Dhiyaa' Jauzaa' Az Zahra'
12 IPS 1, SMAN 3 Kabupaten Tangerang
       Kearifan lokal adalah suatu kebiasaan yang menjadi aktivitas rutin dalam masyarakat sehingga menjadi kebudayaan lokal di suatu daerah untuk menjawab berbagai kebutuhan mereka. Kearifan lokal merupakan kebijakan, kecerdasan, dan pengetahuan setempat sebagai hasil interaksi masyarakat dengan lingkungan sekitarnya. Daerah Kalimantan Barat didominasi oleh suku Dayak dan Melayu yang dalam kearifan lokalnya mempunyai nilai-nilai pemersatu masyarakat, wadah interaksi antar komunitas, serta wadah sosial, budaya, dan agama sehingga menjadi kebudayaan yang khas.
       Tenun merupakan suatu kerajinan tangan yang dibuat dengan benang kapas atau sutra dengan cara melintang. Tenun Corak Insang adalah tenun khas Pontianak yang menjadi kebanggaan warga Pontianak. Corak ini memiliki pembeda dengan corak lainnya, sebab biasanya tenun menggunakan benang emas dalam pembuatannya. Akan tetapi, tenun Corak Insang tidak menggunakan benang emas. Meskipun demikian, tenun Corak Insang yang merupakan warisan dari masa kejayaan dan kebesaran Kesultanan Kadriah di zaman itu hanya digunakan oleh Sultan dan kerabatnya. Sehingga di zaman itu, penggunaan tenun Corak Insang dapat menunjukkan status sosial seseorang. Namun, seiring perkembangan zaman, tenun Corak Insang dapat digunakan oleh siapa pun dan dapat dimodifikasi asalkan tanpa menghilangkan identitas Corak Insang tersebut.
       Penamaan Corak Insang sendiri tidak terlepas dari adat istiadat dan lingkungan masyarakat. Nama Corak Insang memiliki makna bahwa insang ikan menggambarkan alat kehidupan atau alat pernapasan pada ikan sehingga merupakan simbol dari nafas, hidup, dan bergerak. Sehingga tenun Corak Insang merupakan karya kerajinan tangan yang mengungkapkan rasa cinta kepada alam dan lingkungan serta semangat keseharian yang bersifat dinamis untuk terus memacu pembangunan (bernafas, hidup, dan bergerak). Terlepas dari arti Corak Insang, penamaan tenun ini tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Melayu Kesultanan Kadriah yang mendiami kawasan di sepanjang Sungai Kapuas. Ikan merupakan bagian dari kehidupan nelayan. Oleh karena itu, filosofi Corak Insang ini berkaitan erat dengan masyarakat Pontianak yang sejak dulu tinggal di sepanjang Sungai Kapuas serta menjadi nelayan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Budaya masyarakat ini kemudian dilukiskan dalam tenun Corak Insang.
       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta globalisasi memberikan pengaruh terhadap tenun Corak Insang. Dahulu pembuatan tenun Corak insang menggunakan cara manual yakni dengan tangan dan alat tenun sederhana, memanfaatkan tumbuhan sekitar, dan memakai pewarna alami. Dahulu tenun Corak Insang menjadi tolak ukur keterampilan anak gadis. Namun sejak berkembangnya IPTEK, pembuatan tenun Corak Insang banyak dibuat dengan pabrik tekstil dan diproduksi secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan permintaan.
       Di era perkembangan IPTEK seperti saat ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi keberadaan kearifan lokal. Dengan adanya berbagai kemudahan dapat menyebabkan perubahan budaya di suatu daerah akibat pengaruh budaya dari luar daerah. Perubahan budaya pada suatu daerah menyebabkan degradasi terhadap budaya asli di daerah tersebut sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi kepunahan budaya asli di daerah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian dan eksistensi tenun Corak Insang.
Bersinergi dengan IPTEK
       Globalisasi merupakan hal yang tidak bisa ditolak dan dihindari oleh masyarakat. Masyarakat merupakan makhluk yang bersifat dinamis sehingga selalu mengikuti perkembangan zaman. Iptek dapat memberikan kemudahan transfer informasi secara global sehingga dapat menjadi media promosi yang berpeluang baik. Seiring berkembangnya IPTEK, terdapat berbagai macam platform yang dapat dijadikan pilihan untuk mengedukasi masyarakat dalam negeri maupun luar negeri sekaligus mempromosikan kearifan lokal. Situs web dan media sosial menjadi beberapa platform yang banyak digunakan untuk menyebarluaskan informasi terkait dengan kearifan lokal.
       Tenun Corak Insang sendiri telah bersinergi dengan IPTEK dalam proses pemasarannya. Perajin tenun Corak Insang telah memasarkan produknya baik di dalam negeri maupun luar negeri dengan menggunakan e-commerse yang dikembangkan menggunakan IPTEK sehingga pasar tenun Corak Insang tidak terbatas. Bukan hanya dalam proses pemasarannya, IPTEK juga memberikan kemudahan untuk mengenalkan tenun Corak Insang kepada masyarakat luas. Terdapat berbagai situs web yang telah menyediakan berbagai informasi terkait tenun Corak Insang seperti iWareBatik, hingga jurnal-jurnal yang menyediakan informasi hasil riset mengenai tenun Corak Insang. Oleh karena itu, dengan adanya perkembangan IPTEK, memberikan kemudahan dalam pengenalan, edukasi, dan pemasaran tenun Corak Insang sehingga diharapkan tenun Corak Insang lebih dikenal masyarakat.
Diseminasi berbasis Kampung Batik Wisata
      Diseminasi merupakan proses penyebaran pengetahuan maupun informasi kepada khalayak luas. Diseminasi merupakan hal yang penting dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kampung Batik Wisata merupakan salah satu strategi diseminasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal sebagai proses pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya Kampung Batik yang dikolaborasikan untuk wisata dapat menjadi sarana pelestarian kearifan lokal di masyarakat sekaligus dapat memberdayakan masyarakat supaya masyarakat mempunyai penghasilan dari kegiatan wisata.
      Dalam pelestarian tenun Corak Insang, Kampung Batik memberikan peluang yang besar terhadap pemberdayaan masyarakat lokal khususnya masyarakat Pontianak. Kampung Batik sendiri mendapat dukungan baik dari pemerintahan daerah Pontianak. Terdapat beberapa Kampung Batik yang berada di daerah Pontianak seperti Kampung Tenun Khatulistiwa dan Kampung Batik Kamboja yang menjadi sentra tenun Corak Insang.
Pelatihan terhadap Masyarakat
      Proses pelestarian suatu kearifan lokal bukan hanya sekadar pengenalan terkait suatu kearifan lokal. Akan tetapi, diperlukan pewarisan budaya supaya kearifan lokal tenun Corak Insang ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat luas tetapi juga dapat diteruskan keberlangsungannya. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan terhadap masyarakat khususnya masyarakat lokal di daerah Pontianak supaya tenun Corak Insang dapat terus diproduksi sehingga meminimalkan risiko kepunahan budaya. Salah satu cara pelatihan pembuatan tenun Corak Insang ini umumnya dilakukan di Kampung Batik atau Kampung Tenun. Sebab di Kampung Batik Wisata, pengunjung dapat melihat dan melakukan pelatihan pembuatan tenun Corak Insang.
     Â
     Kearifan lokal merupakan suatu hal yang harus dilestarikan dan menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Di era globalisasi yang memperbesar peluang degradasi kearifan lokal, mengharuskan seluruh lapisan masyarakat menyadari bahwa kearifan lokal menjadi harta berharga suatu negara khususnya bagi Indonesia. Sebagai negara dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu memberikan makna bahwa pluralisme adalah hal yang harus dijaga oleh masyarakatnya. Hal yang membuat masyarakat Indonesia berbeda adalah budayanya. Masyarakat Pontianak khususnya pelaku budaya di daerah tersebut telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga eksistensi tenun Corak Insang di tengah arus globalisasi. Oleh karena itu, pelestarian tenun Corak Insang yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman dapat menjadi langkah preventif untuk mencegah kepunahan tenun Corak Insang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H