Pelatihan pertama yang diadakan oleh lini club the doctor, divisi Academic and Development pada Sabtu, 21 Oktober 2023 menghadirkan pembicara salah satu mahasiswa IPB University dari Departemen Fisika angkatan 57, Fauzani Lutfi Muhammad. Pelatihan bertemakan “Practical Teaching Learning Together With The Art of Teaching”, berisi tentang bagaimana konsep dan bentuk-bentuk dari pengajaran, apa saja nilai-nilai dasar dalam mengajar hingga keuntungan yang didapatkan, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal mengajar.
Pelatihan tersebut bertempat di gedung CCR IPB University, kegiatan ini diawali dengan doa dan pembacaan tilawah yang dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, himne IPB, dan mars asrama. Kemudian sambutan oleh ketua divisi Academic and Development, Muhammad Syafiq Romadhon. Setelah itu dilanjutkan dengan pengisian materi yang disampaikan oleh pembicara sebagai inti pokok kegiatan ini.
Bang Fauzan, panggilan akrab yang disematkan pada pemateri tersebut. Bang Fauzan memulai dengan perkenalan singkat dan berkesan, menceritakan bagaimana ia selama ini berkecimpung di dunia pendidikan terkhusus di dunia pengajaran. “Gue mulai terjun ngajar sekitar SMP sih, waktu itu cuman ngajar teman-teman sebaya aja”, ucap Bang Fauzan. Berawal dari membantu teman yang kesulitan dalam memahami mata pelajaran, membuat bang Fauzan nyaman dalam dunia pengajaran hingga saat ini. Dari mengajar Bang Fauzan telah banyak mendapatkan manfaat di dalamnya.
Pada pelatihan kali ini, Bang Fauzan menjelaskan mengenai konsep pengajaran dari sudut pandang yang berbeda. Konsep pengajaran yang terkesan sederhana dengan komunikasi dua arah antara murid dan pengajar agar apa yang disampaikan dapat dipahami dan mudah dicerna. Konsep pengajaran yang terkadang disepelekan banyak pengajar di luar sana. “Mengajarkan orang itu sebisa mungkin adanya interaksi sama muridnya biar kita gak asik sendiri” tutur Bang Fauzan.
Sebisa mungkin jalin interaksi dengan murid. Berikan apa yang diinginkan murid dari proses ajar mengajar itu. Berikan kebesasan murid untuk memilih apa yang mereka inginkan. Jangan kita bungkam mereka, biarkan mereka mengutarakan pendapat tentang apa yang sedang diajakan. Jangan hanya karena sebagai pengajar dapat seenaknya memegang kendali dari proses pengajaran.
”Mengajar bukan berarti menggurui” ujar Bang Fauzan. Sebab, pengajar juga manusia yang memiliki kekurangan. Tidak seharusnya pengajar bertindak seolah-olah yang paling benar. Murid hanya ingin memahami materi yang diberikan oleh pengajar sebagaimana yang ia butuhkan. Namun, murid juga akan lebih nyaman bersama pengajar yang penuh kehangatan dan pendekatan secara kontekstual.
“Jadikanlah murid sebagai teman” tutur Bang Fauzan. Murid tidak akan sungkan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait materi sehingga pembelajaran yang dilakukan akan efektif secara dua arah.
Waktu bukan segalanya untuk sebuah pembelajaran. Waktu bagi Bang fauzan mengajar sangat lapang, terbuka kapan pun dan dimana pun dibutuhkan sebab ia berpikir bahwa murid akan selalu membutuhkannya. Jika diperlukan untuk menjawab sebuah pertanyaan bisa saja menghubungi Bang Fauzan.
“Alhamdulillah, pendapatan gw selama mengajar bisa digunain untuk kebutuhan hidup sehari-hari walaupun gak begitu besar yang penting cukup” ujar Bang Fauzan. Mengajar dapat dijadikan profesi sampingan bagi semua orang, khususnya mahasiswa yang mana profesi ini dapat dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Apalagi mahasiswa seperti Bang Fauzan yang sudah memasuki semester akhir di dunia perkuliahan.
Pengajar yang baik adalah pengajar yang paham betul mengenai materi yang diajarkan. Secara tidak langsung, dapat dikatakan bahwa pengajar harus me-review materi terus menerus. Materi atas pemahaman si pengajar disampaikan dengan kata-kata yang dapat diterima sesuai porsi audiens. Bang fauzan lebih sering mengajar untuk mahasiswa tingkat pertama di IPB University secara umum maupun private serta bergabung pada bimbingan belajar sebagai tutor tetap didalamnya.
Pengajar pun dituntut untuk dapat menjelaskan dengan baik, artinya seorang pengajar harus mempunyai public speaking yang mumpuni. Grogi pasti menghampiri, terlebih lagi pada pengajar yang belum terbiasa berbicara di depan khalayak umum. Sama halnya seperti yang dialami Bang Fauzan di awal mengajar. Lambat laun, ia mulai terbiasa dengan hal tersebut. “Makin lama kek yaudah jalani aja” tutur Bang Fauzan.
Di dalam mengajar dibutuhkan program untuk memudahkan terjadinya proses tersebut dengan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh pengajar dengan bebas. Kurikulum dibuat bukan seenaknya saja tetapi dengan alasan dan konsekuensi yang ada. Semakin baik kurikulum tersebut disusun semakin baik pula proses pengajaran yang akan dijalani.
Setelah melakukan proses ajar mengajar sebaiknya pengajar selalu mengevaluasi dirinya agar proses mengajar berikutnya dapat lebih baik dari sebelumnya. Evaluasi di setiap pertemuan secara berkala dan konsisten. Salah satu evaluasi yang dapat dilakukan dengan membuat google form berupa pesan dan kesan secara anonim kepada murid seehingga mereka lebih bebas berekspresi untuk mengeluarkan pendapatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H