Mohon tunggu...
Dhita Tri Murti
Dhita Tri Murti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo, saya Dhita Tri Murti. Saya merupakan mahasiswi aktif semester 5 jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Surabaya. Menulis adalah hobi saya yang perlu di kembangkan lagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identity, Youth, and Digital Culture

28 Desember 2023   13:31 Diperbarui: 28 Desember 2023   17:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains dari semua yang bersifat manual menjadi online dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Identity, Youth and Digital Culture. Mari kita mendalami makna dari masing - masing kata tersebut. 

Kata Identity memiliki pengertian harfiah, ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan orang lain. Identity juga merupakan keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari faktor Biologis, Psikologis, dan Sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.

Kata Youth menurut UNESCO adalah fase atau periode transisi dari masa kanak - kanak menuju ke fase dewasa yang mengarah pada kebebasan dan kesadaran akan posisi dan perannya dalam lingkungan komunitas.

Sementara, Digital Culture adalah sebuah konsep yang menggambarkan gagasan bahwa teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat. 

Pentingnya meningkatkan Digital Culture tentu saja untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan, memperluas jangkauan, menciptakan inovasi, kreativitas, fleksibilitas, memperluas jaringan dan memperluas bisnis. Salah satu new media yang paling digemari adalah media sosial. Media sosial sangat berkaitan dengan remaja sekarang. Terbukti tidak ada remaja yang belum memiliki salah satu akun dari banyak nya media sosial tersebut. Media sosial sangat bermanfaat untuk melakukan komunikasi, edukasi, rekreasi, promosi, diseminasi, berinteraksi, dan lain sebagainya.

Media sosial sendiri merupakan platform berbasis internet yang mudah digunakan sehingga memungkinkan pengguna membuat dan berbagi konten (informasi, opini dan minat) dalam konteks yang beragam (informatif, edukatif, sindiran dan kritik) kepada khalayak yang lebih banyak lagi. 

Oleh karena itu, media sosial mempunyai efek berantai. Sehingga proses transmisi yang terjadi tidak berhenti pada satu audience pokok saja. Terkadang pada saat ini banyak provokasi dari pihak lain yang bergemuru. Sehingga dapat memunculkan stigma - stigma negatif yang dapat mengancam kesehatan mental terutama batin jika remaja yang baru saja bertransmisi dari anak - anak ke remaja. 

Dengan demikian, interaksi dan ekspresi pengguna melalui media internet memunculkan beberapa ke khawatiran seperti interaksi sosial yang berkurang di  dunia nyata, karena telah melakukan kehidupan sosial melalui media internet. Sehingga merasa bahwa sosialisasi tatap muka tidak lagi terlalu penting karena kebutuhan informasi dan representasi diri telah di dapatkan melalui internet.

Pada dasarnya, identitas diri pada remaja merupakan penjelasan tentang diri remaja itu sendiri yang menyangkut konsep diri, pekerjaan, dan perannya di masyarakat yang menjadikan keunikan seseorang, keinginan untuk menjadi orang yang berarti dan mendapatkan pengakuan dari lingkungan masyarakat. 

Media menghadirkan suatu budaya yang dimana orang dapat membangun identitas, rasa, budaya, kebangsaan. Membangun batas antara "Kami" dan "Mereka". Membentuk pandangan umum tentang dunia dan nilai - nilai yang terdalam. Mendefinisikan apa yang baik dan yang tidak. Juga menyediakan bahan - bahan untuk membuat identitas individu memasukkan diri dalam societies techno-kapitalis kontemporer sebagai bagian dari budaya global. 

Youtube yang juga merupakan media jurnalisme warga (citizen journalism) sekaligus merupakan alternative media, mengahadirkan fenomena dari aspek konsumen yang sekaligus menjadi produsen pesan. Partisipasi kaum muda di media digital seperti Youtube juga dapat dilihat sebagai bentuk partisipasi warga dan perayaan 'penampilan diri'. Partisipasi kaum muda yang didominasi orang biasa ini cenderung menghadirkan referensi dan representasi profil diri dan kehidupan sehari - hari. Akibatnya Youtube terasa personal, immidiate, tanpa batas, dan customizable.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun