Mohon tunggu...
Langit Jingga
Langit Jingga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bernama Pena Langit Jingga. Bungsu kelahiran Bogor, 13 Oktober. Mencintai dunia penulisan, anak-anak dan pendidikan. Addict dengan Coklat dan Es Krim *yang biasa jadi teman menulis*. Lulusan D3 Komunikasi ini bermimpi untuk bisa mengajar anak-anak pedalaman, membangun sekolah untuk anak-anak tidak mampu dan MIMPI 1000 BUKU :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketidaknyamanan Kondisi, Mengeluh dan Kepantasan Diri

4 September 2012   16:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:55 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13467777241219797371

Sebagian dari kita sering mengeluh berupa ragam bentuk dan ucap. Tentunya ketika sesuatu terjadi di luar dari ingin. Pekerjaan yang tidak sesuai harap, nilai kuliah yang tak kunjung merangkak naik, sikap suami yang kurang terpuji, anak yang sering kali membangkang dari orang tua dan banyak lagi lainnya.Mungkin sekarang rekan pembaca cepat-cepat ambil cermin dan ngaca dalem-dalem kemudian segera berujar “iya juga ya?”. Hehehe :).

Kelihatannya memang sepele hanya secuil kata yang kadang disikapi sebagai curcol emak-emak lagi belanja, curhatan mahasiswi pasrah yang gak lulus –eh— atau sekedar cerita warung kopi semata. Tapi sungguh efek pembicaraan itu tidak menghasilkan efek apa-apa selain menambah timbunan sampah keluhan yang akan membebani hidup. Bahkan parahnya menimbun kebahagiaan kita. Gak percaya? Ayo kita urai satu per satu.

Hal pertama yang perlu kita sikapi adalah berhenti mengeluhkan ketidaknyamanan situasi. Ada yang bilang dengan bercerita, numpahin uneg-uneg setidaknya mengurangi beban masalah –katanya—. Gak ada yang salah sih dengan statement itu. Tapi agaknya lebih tepat kalau kita biasakan tidak mendramatisir kondisi. Masalah berat sekalipun mampu kita atasi kok tanpa konfrensi pers untuk membagi beban masalah –ups—. Bukannya menambah mudah, justru secara tidak langsung keluhan akan menambah beban tiap diucapkan dan makin menimbun kebahagian hidup. Jika setiap masalah dikeluhkan,maka bayangkan tumpukan beban yang akan menimbun bahagia yang sebenarnya lebih banyak kalau kita bersyukur. Misalnya masalah uang belanja yang dirasa kurang dari suami. Daripada dikeluhkan, hanya akan terus membebani diri. Merasa kurang dan merasamakhluk paling menderita sejagad raya. Padahal, kalau dia banyak bersyukur, dia jauh lebih bahagia. Bersyukur masih bisa hidup nyaman, bahagia hidup bersama-sama orang yang dicintai. So, pilih mana, terus mengeluh dengan alibi mengurangi beban atau mau belajar bersyukur dan menikmati hidup?

Kedua, setiap ketidaksesuaian yang kita rasa itu tentu tidak sertamerta datang begitu saja. Menilik dari firman Allah bahwa Allah itu Maha Memantaskan. Artinya, Allah akan menyandingkan yang baik dengan yang baik dan sebaliknya yang buruk dengan yang buruk. Jadi hal pertama yang kita cek saat menemukan ketidaknyamanan adalah ambil cermin. –Hahhh cermin???? Buat apa coba???— Tapi ini beneran deh. Ambil cermin sambil muhasabah tapinya, bukan buat senyum-senyumsendiri di depan cermin. Kita muhasabah, bicara pada diri kita sendiri. Apa yang salah pada diri kita sampai kita ada di kondisi seperti ini. Misalnya “kenapa ya anak saya tuh kalo dikasih tau susah banget!”. Nah, buru-buru dah ambil kaca. Ngobrol sama diri sendiri, kira-kira apa yang salah sama diri kita. Mungkin kita Cuma pinter nyuruh anak berbuat ini dan itu tapi gak bisa jadi role model yang baik. –NAH!— itu poin utamanya. Temukan sebab ketidakpantasan kita memperoleh sesuatu yang baik. Tiadalah mungkin Allah yang Maha Bijak memberikan kita yang kurang bila kita pantas memperoleh yang lebih. Right?

So, Segera temukan ketidakpantasan yang mengakibatkan kita ada di kondisi kurang baik. Perbaiki kondisi sehingga kita pantas memperoleh yang lebih baik.

Menulis artikel ini bukanlah berarti saya adalah orang yang free dari keluhan. Artikel ini juga sebagai reminder saya untuk terus berkaca, terus berusaha menekan diri dari keluhan yang tidak manfaat. Mari sempurnakan hidup dengan sering bermuhasabah, temukan ketidakpantasan dan segera perbaiki untuk kondisi yang lebih baik lagi.

Wallahu’alam.. :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun