyadi selaku pemilik dan pendiri warung Soto Ayam Pak B, mengungkapkan asal mula perjalanan membangun warung soto. Pada wawancara dengan penulis, tanggal 17 Juni 2024.
Asal nama Pak B sebagai nama warung merupakan singkatan nama nya dari Bambang. Awal mula merintis usaha soto ayam ini pada tahun 2003 dikarenakan memiliki masalah krisis ekonomi menurun nya pendapatan.Â
Pertama kali merintis Bambang Riyadi melakukan strategi pemasaran dengan cara berkeliling antar gang sebelum memiliki warung, bermaksud untuk memperkenalkan usaha nya. Begitu warga sekitar mulai mengenali soto ayam Pak B ini, ia berhenti melakukan penjualan secara berkeliling. Lalu Bambang Riyadi mendirikan warung di tempat ini pada tahun 2009, kemudian mulai dikenal pada tahun 2014.Â
Untuk pertumbuhan pembeli bisa dikatakan cepat sekali didukung oleh promosi di sosial media yang dipegang oleh anak nya. Lalu bukan pertama kali nya soto ayam Pak B ini dijadikan pilihan untuk bahan konten, Bambang Riyadi sudah di datangi oleh berbagai akun promosi, seperti Wonderful Jogja dan lainnya.
Suasana ramai dan antri pun dikarenakan hari libur, jika di hari biasa tidak terlalu. Lalu untuk toping atau makanan-makanan pendamping soto yang tersedia merupakan kontribusi dan keterlibatan dari warga sekitar, hal ini merupakan anjuran dari Pemkot dan kelurahan. Kerjasama dilakukan tergantung siapa yang menginginkan, dengan syarat semua harga harus sama, harus seragam.
Seperti saat Idul Adha kemarin, Bambang Riyadi menghilangkan pesanan minuman dan melakukan kerjasama pada penjual es teh dari luar.
Modal awal sebesar Rp 7 juta dari pinjaman, dengan mengambil resiko bunga 5%. " Tuntutan bunga 5% ini tidak kecil, tapi karena saya yakin bisa, kita harus menghentikan rokok, makan di kurangi, untuk melunasi resiko dari modal itu". ungkap nya tentang modal yang memiliki resiko tinggi, tapi bisa teratasi. Sedangkan modal belanja sekarang, kurang lebih Rp 3,5 juta.Â