Semisal kan tidak lucu juga jika Starbuck jual kopi jadi (olahan) di Indonesia, yang notabene bahan baku-nya (anggap) dari Indonesia. Untung di Starbucks rugi di Indonesia dong jadinya, karena nilai yang kita dapat lebih rendah dari yang di dapat Starbucks.
Harapanya dalam era Globalisasi ini pemerintah lebih peka terhadap peluang-peluang ekonomi tersebut. Dengan mendorong asset industri dalam negri untuk lebih bersinergi dalam upaya meningkatkan daya saing, itu sangatlah penting dimana di sisi lain kita juga terbuka terhadap komoditas asing.
Mungkin pemerintah juga harus belajar pada Bapak Alim Markus pemilik Maspion Surabaya. Agar lebih bisa mengucapkan 'Cintailah Produk Dalam negri' kepada rakyat-nya.
Dhita Arinanda PM
3 Maret 2014