Nama sebuah produk dari suatu bisnis profesional sangatlah diperhatikan. Misalnya pemilihan nama mobil yang hendak diproduksi oleh pabrikan otomotif. Untuk konsumen kelas bawah, dipilih nama-nama seperti Panca, Agya, Karimun, dll. Untuk kelas menengah dipilih nama-nama seperti Jazz, Fortuner, Land Cruiser, dll. Dengan memilih nama yang cocok dengan sasaran, diharapkan angka penjualan sesuai dengan harapan. Untuk BBM produksi BUMN Pertamina, sungguh disayangkan pemilihan nama untuk BBM Subsidi dipilih nama yang mengesankan kualitas baik dan membanggakan. Premium. Padahal, BBM subsidi adalah produk yang angka penjualannya tidak ditargetkan untuk terjual sebanyak-banyaknya. Malah, BBM subsidi sangat perlu ditekan angka pemakaiannya. Seharusnya, perlu dipilih nama lain yang pas. Misalnya "BBM Subsidi", "BBM Rakyat Miskin", atau nama lain sesuai rekomendasi pakar perekayasaan sosial terkait.
[caption id="" align="aligncenter" width="479" caption="http://1.bp.blogspot.com/-bpWZfZUS9mM/TxzzqyyUlUI/AAAAAAAAACk/5hrm2XQAo2s/s1600/bbm-pertamax-dan-premium.jpg"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H