Mohon tunggu...
dhiya
dhiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa BINUS @Malang

Berkepribadian periang dan easy going serta pandai beradaptasi dengan lingkungan baru. Menyukai memotret, melukis, mendengarkan musik, dan travelling.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media Sosial dan Influencer dalam Pembentukan Identitas Subkultur Urban

28 Juni 2024   22:50 Diperbarui: 28 Juni 2024   22:59 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi milik Dhiya Miskah, property references oleh @mohanhazian dan @wordfangs)

Mungkin sudah banyak yang tau dengan istilah skena yang kembali ramai belakangan ini terutama di platform sosial media TikTok. Istilah skena tersebut sebenarnya sudah ada dari jaman dahulu, yang populer pada tahun 1940-an dengan bahasa inggris "scene". Tidak ada penjelasan lebih lanjut di KBBI karena skena sendiri bukan kata baku. Pada dasarnya merujuk pada jaringan sosial masyarakat yang memiliki minat, hobi, dan aktivitas tertentu dengan sifatnya yang cenderung temporer dan berubah seiring waktu. Beda dengan ruang lingkup "subkultur urban" yang lebih mapan dan seringkali beridentitas kolektif yang kuat seperti goth, punk, streetwear, indie, hip-hop, dan sebagainya.

Dengan jangkauan yang luas itu, subkultur urban tentu tidak lepas dari media sosial dan influencer yang memiliki peran signifikan dalam pembentukan identitasnya. Di mana dalam platform mereka, terjadi hal persuasif yang mengundang orang-orang yang memiliki minat dan similaritas yang sama untuk berkumpul.

Dalam berkomunikasi menunjukkan hal-hal yang diminatinya, influencer tersebut melibatkan berbagai teori komunikasi dengan para pengikutnya di antaranya:

1. Teori Kredibilitas Sumber (Source Credibility Theory)

Teori yang dikemukakan oleh Hovland, Janis, Kelly dalam bukunya yang berjudul Communication and Persuation ini berfokus pada bagaimana kredibilitas sumber pesan mempengaruhi penerimaan pesan oleh audiens. Mereka akan lebih terpersuasi ketika orang yang menyampaikan pesan komunikasi menunjukkan dirinya sebagi orang kredibel. Kredibilitas terdiri dari dua komponen utama yakni keahlian (expertise) dan kepercayaan (trustworthiness). Pengaplikasiannya seorang influencer yang dikenal karena memiliki keahlian dan reputasi di bidang tertentu (misalnya, ketika influencer fashion terpandang di urban streetwear, influencer skateboard terkenal dengan konten-konten hariannya mengenai olahraga tersebut) akan dianggap lebih kredibel dan dapat meningkatkan efektivitas pesan persuasi.

2. Teori Pengaruh Sosial (Social Influence Theory)

Teori ini melihat bagaimana individu dipengaruhi oleh orang lain dalam kelompok sosial mereka. Influencer, sebagai figur yang berpengaruh, dapat membentuk opini, perilaku, dan preferensi audiens mereka.

Sebagai contohnya, para influencer fashion yang awalnya hanya mengunggah konten kesehariannya dalam berpakaian menjadi berkembang memiliki brand clothing mereka sendiri dan menarik pelanggan loyal secara cepat dari pengikutnya karena sudah dianggap sebagai model peran yang diikuti dari awal, menunjukkan suatu minat yang sama.

3. Teori Daya Tarik (Attraction Theory)

Dikemukakan oleh McGuire, teori ini mengusulkan bahwa orang cenderung dipengaruhi oleh orang-orang lain yang dianggap memiliki daya tarik positif sehingga menghasilkan minat bertransaksi. Daya tarik ini bisa dikarenakan similaritas, familiaritas, dan kesukaan dalam diri seorang selebriti yang memaksimalkan efektifitas dari sebuah pesan yang ia sampaikan.

Pengaplikasiannya bisa ketika seorang influencer yang secara fisik menarik atau memiliki daya tarik karisma dapat membuat personal branding mereka mengenai subkultur urban yang berkaitan dengannya menjadi lebih menarik bagi konsumen. Mereka sering kali menjadi panutan dalam hal gaya hidup, fashion, dan perilaku. Kehadiran influencer dalam subkultur urban membantu melegitimasi dan memperkuat identitas kelompok tersebut.

Contoh konkretnya seperti influencer Mohan Hazian, Founder dari brand fashion streetwear Thank God I'm Insomniac (THXINSOMNIA). Brand itu terkenal di komunitas subkultur urban dan streetwear di Indonesia, dan telah mendapatkan pengikut setia di platform sosial medianya melalui desain unik dan kampanye kreatif yang ia sebarluaskan. Mohan Hazian sebagai influencer membuktikan perang pentingnya dalam membentuk identitas dan reputasi brand di dunia fashion urban Indonesia.

Dalam dunia musik, contohnya ada Baskara Putra dengan nama panggung Hindia yang merupakan vokalis memiliki pengaruh besar dalam skena musik indie dan alternatif di Indonesia. Lirik-liriknya yang mendalam, beberapa lagunya bahkan mengambil dari kutipan alkitab kepercayaan yang dianutnya meninggalkan kesan berbeda, berkesan personal resonan dengan banyak pendengar muda urban.

Pada intinya, media sosial dan influencer memegang peran kunci yang sangat penting dalam pembentukan, evolusi, dan penyebaran suatu identitas subkultur urban. Dua hal tersebut saling berdampingan di dunia modern saat ini untuk menjadikan suatu subkultur urban menjadi lebih terlihat dan memperoleh eksposur global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun