Mohon tunggu...
Dhita Erdittya
Dhita Erdittya Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Mahasiswa PPG Pendidikan IPA, Blogger, Editor, Mommy of Two, Pelaku Less Waste

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "The Snow Queen Mirror Lands" | Kalau Kamu Harus Bersekutu dengan Mantan Musuhmu, Mau?

7 November 2019   23:44 Diperbarui: 8 November 2019   08:53 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mendapat bantuan dari mantan musuh lebih baik daripada harus menahan kesengsaraan".

Itulah inti dari film The Snow Queen Mirror Lands. Sore tadi, pukul 16.00 WIB di CGV Jwalk Sahid Yogyakarta, saya dan beberapa teman blogger diundang untuk ikut menonton screening film asal Rusia ini. Tayang perdananya besok, tanggal 8 November 2019. Apa sih yang menarik dari film ini? 

Kalau pernah dengar cerita Putri Tidur, kamu pasti tahu Penyihir Jahat yang membuatnya tertidur karena memakan buah apel beracun. Nah, kalau Snow Queen ini menyihir seluruh kerajaan menjadi beku. Tak terlintas di benak saya bahwa film ini mengangkat tokoh jahat utama menjadi penolong tokoh utama. 

Sebenarnya, film ini adalah film sekuel. Dari tahun 2014, sudah ada 4 sekuel dan bab Mirror Lands adalah sekuel keempat. Saat menonton, mungkin akan bingung karena tidak tahu cerita film sebelumnya bagi yang tidak mengikuti. 

CGV memberikan layanan mantap dari dentuman getar saat ada adegan yang heboh seperti runtuhnya batu di Danau Geo. Anak saya yang memang lembut hatinya (ehem) terlihat kaget mendengar suara yang berasa hidup itu. 

Film ini seru, jika memang kita menontonnya dari sekuel pertama. Tahu jalan cerita, tokohnya siapa saja, hubungan tokoh itu apa, akan menambah keasyikan sendiri. Maka, setelah tadi saya nonton sekuel empat, saya lanjut mencari sekuel awal di YouTube. Biar lebih ngeh nontonnya. Ini bisa jadi tips menonton film ini dengan menonton duluan sekuel sebelumnya. 

Tokoh yang saya sukai adalah Gerda pastinya. Gadis yang lahir di keluarga penyihir tapi tidak punya kekuatan sihir. Dia seperti saya waktu dulu. Mencari jati diri, apa sih kelebihan saya? Nampak pula kecemasan hati dan rasa down Gerda saat berpikir bahwa dia tak punya kekuatan. Dia overthinking kayak saya hahaha. Terlihat galau jika mengambil keputusan, apalagi saat ditemui roh Snow Queen untuk membantu keluarganya yang terjebak di Mirror Lands. 

Tokoh lain yang antagonis tapi ternyata protagonis adalah Queen Snow tentunya. Dia yang merasa kesepian hidup sendiri setelah Gerda menghukumnya di dalam Negeri Es, akhirnya terketuk untuk menyelamatkan para penyihir yang dijebak sang Raja. 

Oya, saya mohon maaf jika bercerita dengan alur melompat-lompat, karena tidak ingin spoiler juga hehe. Biar kalian penasaran dan besok datang sendiri ke CGV untuk menebus rasa penasaran itu. Lanjut! 

Awal kisah, Raja memerintahkan pengawalnya untuk mengundang para penyihir yang tersisa ke istana. Tipu muslihatnya adalah mengajak penyihir menunjukkan kemampuan dan dibayar emas. Keluarga Gerda yang punya kekuatan sihir, yaitu Ayah, Ibu dan Kakak Gerda bernama Kai, tertarik ikut. Tapi di sana lah mereka masuk perangkap. 

Pintu masuk ke Negeri Es ditemukan dan inilah tipu muslihat Raja menyuruh penyihir memasukinya. Padahal, tak ada yang bisa keluar dari sana. Hanya bisa masuk, tanpa bisa kembali ke dunia nyata. 

Di sini lah petualangan seru Gerda, Snow Queen, Alfida (bajak laut yang naik kapal terbang!) dan kawanannya, juga Raja Troll saling bahu membahu mencari cara mengeluarkan para penyihir. 

Kelebihan film ini adalah penguatan pesan moral yang disampaikan. Snow Queen yang tadinya jahat, berubah karena kondisinya yang kesepian. Dia tampak lebih bijak menasihati Gerda saat membantunya dengan menjadi roh. Gerda tak punya kekuatan sihir, tapi dia mampu menarik orang-orang untuk membantunya. 

Saya jadi ingat quote yang dijadikan judul buku "Tolonglah Orang Lain Maka Allah Akan Menolongmu". Nah seperti itulah pesan yang ingin disampaikan film ini dengan cara yang menarik. 

Sepanjang film, pasti ada saja komedinya. Film ini genrenya drama, komedi, action. Jadi suatu bakal ketawa ngakak, ikut tegang, takjub dan mengharu biru saat menyaksikan. Kekurangan film ini menurut saya adalah kadang ada adegan yang "Hah, dia siapa? Maksudnya apa? ". Ya karena itu tadi, saya tidak nonton sekuel sebelumnya. 

Ada juga kekerasan menurut saya yang belum layak ditonton anak pra dan SD awal. Jadi amannya bawa anak di atas 9 tahun. Ini menurut saya loh ya, kita bisa saja beda visi misi keluarga jadi balik lagi ke keputusan diri saja. Pun itu perlu bimbingan juga biar mereka enggak meniru. 

So, the last adalah saya sangat suka dengan plot twist pada sebelum akhir cerita. Saat anak Raja menghalangi ayahnya mengebom pintu masuk Mirror Lands. Ada apakah gerangan? Ya nonton saja sendiri biar gregetnya oke. Saya malah nangis di bagian ini huhuhu (terlalu lembut hati Mamak ini emang). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun