Mohon tunggu...
Dhita Nur Arfah
Dhita Nur Arfah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UPI Kampus Cibiru

Hidup adalah pelajaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar melalui Program KKN Tematik UPI 2021

17 Juli 2021   17:13 Diperbarui: 17 Juli 2021   18:39 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang cukup penting untuk dimiliki peserta didik. Hal tersebut dikarenakan keterampilan berbahasa akan sangat aplikatif dan sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari peserta didik. Dengan keterampilan berbahasa, peserta didik dapat mengungkapkan pikiran, mengekspresikan perasaan, mengungkapkan gagasan, mampu berkomunikasi dan berinterakasi dalam kehidupan bermasyarakat. Di sekolah dasar, membaca merupakan pembelajaran permulaan yang akan diajarkan kepada peserta didik. Membaca dapat melatih otak anak dalam perkembangan berpikir, dan menjadi pendukung kemampuan berkomunikasi peserta didik.

Melalui membaca, peserta didik bisa menggali bakat dan potensi mereka, memacu peningkatan daya nalar, melatih konsentrasi, dan peningkatan prestasi sekolah. Melalui kegiatan membaca siswa bisa sekaligus mempelajari mata pelajaran yang lain, dan melalui kegiatan membaca siswa mampu mengetahui segala jenis informasi yang berkembang di sekitarnya dan mengolahnya sebagai ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Mengingat begitu banyak hal yang bisa siswa peroleh dari kegiatan membaca, maka jelas bahwa membaca sangat penting bagi siswa

Tetapi pada kenyataannya kegiatan membaca masyarakat di Indonesia khususnya para peserta didik masih membutuhkan pembinaan lebih. Hadi (2003) yang menyatakan bahwa kegiatan membaca masyarakat Indonesia masih rendah dan belum dijadikan sebuah kebiasaan. Penyebab kondisi rendahnya minat membaca siswa dipaparkan dalam penelitian Erna MS (2007) yang menyatakan rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak-anak yang tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka.

Ditambah lagi situasi masa pandemi Covid-19 yang penyebarannya begitu cepat, tidak hanya di Indonesia bahkan negara lain pun merasakannya. Akibat adanya pandemi Covid-19 ini sangat berdampak terhadap beberapa sektor, yakni pendidikan dan ekonomi. Sebagai contoh dampak bagi sektor pendidikan yaitu mengharuskan segala bentuk pendidikan secara jarak jauh (PJJ). Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2012 yang dimaksud dengan PJJ terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) bahwa Pendidikan jarak jauh yang selanjutnya disebut PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, dan media lain.

Dalam PJJ peran orang tua menjadi sangat besar dalam kelancaran belajar peserta didik. Dalam minat membaca juga sangat dipengaruhi kondisi keluarga. Ini menyebabkan beberapa keluhan orang tua, baik itu dalam mengajarkan anaknya maupun memotivasi anak untuk semangat belajar membaca. Keterampilan berbahasa yang biasanya dikembangkan lebih lanjut di sekolah oleh para pendidik, menjadi tidak sepenuhnya efektif sehingga menimbulkan adanya peserta didik yang mengalami kendala dalam belajar membaca. Padahal keterampilan berbahasa, yakni keterampilan membaca merupakan kemampuan dasar yang cukup penting bagi peserta didik untuk dimiliki.

Oleh karena itu melalui program KKN Tematik UPI, seorang mahasiswa melakukan kegiatan pembinaan belajar membaca tambahan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan membaca. Melalui program ini siswa yang mengalami kesulitan membaca akan diajarkan dengan pembelajaran permulaan membaca yang menyenangkan agar memotivasi semangat belajar membaca peserta didik. Kegiatan ini dapat dilakukan secara daring dengan membentuk kelompok belajar yang terdiri dari beberapa orang, maupun luring secara door to door. 

Pembinaan luring hanya memfasilitasi bagi peserta didik yang ingin belajar membaca namun keterbatasan teknologi dan ekonomi. Sehingga KKN Tematik UPI ini dapat menjadi sarana untuk memperkuat pendidikan Negara. Membaca termasuk keterampilan yang harus dikuasai sehingga diharapkan setelah menguasai kompetensi tersebut maka kegiatan membaca siswa dapat meningkat dan berguna, baik untuk kehidupan sehari-harinya, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun