Puisi tersebut diadaptasikan dari cerpen yang berjudul "Harmoni yang Abadi" karya Muhammad Dhirgham Syani Aufa.
Makna dari puisi "Harmoni Abadi" adalah keabadian cinta yang melampaui batas fisik dan waktu. Meskipun salah satu pasangan telah tiada, cinta mereka tetap hidup dalam kenangan dan jiwa yang saling terhubung. Simbol dua merpati yang terbang bersama mencerminkan kesetiaan, keharmonisan, dan hubungan yang tak terpisahkan, bahkan oleh kematian.
Puisi ini menggambarkan bahwa cinta sejati tidak akan pernah pudar, meski badai kehidupan menghadang. Keindahan hubungan mereka tercermin dalam harmoni yang melibatkan tidak hanya rasa, tetapi juga keikhlasan menerima takdir, menjadikannya sebagai bagian dari keabadian cinta mereka di semesta.
Sinopsis cerpen: Leo, seorang musisi yang bekerja di kafe, dan Noona, seorang barista bersuara merdu, bertemu di kafe tempat Noona bekerja. Pertemuan mereka berawal dari obrolan sederhana yang kemudian berkembang menjadi hubungan penuh makna. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, Leo bermain gitar dan Noona bernyanyi, hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan menjalin hubungan selama lebih dari dua tahun. Ketika keluarga Noona pindah ke luar pulau, mereka menjalani hubungan jarak jauh. Suatu hari, Leo memutuskan untuk menemui dan melamar Noona. Namun, dalam perjalanan pesawatnya mengalami kecelakaan tragis, menewaskan semua penumpang. Leo sempat mengabari Noona sebelum pesawat jatuh, menyampaikan permintaan maaf dan cinta terakhirnya. Kepergian Leo meninggalkan duka mendalam bagi Noona, yang berusaha mengikhlaskan kehilangan tersebut.
Tautan Cerpen: https://pemudaindonesiaemas2045.blogspot.com/2024/11/cerpen-remaja-afraid.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H