Pada awal maret 2020 virus COVID-19 mulai merebak di Indonesia. Hal tersebut membuat beberapa kegiatan yang melibatkan perkumpulan orang harus dihentikan. Beberapa bidang harus terhenti untuk sementara khususnya pada aktivitas pendidikan seperti sekolah dan perkuliahan. Pemerintah akhirnya memberlakukan kebijakan belajar dari rumah untuk dapat mencegah angka sebaran covid di tanah air.
Untuk memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, serta mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat kegiatan belajar melalui media online (Ruang Virtual). Â Pada awal masa pandemi, ruang virtual memegang peran krusial karena hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan sekolah dilaksanakan secara online.
Ancaman Varian Baru
Seiring berjalannya waktu pada  bulan September 2021 virus covid mulai mereda. Hal itu membuat beberapa kampus mulai melaksanakan penggabungan kuliah tatap muka dan kuliah daring (Hybrid) bahkan sudah ada wacana bahwa kegiatan belajar akan dilaksanakan secara full tatap muka. Namun sayangnya hal tersebut kini mendapatkan ancaman kembali mengingat masuknya virus corona varian omicron. Tidak menutup kemungkinan bahwa gelombang omicron akan membuat rencana perkuliahan tatap muka 100% yang rencananya akan diselenggarakan akan batal digelar mengingat virus ini memiliki tingkat penyebaran yang cukup tinggi dibandingkan dengan varian Delta.
Jika virus ini terus bermutasi maka kegiatan belajar melalui Pertemuan Tatap Muka (PTM) bisa jadi akan tertunda sampai batas waktu yang tidak bisa diperkirakan. Maka dari itu diperlukannya sebuah ruang virtual yang dapat mengakomodir kegiatan  belajar mengajar tersebut secara efektif dan dapat dipergunakan sebaik mungkin. Beberapa Ruang Virtual yang biasa digunakan dengan sangat mudah ketika kegiatan pembelajaran diliburkan adalah sebagai berikut :
1. Whatsapp
Whatsapp merupakan aplikasi berbasis chatting yang dapat memudahkan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan melalui whatsapp kegiatan belajar mengajar akan lebih mudah di semua jaringan baik itu melalui 3G maupun 4G. Selain itu dengan menggunakan WA kita dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto atau data yang lain. Pengguanaan whatsApp atau group WA akan membantu kita untuk menyebarkan informasi penting.
2. Zoom
Merupakan aplikasi pembelajaran yang sering digunakan oleh beberapa kampus khususnya UNISA Yogyakarta dalam melakukan pembelajaran. Zoom merupakan aplikasi yang menyediakan layanan konferensi jarak jauh dengan menggabungkan konferensi video, pertemuan online, obrolan, hingga kolaborasi seluler. Dengan banyaknya fitur yang dimiliki aplikasi membuat kegiatan akan lebih interaktif karena antara pengajar dan pembelajar akan lebih interaktif.
3. Instagram
Instagram merupakan salah satu media sosial yang sering digunakan oleh anak muda zaman sekarang. Instagram bisa menjadi jembatan informasi antara pengajar dan mahasiswa. Pengajar dapat menggunakan Instagram untuk mengumumkan suatu tugas secara kreatif, dan mahasiwa juga dapat membagikan tugas yang diberikan melalui aplikasi ini. Hal ini akan menumbuhkan mahasiswa yang lebih kreatif dalam menggunakan sosial media.
4. Youtube
YouTube adalah sebuah situs website media sharing video online terbesar dan paling populer di dunia internet. Saat ini pengguna youtube tersebar di seluruh dunia dari berbagai kalangan usia, dari tingkat anak-anak sampai dewasa. Dalam mendukung kegiatan belajar di Universitas Aisyiyah Yogyakarta khususnya jurusan kebidanan biasanya mahasiswa melakukan praktek yang diunggah ke platform ini sehingga bisa menjangkau serta melakukan edukasi ke beberapa lapisan masyarakat tentang dunia kebidanan.
Namun sayangnya implementasi dari belajar melalui ruang virtual di Indonesia tersebut sering menemui kendala. Salah satu kendala yang sering ditemui adalah kurang meratanya jaringan sinyal di Indonesia, sehingga beberapa pelajar yang tinggal di pelosok pedesaan kadang terkendala oleh jaringan sehingga perkuliahan yang dilaksanakan tidak bisa maksimal. Selain itu lebih parahnya, beberapa anak bahkan tidak memiliki kemampuan untuk membeli gadget sampai paket data dikarenakan angka penghasilan orang tua yang rendah.  Pengajar juga masih sering ditemui  kurang menguasai tentang penggunakan teknologi terutama guru yang sudah lanjut usia ataupun guru yang berada di pedesaan,dalam hal ini tentunya dapat menghambat proses pembelajaran.
Selain itu di beberapa jurusan perkuliahan terkadang memerlukan Praktek yang membutuhkan pertemuan secara langsung agar lebih efektif. Misalnya di jurusan yang penulis jalani yakni di bidang kebidanan dimana untuk menjadi bidan diperlukan beberapa praktek-praktek secara langsung untuk mengasah pengetahuan, keterampilan, dan skill dalam menangani proses persalinan.
Belajar melalui ruang virtual tetap harus difasilitasi dan terus dikembangkan agar proses belajar bisa tetap berjalan ketika pandemi terus bergulir. Belajar melalui ruang virtual bisa jadi adalah suatu metode pembelajaran yang efektif jika beberapa platform belajar bisa menjawab keresahan melalui fitur-fitur yang bisa lebih interaktif dan menarik. Misalnya seperti menggabunggkan fitur Augmented Reality dalam pembelajaran, sehingga kegiatan praktikum akan lebih efektif jika dilakukan dari rumah. Selain itu juga akan lebih menyenangkan dan interaktif.
Di era Virtual ini semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dimana dan kapan saja melaui ruang virtual yang telah disediakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H